Laporkan Masalah

Arahan Strategi Rehabilitasi Lahan Berdasarkan Daya Dukung dan Daya Tampung di Sub DAS Merawu Kabupaten Banjarnegara

PARAS MARCELLA, Dr. Hatma Suryatmojo, S.Hut., M.Si ; Dr. Ir. Lies Rahayu Wijayanti Faida, M.P

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KEHUTANAN

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan kawasan yang memiliki peran vital bagi kehidupan manusia. Terbagi menjadi 3 bagian yaitu hulu, tengah dan hilir yang masing-masing memiliki fungsi berbeda. Kegiatan pemanfaatan dilakukan hingga ke bagian hulu untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Tingginya kegiatan pemanfaatan dilakukan karena adanya ketimpangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya alam. Berbagai kegiatan pemanfaatan dilakukan tanpa memperhatikan daya dukung dan daya tampung menyebabkan terjadinya penurunan fungsi pada daerah aliran sungai. Penelitian dilakukan di Sub DAS Merawu Kabupaten Banjarnegara yang merupakan bagian dari DAS Serayu yang mendapatkan prioritas penanganan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui status daya dukung Sub DAS Merawu, mengetahui status daya tampung Sub DAS Merawu dan merumuskan strategi rehabilitasi lahan berdasarkan daya dukung dan daya tampung. Pengukuran daya dukung dan daya tampung dibagi menjadi 3 aspek yaitu fungsi lindung, air dan lahan yang dihitung berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan. Kemudian dalam perumusan strategi rehabilitasi DAS dianalisis melalui pendekatan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sub DAS Merawu memiliki daya dukung fungsi lindung berada dalam kondisi sedang, daya dukung air berada dalam kondisi sedang-surplus dan daya dukung lahan berada dalam kondisi defisit. Sedangkan kondisi daya tampung Sub DAS Merawu pada lahan pemukiman masih mampu menampung penduduk hingga tahun 2040, namun sudah tidak mampu menampung lahan pertanian pada kondisi saat ini. Dalam pemulihan DAS dilakukan strategi turn-around sesuai fungsinya sehingga dapat meminimalkan masalah internal dan memanfaatkan peluang yang besar.

Watershed (DAS) is an area that has a vital role for human life. It is divided into 3 parts, namely upstream, middle and downstream, each of which has a different function. Utilization activities are carried out upstream to meet the needs of the community. The high utilization activity is carried out because of the imbalance between the need and the availability of natural resources. Various utilization activities are carried out without regard to carrying capacity and capacity causing a decrease in function in the watershed. The research was conducted in the Merawu watershed, Banjarnegara Regency, which is one of the watersheds that receive priority handling. The purpose of this study was to determine the status of the carrying capacity of the Merawu watershed, and to formulate land rehabilitation strategies based on the carrying capacity. The measurement of carrying capacity is divided into 3 aspects, namely protection, water and land functions which are calculated based on needs and availability. Then in the formulation of the watershed rehabilitation strategy is analyzed through a SWOT approach. The results showed that the Sub-Merawu watershed has the carrying capacity of a protection function in moderate conditions, water carrying capacity in moderate surplus conditions, and land carrying capacity in deficit conditions. Meanwhile, the capacity of the Merawu watershed in settlements is still able to accommodate residents until 2040, but it is no longer able to accommodate agricultural land in this current condition. There are 10 watershed recovery strategies based on turn-around strategies that can minimize internal problems and take advantage of great opportunities.

Kata Kunci : Kebutuhan, Ketersediaan, Daya Dukung, Daya Tampung, Rehabilitasi Lahan, Daerah Aliran Sungai ; demand, supply, carrying capacity, rehabilitation, watershed

  1. S2-2021-448646-Abstract.pdf  
  2. S2-2021-448646-Bibliography.pdf  
  3. S2-2021-448646-TableofContent.pdf  
  4. S2-2021-448646-Title.pdf