Strategi Adapatasi Masyarakat Menghadapi Ancaman Bencana Kekeringan Desa Gendayakan, Paranggupito, Wonogiri
DIAN NURANISYAH D T, Dr. Lutfi Mutaali, S.Si., M.T. ;Dr.rer.nat. Djati Mardiatno, M.Si.
2021 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN BENCANATingginya tingkat risiko bencana kekeringan di Desa Gendayakan disebabkan karena tingkat ancaman tinggi sementara tingkat kerentanan daerah yang termasuk dalam kelas sedang. Desa Gendayakan memiliki intensitas curah hujan dan hari hujan yang cukup rendah setiap tahun, dan terletak pada wilayah karst Gunungsewu. Pada kawasan karst masalah yang paling utama adalah masalah bencana kekeringan dan krisis air bersih. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air di Desa Gendayakan untuk menghadapi ancaman bencana kekeringan dan menganalisis strategi pemanfaatan pengelolaan sumber air sebagai alternatif menghadapi ancaman kekeringan di Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penulisan, sampai tuntas dan jenuh. Aktifitas yang dilakukan dalam analisis ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertama, masyarakat Desa Gendayakan menanggulangi bencana kekeringan dengan pola-pola upaya adaptasi (membeli dan dropping air, tumpangsari dan pola penggunaan air untuk kebutuhan rumahtangga dan ternak) dan mitigasi (PAH, embung dan sungai bawah tanah). Kedua, strategi pemanfaatan pengelolaan sumber air sungai bawah tanah sebagai alternatif menghadapi ancaman bencana kekeringan dengan upaya mitigasi struktural dan mitigasi non-struktural yang melibatkan peran masyarakat dengan konsep kerja persaudaraan gotong royong dengan tujuan mencari solusi bersama yang bersifat permanen terhadap masalah ketersediaan air di Desa Gendayakan. Konsep strategi manajemen bencana kekeringan di Desa Gendayakan didukung dengan empat sistem imperatif fungsional, adaptasi, pencapaian tujuan, Integrasi, pemeliharaan pola.
The high-risk level of drought disaster in Gendayakan Village due to its threat level while the level of vulnerability is considered moderate. Gendayakan Village has a relatively low intensity of rainfall and rainy days per year and is located in the Gunungsewu karst area. In the karst area, the major concerns experienced are drought and water scarcity. This study aims to identify adaptations made by the communities in meeting water demand to cope with drought disaster and analyze strategies for the use of water resource management as an alternative to deal with drought disaster in Gendayaan Village, Paranggupito District, Wonogiri Regency, Central Java. The research method used was qualitative. Activities in qualitative data analysis were carried out interactively and continued continuously at every stage, until it is complete and saturated. The activities carried out in this analysis including data collection, data reduction, data display, and conclusion. The results showed that first, Gendayakan Villagers coped with drought by adapting patterns (buying and dropping water, intercropping and water use patterns for the demand of household and livestock) and mitigation (PAH, reservoirs and subterranean rivers). Second, the strategy of utilizing the management of subterranean river water resources as an alternative to cope with drought using structural and non-structural mitigation involving the role of the communities with the concept of mutual cooperation to find a permanent solution to the water supply crisis in Gendayakan Village. The concept of drought risk management strategy in Gendayakan Village supported by four functional imperatives namely adaption, goal attainment, integration, and pattern maintenance.
Kata Kunci : bencana kekeringan, strategi, adaptasi, mitigasi, sungai bawah tanah