Implementasi Program Gerakan 100 Smart City Untuk Menunjang Digitalisasi Daerah-Studi Kasus Program Gerakan 100 Smart City 2018

NOVIANA ENDAH C, Latri Wihastuti S.E., M.Sc.

2021 | Tugas Akhir | D4 PEMBANGUNAN EKONOMI KEWILAYAHAN

Perkembangan fenomena urbanisasi yang semakin meningkat menjadikan berbagai tantangan dan masalah baru hadir di kota. Seiring dengan pertambahan populasi dunia yang diprediksi akan tinggal di wilayah perkotaan hingga 70% di tahun 2050 mendatang, kota perlu direncanakan dan diatur sedemikian rupa agar menjadi tempat yang layak huni serta memiliki fungsi sosial, ekonomi, budaya dan lainnya secara optimal. Konsep smart city hadir sebagai salah satu wujud inovasi bagi kota untuk menangani dan menyelesaikan berbagai tantangan yang ada di kota akibat pertumbuhan urbanisasi yang semakin meningkat. Program Gerakan 100 Smart City hadir untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan kota di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi program Gerakan 100 Smart City di Indonesia pada tahun 2018 serta untuk menjawab pertanyaan penelitian apakah program ini efektif dan apakah terdapat perbedaan diantara pulau dari kota peserta gerakan 100 smart city. Dalam penerapannya, Gerakan 100 Smart City mencoba untuk mengaplikasikan enam dimensi diantaranya adalah smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, dan smart environment. Masing masing dimensi diaplikasikan di setiap kota yang terpilih untuk menjadi peserta dalam Gerakan 100 Smart City sesuai dengan profil dan potensi serta masalah di masing masing kota. Melalui pengujian non parametrik dengan uji Wilcoxon Signed Rank diketahui nilai p-value sebesar 0.00 yang menandakan uji ini menerima H1 yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara kabupaten/kota sebelum dan setelah mengikuti program. Uji lain dilakukan seperti uji Kruskal Wallis dengan hasil p-value sebesar 0.19 yang menandakan menerima H0 dengan hasil tidak ada perbedaan yang signifikan antara indeks improvement di masing masing pulau kabupaten/kota peserta Gerakan 100 Smart City.

The development of the increasing phenomenon of urbanization makes a variety of new challenges and problems present in the city. As the world's population is predicted to live in urban areas by 70% by 2050, cities need to be planned and organized in such a way as to become habitable places and have optimal social, economic, cultural and other functions. The concept of smart cities comes as one of the forms of innovation for cities to handle and solve various challenges that exist in the city due to the growing urbanization. The 100 smart city movement program is present to answer various challenges and problems of cities in Indonesia. The aim of this study are to analyze the implementation of the 100 smart city movement program in Indonesia in 2018 and to answer research questions about whether the program is effective and whether there are differences between the islands of the 100 smart city movement participants. In its application, the 100 smart city movement tries to apply six dimensions including smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, and smart environment. Each dimension is applied in each city selected to be a participant in the 100 smart city movement according to the profile and potential and problems in each city. Through non-parametric testing with the Wilcoxon Signed Rank test it is known that p-value of 0.00 which indicates this test accepting H1 which means there is a significant difference between the city before and after joining the program. Another tests, Kruskal Wallis test has a p-value of 0.19 which signifies accepting H0 with the results of no significant difference between the improvement index in each island of the 100 smart city movement participants.

Kata Kunci : Urbanisasi, Smart City, Gerakan 100 Smart City / Urbanization, Smart City, 100 Smart City Movement