The Ontological Status of Religion and Its Significance for Religious Freedom
RISALATUL HUKMI, Dr. Zainal Abidin Bagir
2021 | Tesis | MAGISTER AGAMA DAN LINTAS BUDAYATujuan utama dari tesis ini adalah untuk memberikan penjelasan ontologis dari kategori 'agama' yang diperdebatkan dalam beberapa karya konstruksionis sosial dan menjustifikasi signifikansinya untuk kebebasan beragama. Sumber utama penelitian ini adalah literatur dari teori konstruksionis agama dan kritik baru kebebasan beragama. Studi ini menggunakan kerangka teori Sally Haslanger tentang konstruksionisme sosial realis untuk menjustifikas bahwa konstruksi sosial tidak selalu mengimplikasikan eliminativisme. Oleh karena itu, tesis ini berargumen bahwa: 1) agama ada dan nyata sebagai kategori sosial meskipun dikonstruksi secara sosial karena memiliki kekuatan kausal yang berbeda dalam masyarakat. Eksistensi agama bergantung pada pengamat tetapi secara epistemologis objektif karena merupakan bagian dari intensionalitas kolektif yang dimiliki oleh kelompok masyarakat tertentu. 2) Status ontologis agama penting untuk menjustifikasi kebebasan beragama dalam memerangi diskriminasi dan represi berdasarkan agama dan kepercayaan. Dengan demikian, tidak adanya kategori 'agama' akan mendelegitimasi advokasi keadilan sosial dan politik untuk melindungi agama minoritas.
The main objective of this thesis is to provide an ontological account for the category 'religion' that is disputed in some social constructionist works and justify its significance for religious freedom. The primary source of this study is the literature from constructionist theory of religion and the new critics of religious freedom. This study utilizes Sally Haslanger's framework on realist social constructionism to argue that social constructions do not necessarily imply eliminativism. Hence, this thesis argues that: 1) religion exists and is real as a distinctive social category though it is socially constructed because it has a distinctive causal power in society. The existence of religion is observer-dependent but epistemically objective since it is part of collective intentionality shared by certain groups of people. 2) The ontological status of religion is significant to justify religious freedom to combat discrimination and coercion based on religion and belief. Thus, the absence of the category 'religion' would delegitimize any social and political justice advocacy for protecting religious minorities.
Kata Kunci : social constructionist, realism, social ontology, religious freedom, theory of religion