Laporkan Masalah

THE EFFECT OF MOTHER'S BARGAINING POWER ON CHILD LABOR: EVIDENCE FROM THE INDONESIAN FAMILY LIFE SURVEY

JILAN ZAHRA JAUHARA, Elan Satriawan, M.Ec., Ph.D.

2021 | Skripsi | S1 ILMU EKONOMI

Pekerja anak adalah masalah umum di banyak negara berkembang. Studi sebelumnya telah meneliti berbagai kemungkinan faktor penentu masalah ini. Hanya ada relatif sedikit penelitian yang membahas hubungan antara daya tawar intra-rumah tangga dan pekerja anak. Telah ditemukan bahwa daya tawar perempuan yang lebih tinggi di dalam rumah tangga dapat menghasilkan hasil yang lebih baik untuk diri mereka sendiri dan anak-anak mereka. Studi ini menganalisis hubungan antara daya tawar seorang ibu dengan keputusan mempekerjakan anak dengan menggunakan data Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI). Studi ini didasarkan pada ekstensi model kolektif rumah tangga dalam Basu & Ray (2001) dan Basu (2006). Kontribusi pendapatan ibu digunakan untuk mengukur kekuatan tawar-menawarnya. Studi ini menggunakan potensi pengalaman kerja dan usia ibu ketika anak pertamanya lahir sebagai instrumen untuk mengatasi kemungkinan masalah endogenitas. Studi ini menemukan bahwa pada awalnya ketika daya tawar ibu meningkat, jam kerja anak menurun. Setelah kontribusi pendapatan ibu melebihi titik tertentu, jam kerja anak mulai meningkat. Hasil ini menunjukkan bahwa jam kerja anak paling rendah ketika kekuasaan di dalam rumah tangga tidak didominasi oleh ibu atau ayah.

Child labor is a prevalent issue in many developing countries. Previous studies have examined various possible determinants of this problem. There are relatively few studies that discuss the link between intrahousehold bargaining power and child labor. It has been found that higher women's bargaining power inside the household could lead to better outcomes for themselves and their children. This present study analyzes the relationship between a mother's bargaining power and her child labor decision using the Indonesian Family Life Survey (IFLS) data. It is based on the extension household collective model in Basu & Ray (2001) and Basu (2006). The mother's income contribution is used to gauge her bargaining power. This study uses the mother's potential work experience and age when her first child is born as instruments to tackle the possible endogeneity issues. This study finds that initially as mother's bargaining power increases child work hour decreases. After mother's income contribution exceeds a certain point, child work hour starts to rise. This result implies that child work hour is lowest when the power inside the household is not dominated by either the mother or the father.

Kata Kunci : Mother's bargaining power, Child labor, Instrumental variable, Household collective model

  1. S1-2021-408745-abstract.pdf  
  2. S1-2021-408745-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-408745-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-408745-title.pdf