Laporkan Masalah

PERAN KAMPUNG KELUARGA BERKUALITAS SENDANGSARI DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI PADUKUHAN KROCO, KALURAHAN SENDANGSARI, KAPANEWON PENGASIH, KABUPATEN KULON PROGO

RAHMISUTAR, Eka Zuni Lusi Astuti, S.Sos., M.A.

2021 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Isu stunting menjadi salah satu target pembangunan di bidang kesehatan dalam RPJMN 2020-2024. Penelitian Studi Status Gizi Balita di Indonesia (SSGBI) 2019 yang terintegrasi dengan Susenas Maret 2019 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2019 masih cukup tinggi, yaitu 26,67%. Oleh karena itu, dibutuhkan peran masyarakat di tingkat lokal untuk membantu pencegahan stunting, salah satunya melalui Kampung Keluarga Berkualitas (KB). Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran Kampung KB dalam melakukan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan yaitu pencegahan stunting. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep pembangunan masyarakat, konsep Kampung KB, konsep dasar stunting, konsep pemberdayaan masyarakat, dan konsep perilaku pencegahan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan eksploratori. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Kampung KB Sendangsari di Padukuhan Kroco. Adapun informan dalam penelitian ini terdiri dari kategori pemerintah (PLKB Kapanewon Pengasih, Pemerintah Kalurahan Sendangsari, Pemerintah Padukuhan Kroco), kategori pengurus Kampung KB Sendangsari (ketua Pokja dan pengurus lainnya), dan peserta Kampung KB Sendangsari (masyarakat Padukuhan Kroco) yang didapat melalui teknik purposive. Teknik pengumpulan datanya yaitu dengan observasi (sepenuhnya sebagai pengamat), wawancara (berstruktur dan non-struktur), dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kampung KB Sendangsari telah berperan dalam pencegahan stunting di Padukuhan Kroco. Pencegahan stunting oleh Kampung KB Sendangsari dilakukan dengan dua hal. Pertama, mendorong kerjasama lintas sektor dan lintas kelompok kegiatan (poktan) agar masyarakat dan berbagai sektor di luar Kampung KB dapat secara bersama-sama berperan dalam pencegahan stunting. Kedua, mengimplementasikan berbagai kegiatan pencegahan stunting, seperti memantau pertumbuhan balita melalui screening kesehatan dan Pemberian Makanan Tambahan. Pencegahan stunting di Kampung KB Sendangsari dilaksanakan melalui berbagai poktan seperti BKB Kenanga, BKR Tunas Harapan, PIK-R Mekar Asri, UPPKA Mukti Migunani, KWT Dhuawar, Pokdakan Beliksari dan Pokdakan Gondangsari, Posyandu Kenanga, dan Posbindu Kenanga. Kontribusi dari setiap kelompok kegiatan belum merata, akan tetapi setiap kelompok kegiatan saling bersinergi untuk melakukan kegiatan pencegahan stunting. Selain itu, ada intervensi lintas sektor di Kampung KB Sendangsari. Akan tetapi, intervensi tersebut belum diberikan seimbang pada setiap kelompok kegiatan. Tahapan pemberdayaan masyarakat di Kampung KB Sendangsari meliputi tahap penyadaran, transformasi, dan peningkatan kemampuan. Dengan demikian, masyarakat menjadi lebih sadar dan peduli terhadap kebutuhan dan permasalahannya, lebih berdaya, dan mampu berinovasi melalui kegiatan di Kampung KB Sendangsari untuk pencegahan stunting. Pemberdayaan di Kampung KB sendangsari mengutamakan adanya partisipasi aktif dari masyarakat dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga menikmati hasil. Kegiatan di Kampung KB ditujukan untuk masyarakat dengan kriteria tertentu, sehingga belum semua masyarakat di Padukuhan Kroco menerima manfaat dari adanya kegiatan di Kampung KB untuk pencegahan stunting. Saat pandemi Covid-19, ada beberapa kegiatan Kampung KB Sendangsari yang dibatasi, tidak dilakukan, atau digabungkan, dengan poktan lain. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat untuk pencegahan stunting di Kampung KB Sendangsari, masyarakat menjadi lebih berdaya dan mampu melakukan upaya pencegahan stunting sehingga jumlah stunting dapat mengalami penurunan. Selain itu, masyarakat juga mendapat banyak manfaat di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan, kesehatan, dan sosial budaya.

