RESILIENSI PENGEMUDI GOJEK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MENGHADAPI FLEKSIBILITAS KERJA DI MASA PANDEMI

REVI AYU MALINDA, Drs. Hendrie Adji Kusworo, M.Sc., Ph.D.

2021 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Penelitian ini berusaha untuk mengetahui bagaimana upaya resiliensi dari para pengemudi Gojek di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menghadapi fleksibilitas kerja di masa pandemi. Penelitian ini menunjukkan bahwa upaya resiliens yang dilakukan oleh para pengemudi dapat menjadi salah satu alternatif pemberdayaan mandiri untuk dapat bertahan dalam situasi yang sulit tanpa menggantungkan diri pada bantuan dari swasta maupun pemerintah. Gojek merupakan salah satu pekerjaan dengan jenis prekariat yang sedang membumi di Indonesia. Gojek hadir sebagai industri transportasi yang mudah untuk dimasuki setiap kalangan karena kualifikasi yang dibutuhkan dimiliki oleh rata-rata warga Indonesia. Ditambah Gojek tidak membatasi kuantitas mitra yang bekerja bersama sehingga pekerjaan ini dapat menjadi alternatif sumber mata pencaharian untuk warga yang sedang terbelit dalam krisis ekonomi akibat pandemi. Namun, adanya sistem fleksibel yang melekat pada industri Gojek menyebabkan mereka begitu rentan terhadap eksploitasi, sehingga penting adanya upaya untuk membentuk resiliensi dari para pengemudi. Peneliti menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dikarenakan dengan metode ini dirasa dapat mempetahankan relevansi dari fenomena resiliensi pengemudi Gojek di masa pandemi. Dengan metode ini, peneliti dapat melihat hubungan antara dua indikator yang diteliti, bagaimana bentuk resiliensi pengemudi Gojek terhadap fleksibilitas kerja industri prekariat di masa pandemi. Peneliti menggunakan unit analisis pengemudi Gojek yang aktif sejak sebelum hingga sesudah pandemi, dengan wilayah operasi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara lebih rinci, penelitian ini menemukan fakta yang menjadi intisari pembahasan. Pertama, resiliensi terbentuk dari proses yang dialami oleh pengemudi untuk dapat bertahan dalam situasi yang sulit. Kedua, upaya pemenuhan hak yang tidak dipenuhi oleh perusahaan berusaha untuk dipenuhi oleh pengemudi dengan mengikuti serikat Gojek di Yogyakarta. Ketiga, bahwa rata-rata pengemudi tidak akan menuntut hak-hak mereka terpenuhi apabila pekerjaan Gojek merupakan pekerjaan yang digantungkan untuk kebutuhan pokok rumah tangga. Keempat, meskipun demikian keberlangsungan proses kerja seperti yang dijalankan oleh PT. Gojek Indonesia menghambat pola pikir tenaga kerja muda untuk berinovasi dan berproduksi lebih dari apa yang mereka punya saat ini.

This study seeks to find out how the resilience efforts of Gojek drivers in the Special Region of Yogyakarta are dealing with work flexibility during the pandemic. This study shows that the resilience is carried out by drivers can be an alternative to self-empowerment to be able to survive in difficult situations without relying from the private sector or the government. Gojek is one of the precariate types of work that is currently on the ground in Indonesia. Gojek is present as a transportation industry that is easy for everyone to enter because the required qualifications are possessed by the average Indonesian citizen. Gojek does not limit the number of partners working together so this kind of industries can be an alternative source of livelihood for who are entangled in the economic crisis due to the pandemic. However, the existence of a flexible system inherent in the Gojek industry makes them so vulnerable to exploitation, so it is important to build resilience from drivers. The researcher uses a qualitative descriptive approach because this method is considered to be able to maintain the relevance of the Gojek driver resilience phenomenon during the pandemic. With this method, researchers can see the relation between the two indicators studied, how is the resilience of Gojek drivers to the work flexibility of the precariat industry during the pandemic. The researcher used the unit of analysis with Gojek drivers who were active from before to after the pandemic on Yogyakarta Special Region. In more detail, this study found facts that became the essence of the discussion. First, resilience is formed from the process experienced by drivers to be able to survive in difficult situations. Second, worker�s rights that are not fulfilled by the company are trying to be fulfilled by drivers by joining the Gojek union in Yogyakarta. Third, that the average driver will not demand that their rights be fulfilled if Gojek's job is a fulltime job. Fourth, however, the continuity of the work process as carried out by PT. Gojek Indonesia hinders the mindset of young workers to innovate and produce more than what they currently have.

Kata Kunci : pekerja prekariat, Gojek, resiliensi di masa pandemi / precariate workers, Gojek, resilience during the pandemic