Laporkan Masalah

AGROEKOSISTEM CEPAT DAN ONGKOS-ONGKOSNYA: TELAAH SOSIAL EKONOMI ATAS INTRODUKSI TANAMAN KOMERSIAL SECARA MASSIF DI DESA SIMEGO

REZA ALTAMAHA, Dr. Agung Wicaksono, M.A.

2021 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Studi ini membahas mengenai proses perubahan agroekosistem tanah tegalan yang terjadi di masyarakat pegunungan Jawa, tepatnya di Desa Simego, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa tengah. Perubahan agroekosistemik yang dilatarbelakangi oleh introduksi dan budidaya kentang secara massif dan intensif ini menghasilkan konsekuensi baik yang terjadi sekarang maupun diproyeksikan akan terjadi di waktu mendatang. Kedatangan kentang ke Simego yang hadir setelah era kejayaan jagung dan tembakau di dataran tinggi usai turut berkontribusi secara signifikan terhadap kehidupan masyarakat setempat. Dalam rangka menyibak dampak-dampak yang ditimbulkan dari agroekosistem cepat, dilakukan kerja lapangan yang berlangsung dari Januari 2020 - Februari 2020, dengan menerapkan metodologi etnografi yang ditunjang oleh survei ekonomi rumah tangga. Temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini kemudian dianalisis untuk dapat mengetahui gambaran mengenai konsekuensi yang terjadi sebagai akibat dari perubahan agroekosistem pada kawasan dataran tinggi di Jawa yang akhir-akhir ini berubah dengan cepat yang dibarengi oleh introduksi tanaman komersial skala cepat. Dinamika perubahan pertanian di masyarakat dataran tinggi Jawa ini nyatanya tidak pernah terlepas dari fenomena ledakan komoditas pertanian (boom crop) yang dalam konteks studi ini terwujud dalam pertanian kentang. Kehadiran tanaman kentang di Simego turut memperlihatkan perubahan pada masyarakat yang sebelumnya hidup dengan mengandalkan tanaman subsisten kemudian beralih pada budidaya tanaman komersial. Perubahan dari agroekosistem lambat menjadi agroekosistem cepat ini secara jelas memperlihatkan konsekuensi berupa perubahan ekonomi, sosial-budaya, serta lingkungan di masyarakat Simego. Terlebih lagi perubahan agroekosistem turut mendekatkan masyarakat pada spekulasi-spekulasi atas komoditas tanaman yang mereka budidayakan, apakah akan memakmurkan mereka atau justru akan merugikan mereka.

This study discusses the process of agroecosystem change in moors in the Javanese highland community, particularly in Simego Village, Petungkriyono District, Pekalongan Regency, Central Java. Caused by the introduction and intensification of potato cultivation, this agroecosystemic change brought consequences both in the present time and is projected to have the same effect in the future. The emergence of potatoes to Simego after the heyday of corn and tobacco in the highlands contributed significantly to the lives of the local community. To uncover the impacts of rapid agroecosystems, ethnographic fieldwork and household economic surveys were carried out in January 2020 until February 2020. The findings were then analyzed to describe the consequences that occur as a result of agroecosystem change, including the rapid introduction of other commercial-scale crops in the highland Java. The dynamics of agricultural change in the Javanese highland community is in fact never separated from the boom crop phenomenon. In the context of this study, the phenomenon manifests itself in potato cultivation. The existence of potato cultivation in Simego shows changes in the community whose lives previously relied on subsistence crops to the cultivation of commercial crops. The change from a slow agroecosystem to a rapid agroecosystem led to economic, socio-cultural, and environmental changes in the Simego community. Moreover, agroecosystem change prompted the community to speculate about commodity crops they cultivate, whether it will lead to prosperity or misery.

Kata Kunci : Pertanian kentang, masyarakat dataran tinggi, boom crop, agroekosistem

  1. S1-2021-399508-abstract.pdf  
  2. S1-2021-399508-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-399508-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-399508-title.pdf