Analisis Kualitas Hidup Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Sebelum dan Sesudah Menghuni Rusunawa Joho, Kabupaten Sukoharjo
NARASTRAVIKA HENARDI PUTRI, Dr. RR. Wiwik Puji Mulyani, M.Si.
2021 | Skripsi | S1 GEOGRAFI LINGKUNGANMasyarakat berpenghasilan rendah merupakan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan akses dalam memenuhi kebutuhan dasar berupa rumah. Keterbatasan tersebut memungkinkan masyarakat berpenghasilan rendah memiliki kualitas hidup yang rendah. Pemerintah dalam mendukung masyarakat berpenghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan akan rumah, menyelenggarakan program infrastruktur berupa rumah susun sederhana sewa atau rusunawa yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik masyarakat berpenghasilan rendah yang menghuni Rusunawa Kabupaten Sukoharjo dan menganalisis perubahan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah sebelum dan sesudah menghuni Rusunawa Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam pengambilan data diantaranya adalah metode survei wawancara, observasi, dan pengumpulan data sekunder melalui instansi terkait. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar kepala rumah tangga masyarakat berpenghasilan rendah berada pada kelompok usia dewasa madya (40-60 tahun). MBR sebagian besar bekerja sebagai buruh/karyawan dan memiliki pendidikan terkahir SMA/sederajat. Kualitas hidup objektif yang diukur melalui indeks kualitas hidup menunjukkan penurunan antara sebelum dan sesudah huni, namun penurunan tersebut tidak signifikan. Penurunan terjadi pada beberapa indikator kualitas hidup objektif seperti penurunan penggunaan fasilitas kesehatan dalam aspek kesehatan, peningkatan persentase biaya rumah terhadap pendapatan dalam aspek ekonomi, dan penurunan luas lantai per kapita sesudah huni dalam aspek lingkungan sesudah huni. Sementara itu, peningkatan terjadi pada beberapa indikator mencakup peningkatan kondisi kesehatan secara keseluruhan dalam aspek kesehatan, waktu luang dan interaksi sosial dalam aspek sosial, dan penggunaan fasilitas BAB dan keamanan lingkungan pada aspek lingkungan. Kualitas hidup subjektif yang diukur melalui skala kepuasan hidup menunjukkan adanya peningkatan kepuasan hidup yang signifikan antara sebelum dan sesudah huni. Peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya kepuasan tersendiri sesudah MBR menghuni rusunawa seperti kepuasan untuk hidup mandiri dan berumahtangga sendiri serta tidak bergantung pada orangtua atau sanak saudara. MBR juga merasa kesenjangan masyarakat berkurang sesudah menghuni lingkungan rusunawa yang memiliki karakteristik masyarakat yang cenderung homogen.
Low income community is a community that faces difficulty affording basic necessity, such as a house. The limitation to access housing enabled the low income community to have lower quality of life. The government in supporting the low income community to have a house, held an infrastructure, housing program called rusunawa that expected to increase their quality of life. This research aims to know the characteristic of low income community that occupying Rusunawa in Sukoharjo Regency and to analysis the changes of low income community quality of life before and after occupying Rusunawa in Sukoharjo Regency. This research used quantitative approach. The method used in collecting data consist of survey by direct interview, observation, and collecting secondary data from related institution. Sampling method used in this study is census. Analysis method used in this study is quantitative descriptive analysis. The result of this study is the most head of household low income community is in the middle adulthood age group (40-60 years old). Most of them work as industrial labor and graduated from senior high school. Objective quality of life measured by quality of life index is decreased from before and after occupied, but it is not significant. The decline occurred in several indicators, including reduce used of health facilities in health aspect, the increase of percentage of house cost toward income in economic aspect, and decrease in housing space area per capita in environmental aspect. Meanwhile, quality of life increase in several indicator including the increase of health condition in health aspect, leisure time and social interaction in social aspect, and use in defecation facilities and environmental safety in environmental aspect after occupied. Subjective quality of life measured by satisfaction with life scale shows that there is a significant increase in life satisfaction between before and after occupancy. The increase was caused by individual satisfaction after the low income community occupied the rusunawa such as satisfaction to live independently, having their own household, and not dependent on their family anymore. The Low income community feels the gap in society is decreased after occupied the rusunawa that have a society characteristic more homogenous than the society before occupancy.
Kata Kunci : kualitas hidup, masyarakat berpenghasilan rendah, rusunawa, perumahan, quality of life, low income community, rusunawa, housing