Laporkan Masalah

Konsep Diri Petani Milenial di Era Digital (Studi Kasus pada Petani Milenial di Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur)

ANISA PURWA NINGRUM, Dr. Rajiyem, S.IP., M.Si.

2021 | Tesis | MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

Kementerian Pertanian telah menggagas program petani milenial sebagai upaya regenerasi petani dan peningkatan kewirausahaan pertanian. Sebagai daerah yang mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian, pemerintah Lombok Timur ikut mendorong pertumbuhan dan pengembangan petani milenial. Munculnya petani milenial menjadi suatu realitas baru. Untuk menangkap realitas tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana petani yang termasuk kategori petani milenial membentuk konsep diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri petani milenial di era digital dan sebagai bahan pertimbangan pemangku kebijakan terkait pengembangan dan peningkatan mutu petani milenial. Desain penelitian menggunakan desain kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian dilakukan di Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur, NTB. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan rekaman arsip. Validasi data penelitian menggunakan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan yakni analisis data induktif. Hasil penelitian menunjukkan konsep diri yang terbentuk pada petani milenial di Kecamatan Suralaga yaitu, bertani karena tradisi turun-temurun, menganggap usaha tani banyak keuntungannya, dan mengedepankan pendidikan. Terbentuknya konsep diri tersebut dipengaruhi faktor particular others dan generalize others. Dalam hal pemanfaatan TIK di era digital, secara umum petani milenial telah menggunakan TIK untuk usaha tani, membangun relasi, berbagi informasi melalui media sosial, dan mencari inspirasi pertanian. Namun, dalam hal bisnis pertanian secara digital, petani masih mempertahankan sistem lama yaitu menjual hasil tani melalui para tengkulak.

The Ministry of Agriculture has initiated the millennial farmer program as an effort to regenerate farmers and increase agricultural entrepreneurship. As an area where the majority of the population works in the agricultural sector, the government of East Lombok has contributed to the growth and development of millennial farmers. The emergence of millennial farmers is a new reality. To capture this reality, researchers want to know how millennial farmers form their self-concept. This study aims to determine the self-concept of millennial farmers in the digital era and as a consideration for policy makers regarding the development and quality improvement of millennial farmers. The research design used a qualitative design with a case study method. The research was conducted in Suralaga District, East Lombok Regency, NTB. Data collection techniques using interview techniques, documentation, and archival recordings. Validation of research data using source triangulation. The data analysis technique used is inductive data analysis. The results of the study show that the self-concept formed by millennial farmers in Suralaga District is farming because of hereditary traditions, considers farming to have many advantages, and prioritizes education. The self-concept is influenced by particular others and generalize others. In terms of using ICT in the digital era, in general, millennial farmers have used ICT for farming, building relationships, sharing information through social media, and seeking agricultural inspiration. However, in the case of digital farming businesses, farmers still maintain the old system by selling agricultural products through collectors.

Kata Kunci : Konsep diri, Petani milenial, Teknologi Informasi dan Komunikasi

  1. S2-2021-449146-abstract.pdf  
  2. S2-2021-449146-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-449146-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-449146-title.pdf