Penerapan PSAK 71, Konservatisme, dan Relevansi Nilai: Studi pada Emiten Keuangan di Indonesia

M ADNAN EFFENDI P, Zuni Barokah, S.E., M.Comm., Ph.D., CA.

2021 | Tesis | MAGISTER AKUNTANSI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat konservatisme emiten-emiten keuangan di Indonesia serta menguji dampak penerapan PSAK 71 dan konservatisme pada relevansi nilai emiten-emiten keuangan di Indonesia. Penelitian ini melakukan pengamatan terhadap 64 emiten keuangan pada periode satu tahun sebelum diberlakukannya PSAK 71 dan 55 emiten keuangan pada periode satu tahun sejak mulai diberlakukannya PSAK 71 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tingkat konservatisme masing-masing entitas diukur dengan menggunakan Model Konservatisme Khan dan Watts (2009) dan skor yang diperoleh digunakan sebagai variabel independen utama tambahan pada Model Harga (Relevansi Nilai) Ohlson (1995). Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat konservatisme rata-rata emiten-emiten keuangan pada periode sebelum dan setelah diterapkannya PSAK 71 di Indonesia meningkat secara signifikan. Konservatisme pada rezim PSAK 71 tampaknya lebih memiliki relevansi nilai dan lebih dapat menjelaskan nilai pasar ekuitas perusahaan keuangan dibandingkan pada rezim sebelumnya (PSAK 55). Lebih lanjut, relevansi nilai relatif atas informasi konservatisme entitas lebih tinggi pada emiten keuangan dengan tingkat konservatisme yang tinggi (high conservatism firms) dibanding pada emiten keuangan dengan tingkat konservatisme rendah (low conservatism firms). Secara keseluruhan, temuan-temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa konservatisme memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas informasi akuntansi dan bernilai relevan bagi investor dan pengguna lainnya dalam pengambilan keputusan.

This study analyzes firm specific conservatism level of firms in the financial sector trading on the Indonesian Stock Exchange (IDX) and examines the impact of the newly implemented PSAK 71 as an adoption from IFRS 9 on the association between conservatism and value relevance of accounting information. A sample of 64 financial firms for the period of one year before PSAK 71 was firstly implemented and 55 financial firms for the period of one year since PSAK 71 was firstly implemented were analyzed cross-sectionally. The firm specific measure of conservatism was estimated using Khan and Watts (2009) approach and the scores thereof were employed as an additional independent variable on the Ohlson (1995) price model of value relevance. The results of the study showed that firm specific conservatism level in the financial sector on average increased significantly since PSAK 71 was firstly implemented. Conservatism provided under PSAK 71 appeared to be more useful to users and could better explain firms' market values than that under PSAK 55. Moreover, the results indicated that the relative value relevance of conservatism was higher for companies exhibiting higher level of conservatism (high conservatism firms) than those exhibiting lower level of conservatism (low conservatism firms). Overall, the results suggest that conservatism played a significant role in enhancing the quality of accounting information and is deemed relevant to investors and other users for decision making.

Kata Kunci : Value relevance, Relevansi Nilai, Konservatisme, Conservatism, IFRS 9, PSAK 71, Instrumen Keuangan, Financial instruments