A Comparative Analysis between Indonesia and Singapore regarding the Implementation of Piercing the Corporate Veil Doctrine towards Shareholders.

IZAZ ILHAM ATHTHARIQ, Irna Nurhayati

2021 | Skripsi | S1 HUKUM

Tujuan dari penelitian hukum ini adalah untuk menganalisa implementasi dari doktrin piercing the corporate veil terhadap pemegang saham di Indonesia dan membandingkannya dengan Singapore. Pentingya melakukan penelitian ini adalah karena rendahnya implementasi dari doktrin piercing the corporate veil terhadap pemegang saham di Indonesia. Penelitian hukum ini bertujuan untuk menganalisa pelajaran yang diperoleh dari Singapore, agar implementasi dari doktrin piercing the corporate veil terhadap pemegang saham di Indonesia dapat dibangkitkan. Penelitian hukum ini dilakukan melalui penelitian hukum normatif dengan analisis komparatif dari sistem hukum yang berbeda. Pada penelitian ini, data diperoleh dari studi dokumentari dan wawancara dengan seorang hakim Indonesia. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan kombinasi dari kualitatif-deskriptif dan metode analisis komparatif. Penelitian menemukan tingkat implementasi dari doktrin piercing the corporate veil di Indonesia masih kurang, sementara Singapore telah menerapkan doktrin ini di beberapa kasus. Dengan mengikuti pendekatan dari Singapore, dasar niat buruk dan alter ego yang telah disediakan di hukum perseroan terbatas dapat digunakan secara maksimal, hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan hukum perseroan terbatas agar memuat mekanisme spesifik dan batasan tentang bagaimana doktrin piercing the corporate veil dapat dikenakan.

The purpose of this legal research is to analyze the implementation of piercing the corporate veil doctrine towards shareholders in Indonesia and comparing it with Singapore. The urgency of conducting this research is because the implementation of piercing the corporate veil doctrine towards shareholders in Indonesia is still lacking. This legal research is intended to analyze the lesson obtained from Singapore, so that the implementation of piercing corporate veil doctrine towards shareholders in Indonesia can be revived. This legal research is conducted through a normative approach by way of comparative analysis of different legal systems. In this research, the data is collected through documentary study and interview with an Indonesian judge. The data collected is analyzed using a combination of qualitative-descriptive and comparative analysis method The author found the implementation level of piercing the corporate veil doctrine in Indonesia is still lacking, whilst Singapore has implemented the doctrine in numerous cases. By reflecting the Singapore approach, bad faith and alter ego grounds provided in the Company Law could be used to its maximum potential, this may be achieved by enhancing the company law to contain a more specific mechanism and threshold on how the piercing the corporate veil doctrine may be imposed.

Kata Kunci : Piercing the corporate veil, Pemegang Saham, Singapore, Indonesia