KEJAHATAN KORPORASI, KEDIKTATORAN NEGARA, DAN PERLAWANAN DI ERA ORDE BARU DALAM LIRIK-LIRIK LAGU HOMICIDE
BIKO NABIH FIKRI Z, Dr. Phil. Oki Rahadianto Sutopo, S.Sos., M.Si.
2021 | Tesis | MAGISTER SOSIOLOGIHip hop masuk ke Indonesia di antara tahun 1984 atau 1985. Sejak saat itu hip hop semakin disukai oleh masyarakat. Rap sebagai unsur di dalam hip hop juga turut menyebar, secara industrial rap dapat dikatakan mulai disukai sejak munculnya album kompilasi Pesta Rap 1 dan Pesta Rap 2 yang rilis di tahun 1990an. Di samping itu kultur rap dijadikan sebagai instrumen perlawanan terhadap ketidakadilan yang dilakukan oleh rezim Orde Baru Soeharto. Grup rap perlawanan tersebut yaitu Homicide. Homicide dengan lirik-liriknya mengkritik Orde Baru Soeharto, kritik Homicide seputar kesenjangan sosial dan ekonomi, pemerintahan otoritarian, fanatisme agama, gaya hidup perkotaan, serta pengawasan negara terhadap masyarakat. Penelitian ini meneliti makna dibalik metafora-metafora yang ada di dalam lirik-lirik Homicide. Namun penelitian ini berfokus pada lirik-lirik yang mengkritik secara dimensi politik, lirik-lirik tersebut berjudul; Megatukad, Illsurrekhsun, Klandestin, Tantang Tirani, Belati Kalam Profan, Senjakala Berhala, Rima Ababil, dan Sajak Suara. Selain itu penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutika dan sosiologi sastra. Pendekatan hermeneutika digunakan untuk mengungkapkan lipatan-lipatan makna dibalik metafora teks lirik-lirik Homicide, sedangkan sosiologi sastra digunakan untuk mengkontekstualisasikan teks dengan fenomena-fenomena sosial di masa Orde Baru. Selain itu penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis data hermeneutika melalui empat kategori, yaitu; objektivasi struktur, distansiasi tulisan, distansiasi teks, dan apropriasi diri. Namun secara khusus dalam pemaknaan karya seni, teks ditempatkan sebagai objek atau sebuah fakta tersendiri, lalu memahami teks dengan cara objektivasi struktur, setelah itu mengaitkan simbolik dengan disiplin ilmu lain untuk melengkapi tafsir, terakhir penemuan makna di dalam teks bisa didapatkan. Hasilnya, penelitian ini memunculkan makna dimensi politik dalam lirik-lirik Homicide yaitu kejahatan korporasi, kediktatoran negara, dan perlawanan.
Hip hop entered Indonesia between 1984 or 1985. Since then, hip hop has become increasingly popular with the public. Rap as an element in hip hop also spreads, industrial rap can be said to have become popular since the advent of the compilation albums Pesta Rap 1 and Pesta Rap 2 which were released in the 1990s. In addition, rap culture is used as an instrument of resistance to injustice carried out by Soeharto's New Order regime. The resistance rap group is Homicide. Homicide with his lyrics criticizes Soeharto's New Order, Homicide criticisms about social and economic inequality, authoritarian government, religious fanaticism, urban lifestyle, and state control over society. This study examines the meaning behind the metaphors in Homicide's lyrics. However, this research focuses on the lyrics that criticize the political dimension, the lyrics are entitled; Megatukad, Illsurrekhsun, Klandestin, Tantang Tirani, Belati Kalam Profan, Senjakala Berhala, Rima Ababil, and Sajak Suara. In addition, this study uses a hermeneutic approach and sociology of literature. The hermeneutic approach is used to reveal the meaning behind the metaphorical text of Homicide's lyrics, while the sociology of literature is used to contextualize the text with social phenomena during the New Order era. In addition, the research uses qualitative methods with hermeneutic data analysis techniques through four categories, namely; objectification of structure, distantiation of writing, distantiation of text, and self-appropriation. However, specifically in the meaning of works of art, the text is placed as an object or a fact, then understand the text by means of structural objectification, after that, linking symbols with other disciplines to complete interpretation, finally finding meaning in the text can be obtained. As a result, this study raises the meaning of the political dimension in Homicide's lyrics, namely corporate crime, state dictatorship, and resistance.
Kata Kunci : hermeneutik, orde baru soeharto, homicide, perlawanan, kritik sosial