Estimasi Nilai Faktor Cooling Load Temperature Difference (CLTD) Kota Surabaya

FADHILA FANDY, Dr. Eng. M Kholid Ridwan., S.T., M.Sc.; Dr. Ing. Andang Widiharto, M.T.

2021 | Skripsi | S1 TEKNIK FISIKA

Konsumsi energi listrik Surabaya meningkat setiap tahunnya dimana 40 persen dari konsumsi listriknya berasal dari sistem pendinginan udara. Kota Surabaya memiliki iklim tropis basah kering dengan temperatur rata-rata maksimum 35,6 derajat celcius dan temperatur rata-rata minimum 23,6 derajat celcius. Sementara itu, kriteria kenyamanan termal nyaman optimal menurut SNI 03-5672:2001 adalah antara 23,8 derajat celcius sampai 25,8 derajat celcius. Akibatnya, sistem pendinginan udara menjadi solusi untuk mendapatkan kenyamanan termal. Dalam mencapai sistem pendinginan udara yang optimal sehingga dapat mengurangi konsumsi listrik dan mencapai kenyamanan termal diperlukan data beban pendinginan bangunan. Salah satu perhitungan yang dapat dilakukan adalah dengan menghitung nilai faktor CLTD. Metode CLTD/SCL/CLF digunakan untuk menentukan nilai faktor CLTD untuk dinding yang diperoleh dengan model matematis CFFT yang mempertimbangkan perpindahan kalor konduksi tidak tunak yang melalui elemen selubung bangunan. Untuk mengolah perhitungan nilai faktor CLTD diperlukan koefisien perpindahan kalor permukaan dinding dalam, koefisien perpindahan kalor keseluruhan, rentang temperatur harian, dan temperatur dalam ruangan. Berdasarkan hasil dari penelitian, didapatkan bahwa nilai faktor CLTD maksimum berada pada dinding orientasi barat yaitu 25,6 derajat celcius yang terjadi pada pukul 18.00. Diikuti dengan dinding orientasi timur, dinding orientasi selatan, dan dinding orientasi utara dengan nilai faktor CLTD maksimum berturut-turut sebesar 21,1 derajat celcius, 20,1 derajat celcius, dan 20,0 derajat celcius.

Surabaya’s electricity consumption increases every year where 40 percent of its electricity consumption comes from air cooling systems. Surabaya has a tropical savanna climate with a 35.6 celcius degree maximum average temperature and 23.6 celcius degree minimum average temperature. Meanwhile, the optimal comfortable thermal comfort criteria according to SNI 03-5672:2001 is between 23.8 celcius degree to 25.8 celcius degree. As a result, the air-cooling system becomes a solution to get thermal comfort. Achieving an optimal air-cooling system to reduce electricity consumption and achieve thermal comfort required building cooling load data. One of the calculations that can be done is to calculate the value of CLTD factor. The CLTD/SCL/CLF method is used to determine the value of CLTD factor for wall obtained by a CFFT mathematical model that considers the unsteady conduction heat flow through the building envelope. To develop the calculation of the value of CLTD factor required combined heat transfer coefficient at the inner surface of the wall, overall heat transfer coefficient, outside air temperature, and design inside air temperature. Based on the research, it was found the maximum value of CLTD factor was on the west-oriented wall, which is 25.6 celcius degree at 18:00. Followed by an east-oriented wall, south-oriented wall, and north-oriented wall with consecutive maximum value of CLTD factor are 21.1 celcius degree, 20.1 celcius degree, and 20.0 celcius degree.

Kata Kunci : CLTD, CFFT, iklim tropis basah kering, beban pendinginan / CLTD, CFFT, tropical savanna climate, cooling load