PENGARUH PENGGUNAAN STIMULAN KIMIA H2SO4 PADA PRODUKTIVITAS PENYADAPAN GETAH ACACIA DECURRENS DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

FAUZAN DWI RAHARJA, Dr. Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc

2021 | Tugas Akhir | D3 PENGELOLAAN HUTAN

Acacia decurrens belum dimanfaatkan secara lebih dalam dan lebih jauh lagi, pemanfaatan Acacia decurrens masih terbatas pada pemanfaatan daunnya sebagai pakan ternak, dan juga kayunya yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan arang, bagian getahya masih belum dimanfaatkan secara luas untuk menjadi produk jadi yang dapat memberikan kebermanfaatan kepada manusia secara luas. Getah Acacia decurren memiliki kemungkinan utnuk memiliki kualitas yang sama dengan getah dari jenis Acacia senegal. Penyadapan getah dilakukan dengan melukai permukaan kulit batang dari pohon Acacia decurrens dengan beberapa metode, yaitu metode koakan, metode riil dan metode V terbalik, kemudian dilakukan penambahan stimulan H2SO4 pada area kulit batang yang sebelumnya dilukai untuk meningkatkan produksi getahnya. Hasil analisis data menggunakan SPSS dengan uji faktorial menunjukkan bahwa faktor metode penyadapan dan perlakuan pemberian stimulan kimia tidak berpengaruh nyata terhadap produksi getah akasia. Faktor metode penyadapan bernilai 0.389<0.05 signifikansinya terhadap produksi getah akasia yang berarti tidak berpengaruh nyata, faktor perlakuan penambahan stimulan juga tidak berpengaruh nyata dengan nilai Signifikansi 0.307>0.05. Kombinasi antara kedua faktor yang diterapkan tidak berpengaruh nyata atau dengan nilai Sig. 0.147>0.05 terhadap produksi getah akasia. Uji organoleptik kemudian dilakukan untuk mengetahui kualitas getah hasil pemanenan. Faktor metode penyadapan dan pemberian stimulan kimia tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas getah bau, dan tekstur, tetapi memiliki pengaruh nyata terhadap kualitas warna, terlebih warna getah yang dilakukan pengujian menggunaka alat spektropotometer, yang berpengaruh terhadap atribut warna L, dan b*.

Acacia decurrens has not been utilized deeper and further, utilization of Acacia decurrens is limited on utilization of its leaves as forage, as well as the wood which is used as staple for making charcoal, the sap has not been utilized widely to become a ready-to-use product that can provide benefits to humans at large scale. The sap of Acacia decurrens is likely to be of the same quality as the sap of the Acacia Senegalese. Sap tapping was carried out by injuring the surface of the bark of the tree Acacia decurrens with several methods, namely the koakan method, the real method and the inverted V method, then the addition of stimulant H2SO4 on the bark area that was previously injured to increase the production of the sap. The results of data analysis using SPSS with a factorial test showed that the tapping method and chemical stimulant treatment had no significant effect on the production of acacia latex. The tapping method factor has a significance value of 0.389<0.05 on the production of acacia sap, which means that it has no significant effect, the stimulant addition treatment factor also has no significant effect with a significance value of 0.307>0.05. The combination of the two factors applied has no significant effect or the value of Sig. 0.147>0.05 on the production of acacia latex. Organoleptic tests were then carried out to determine the quality of the harvested sap. The tapping method and chemical stimulants did not significantly affect the quality of the latex, odor and texture, but had a significant effect on the color quality, especially the color of the latex which was tested using a spectrophotometer, which affected the color attributes of L, and b*.

Kata Kunci : Acacia decurrens, getah, koakan, penyadapan, stimulan