Laporkan Masalah

"Jilbab Cantik" Sebagai Upaya Pengarang Melampaui Mitos Kecantikan Dalam Novel Rambut Annisa Karya Zaynur Ridwan

TRI HANDOKO, Prof. Dr. Wening Udasmoro, M.Hum. DEA.

2021 | Tesis | MAGISTER SASTRA

Jilbab, selain menjadi tren gaya hidup kaum perempuan, juga menjadi arena kontestasi ideologi, identitas, resistensi, maupun ekspresi kebebasan. Penggambaran kompleks jilbab tersebut digambarkan Zaynur Ridwan dalam novelnya, Rambut Annisa. Penelitian ini menggunakan teori mitos kecantikan Naomi Wolf sebagai pisau analisis. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif untuk memberikan pemahaman bagaimana mitos kecantikan dibentuk, keterbelengguan akan mitos kecantikan yang ada, dan melepas diri dari keterbelengguan tersebut. Rambut Annisa mencoba mengutarakan aktualisasi dan implementasi professional beauty qualification, yang isinya penjelasan tentang inner dan outer beauty tokoh Annisa ketika prajilbab dan berjilbab. Kontras penggambaran citra cantik ideal sebelum dan sesudah berjilbab ini menghasilkan tokoh utama akhirnya sanggup melampaui mitos kecantikan yang ada, tanpa memiliki rasa kecemasan dan keterbelengguan melalui jilbab. Narasi yang digambarkan oleh sang pengarang seperti sedang mendekonstruksi teori mitos kecantikan tanpa keterbelengguan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengarang tidak benar-benar bisa terlepas dari mitos kecantikan. Zaynur boleh saja dikatakan telah menciptakan satu konsep cantik ideal yang baru melalui jilbab, namun ia tetap saja tidak bisa melepas diri dari ruh mitos kecantikan yang selalu berupaya membuat batasan-batasan konsep cantik bagi perempuan. Pada akhirnya, hal ini adalah salah satu dari sekian upaya masyarakat patriarki guna mengendalikan perempuan melalui kecantikannya. Hal ini justru merugikan perempuan karena paradigma berkelanjutan seperti inilah yang justru akhirnya menciptakan mitos-mitos kecantikan baru yang tidak berkesudahan.

Hijab, apart from being a lifestyle trend for women, is also an arena for ideological contestation, identity, resistance, and the expression of freedom. The depiction of the hijab complex is described by Zaynur Ridwan in his novel, Rambut Annisa. This research is a feminist study and uses the beauty myth theory of Naomi Wolf as an analytical knife. The method used is descriptive-qualitative method to provide an understanding of how beauty myths are formed, the shackles of existing beauty myths, and escape from these shackles. Rambut Annisa tries to express the actualization and implementation of a professional beauty qualification, which contains an explanation of the inner and outer beauty of Annisa's character during pre-hijab and post-hijab. The contrast of the depiction of the ideal beautiful image before and after wearing a hijab resulted in the main character finally being able to transcend the existing beauty myth, without having a sense of anxiety and bondage through the hijab. The narrative described by the author seems to be deconstructing the beauty of myth theory without being shackled. The results of this study indicate that the author cannot really escape from the beauty of myth. Zaynur may be said to have created a new concept of ideal beauty through the hijab, but he still cannot escape the spirit of the beauty myth which always tries to define the concept of beauty for women. In the end, this is one of the efforts of patriarchal society to control women through their beauty. This is actually detrimental to women because a sustainable paradigm like this is what ultimately creates new endless the beauty of myths.

Kata Kunci : perempuan, jilbab, hijab, kerudung, feminis, mitos kecantikan, Naomi Wolf