STRATEGI SOSIALISASI POLITIK PENYELENGGARA PEMILU PADA PILKADA SERENTAK DI MASA PANDEMI COVID-19 (Studi Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surakarta Tahun 2020)

SITI FADHILAH, Dra. Ratnawati, S.U.

2021 | Tesis | MAGISTER POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Studi ini membahas mengenai strategi penyelenggara pemilu dalam melaksanakan sosialisasi politik pada penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2020 di tengah pandemi covid-19 serta mengungkap alasan yang melatarbelakangi pemilihan strategi tersebut. Studi ini mengambil lokasi di Kota Surakarta yang merupakan salah satu daerah dengan struktur masyarakat yang heterogen dengan kasus positif covid-19 tinggi sejak munculnya pandemi covid-19 hingga menjelang pilkada serentak dilaksanakan. Jika dalam kondisi normal KPU Kota Surakarta mengandalkan sosialisasi pemilu dengan kegiatan pagelaran seni dan budaya dengan mengumpulkan banyak orang, pada pilkada serentak tahun 2020 kegiatan yang menimbulkan kerumunan dibatasi. Lalu bagaimana strategi KPU Kota Surakarta agar informasi penyelenggaraan pilkada di tengah pandemi covid-19 dapat tersampaikan secara menyeluruh kepada pemilih? Dengan menggunakan analisis SWOT, strategi KPU Kota Surakarta dianalisis dengan melihat faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta peluang dan ancaman yang dihadapi. Hasilnya kemudian dikonseptualisasikan dengan teori sosialisasi politik dengan menjawab bagaimana proses sosialisasi pemilu yang dilakukan oleh KPU Kota Surakarta mampu memenuhi prasyarat ideal dalam proses sosialisasi politik, yang meliputi aktor/agen sosialisasi, materi sosialisasi, sasaran sosialisasi, dan metode yang digunakan dalam proses sosialisasi politik. Studi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan secara kombinasi melalui wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian mengungkap bahwa strategi sosialisasi politik KPU Kota Surakarta dilakukan melalui: pertama, tahap perencanaan dengan melakukan pemetaan aktor, penyusunan dan penyesuaian materi, pengelompokan sasaran, penentuan metode, serta mengelaborasi pola sosialisasi. Kedua, tahapan pengambilan tindakan/ implementasi melalui proses sosialisasi offline (luring) dan online (daring), sosialisasi oleh badan penyelenggara Ad Hoc dan Penggerak Partisipasi, sosialisasi di media sosial, dan sosialisasi di media massa. Setelah dilakukan analisis SWOT, menunjukkan bahwa strategi yang disusun telah memperhatikan faktor S-O, W-O, S-T, dan W-T. Hal ini diperkuat dengan diungkapnya alasan pemilihan strategi adalah faktor keterbatasan anggaran, pencegahan klaster baru kasus positif covid-19, dan pertimbangan penyesuaian teknologi informasi. Walaupun demikian, peneliti berargumen bahwa proses sosialisasi politik yang dilakukan oleh KPU Kota Surakarta di tengah pandemi covid-19 belum menyentuh heterogenitas masyarakat Kota Surakarta secara menyeluruh dan hasil akhir sosialisasi yang berupa tingkat partisipasi pemilih pada masyarakat heterogen tidak seluruhnya dapat dilihat menggunakan indikator sasaran sosialisasi yang telah dipetakan.

This study discusses the strategy of electoral management body in carrying out political socialization in the 2020 Simultaneous Regional Head Elections during of the covid-19 pandemic and reveals the reasons behind the selection of the strategy. This study takes place in the city of Surakarta, which is one of regions with a heterogeneous community structure with high positive cases of covid-19 since the emergence of the covid-19 pandemic until the election was held simultaneously. If under normal conditions the KPU Kota Surakarta relies on election socialization with arts and cultural performances by gathering many people, in the 2020 simultaneous elections, activities that cause crowds are limited. Then how does KPU Kota Surakarta strategy to give the information about the regional election during the covid-19 pandemic can be conveyed thoroughly to voters? By using a SWOT analysis, the strategy of KPU Kota Surakarta is analyzed by looking at its strengths and weaknesses, as well as the opportunities and threats it faces. The results are then conceptualized with political socialization theory by answering how the election socialization process carried out by KPU Kota Surakarta is able to meet the ideal prerequisites in the political socialization process, which includes socialization actors/agents, socialization materials, socialization targets, and methods used in the political socialization process. This study uses qualitative research with a case study approach. Data collection was carried out in a combination through in-depth interviews and literature studies. The results of the study revealed that the political socialization strategy of KPU Kota Surakarta was carried out through: first, the planning stage by mapping actors, compiling and adjusting materials, grouping targets, determining methods, and elaborating socialization patterns. Second, the stages of taking action/implementation through offline and online socialization processes, socialization by Ad Hoc organizing bodies and Participation Movers, socialization on social media, and socialization in mass media. After doing a SWOT analysis, it shows that the strategy that has been prepared has taken into account the S-O, W-O, S-T, and W-T factors. This is reinforced by the disclosure of the reasons for choosing the strategy, namely budget constraints, prevention of new clusters of positive covid-19 cases, and considerations for adjusting information technology. However, the researcher argues that the political socialization process carried out by KPU Kota Surakarta During Covid-19 pandemic has not touched the heterogeneity of the Surakarta City community as a whole and the final result of socialization in the form of voter participation rates in heterogeneous communities cannot be entirely seen using the indicators of socialization targets that has been mapped.

Kata Kunci : Sosialisasi Politik, Pilkada Serentak, Covid-19