POLITIK LOKAL MASYARAKAT SUMATERA BARAT: PEMAKNAAN ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH DALAM POLA KEPEMIMPINAN MASYARAKAT NAGARI MINANGKABAU
AMALIA YUNITA SARI, Evi Lina Sutrisno, S.Psi., M.A., Ph.D.
2021 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHANTulisan ini bertujuan dalam melakukan analisis mengenai budaya politik lokal masyarakat Nagari Minangkabau yang berkembang dan bertahan di tengah sistem politik demokrasi perwakilan yang diadopsi dari tradisi Romawi, serta strategi pemimpin Nagari Minangkabau dalam menerapkan dan menjalankan politik lokal agar diterima di tengah masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus observasi partisipatif dan wawancara mendalam, serta dilakukan analisis terhadap data yang didapatkan dengan metode induktif di wilayah Kelurahan Koto Lua, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa adat yang sampai saat ini dipercayai dan kental dalam kehidupan demokrasi masyarakat Minangkabau memiliki hubungan yang kuat dengan nilai – nilai ajaran islam dari warisan turun – temurun, yang dikenal dengan semboyan “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullahâ€. Dalam kehidupan berdemokrasi didapati bahwa masyarakat Minangkabau sangat menjunjung tinggi nilai badunsanak/kekerabatan yang dapat dilihat dalam kegiatan pemanfaatan ruang publik melalui kadai dan lapau dalam rangka penguatan keberlangsungan KAN (Kerapatan Adat Nagari), maupun dalam kegiatan demokrasi politik seperti pada pemilihan langsung Gubernur Sumatera Barat periode 2020-2025, sehingga dapat tercipta keberlangsungan politik yang terlaksana dengan baik dan menciptakan keselarasan hidup antar masyarakat Minangkabau.
The purpose of this study is to analyze the local political culture of the Nagari Minangkabau community that developed and survived in the midst of a representative democratic political system adopted from the Roman tradition, and the strategy of Nagari Minangkabau leaders in implementing and carrying out local politics to be accepted in the community. This research was conducted using a qualitative research method using participatory observation case studies and in-depth interviews, as well as an analysis of the data obtained by the inductive method in the Koto Lua Village area, Pauh District, Padang City, West Sumatra Province. From this research, it can be seen that the custom which until now is believed and thick in the democratic life of the Minangkabau people has a strong relationship with the values of Islamic teachings from its heritage, which is known as "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah''. In democratic life, it is found that the Minangkabau people highly respect the values of badunsanak/kinship which can be seen in the use of public space through kadai and lapau in order to strengthen the sustainability of KAN (Kerapatan Adat Nagari), as well as in political democracy activities such as in the direct election of the Governor of West Sumatra in the period 2020-2025, so that political sustainability can be carried out well and create harmony in life among the Minangkabau people.
Kata Kunci : : Politik lokal, masyarakat Minangkabau, demokrasi, ruang publik,syarak basandi kitabullah, badunsanak.