The issue of stunting is one of the development targets in the health sector in the 2020-2024 RPJMN. The 2019 Study on the Nutritional Status of Toddlers in Indonesia (SSGBI) which was integrated with the March 2019 Susenas showed that the prevalence of stunting in Indonesia in 2019 was still quite high, at 26.67%. Therefore, the role of the community at the local level is needed to help prevent stunting, one of which is through a Kampung Keluarga Berkualitas (KB). This research was conducted to see the role of the Kampung KB in empowering the community in health development, namely stunting prevention. The concepts used in this study are the concept of community development, the concept of Kampung KB, the basic concept of stunting, the concept of community empowerment, and the concept of preventive behavior. The research method used is a qualitative research method with an exploratory approach. The unit of analysis in this study is the Sendangsari KB Village in Padukuhan Kroco. The informants in this study consisted of government categories (PLKB Kapanewon Pengasih, Sendangsari Village Government, Padukuhan Kroco Government), Kampung KB Sendangsari administrators (Pokja chairpersons and other administrators), and Kampung KB Sendangsari participants (Padukuhan Kroco people) obtained through the technique purposive. The data collection technique is by observation (fully as an observer), interviews (structured and non-structured), and documentation. The results of this study indicate that the Kampung KB Sendangsari has played a role in preventing stunting in the Kroco Village. Prevention of stunting by the Kampung KB Sendangsari is carried out in two ways. First, to encourage cross-sectoral collaboration and cross-activity groups (poktan) so that the community and various sectors outside the Kampung KB can jointly play a role in stunting prevention. Second, implementing various stunting prevention activities, such as monitoring the growth of toddlers through health screening and supplementary feeding. Prevention of stunting in Kampung KB Sendangsari was carried out through various groups such as BKB Kenanga, BKR Tunas Harapan, PIK-R Mekar Asri, UPPKA Mukti Migunani, KWT Dhuawar, Pokdakan Beliksari and Pokdakan Gondangsari, Posyandu Kenanga, and Posbindu Kenanga. The contribution of each activity group has not been evenly distributed, but each activity group synergizes with each other to carry out stunting prevention activities. In addition, there is a cross-sectoral intervention in Kampung KB Sendangsari. However, these interventions have not been given equally to each activity group. The stages of community empowerment in Kampung KB Sendangsari include the stages of awareness, transformation, and capacity building. Thus, the community becomes more aware and concerned about their needs and problems, more empowered, and able to innovate through activities in the Kampung KB Sendangsari for stunting prevention. Empowerment in Kampung KB Sendangsari prioritizes the active participation of the community from the planning, implementation, to enjoying the results. Activities in Kampung KB are aimed at people with certain criteria, so that not all people in Padukuhan Kroco receive benefits from activities in Kampung KB for stunting prevention. During the Covid-19 pandemic, there were several activities of the Kampung KB Sendangsari that were limited, not carried out, or combined with other poktan. With community empowerment for stunting prevention in Kampung KB Sendangsari, the community becomes more empowered and able to take stunting prevention efforts so that the number of stunting can decrease. In addition, the community also gets many benefits in the fields of economy, science, health, and socio-culture.

Kata Kunci : Kampung KB, pencegahan stunting, pemberdayaan masyarakat

  1. S1-2021-413202-abstract.pdf  
  2. S1-2021-413202-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-413202-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-413202-title.pdf