PENGEMBANGAN MODEL DAN STRATEGI KEPEMIMPINAN PENGELOLAAN KOMPLEKSITAS MEGAPROYEK

RETNO WULAN D, Ir. Budi Hartono, S.T., M.Pm., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.; Ir. Andi Rahadiyan Wijaya, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM

2021 | Disertasi | DOKTOR TEKNIK INDUSTRI

Megaproyek merupakan proyek istimewa dengan karakteristik yang melampaui proyek biasa, tidak hanya dari segi biaya maupun ukuran fisiknya, melainkan juga entitas tim dan pemangku kepentingan, serta target tujuan yang harus dicapai. Faktor-faktor ini menjadikan megaproyek memiliki tingkat kompleksitas tinggi yang berdampak pada kemungkinan kegagalan pencapaian target kesuksesan jangka pendek (waktu, biaya, kualitas) dan jangka panjang (misal: kepuasan entitas, keuntungan bisnis, kemakmuran). Walaupun kompleksitas di megaproyek disadari keberadaannya oleh para akademisi dan praktisi, namun bagaimana mengelola kompleksitas tersebut hingga saat ini masih belum terklarifikasi. Berdasarkan karakteristiknya, mengelola megaproyek memerlukan sudut pandang yang menyeluruh karena tidak hanya melibatkan tugas dan aktivitas melainkan juga entitas manusia di dalamnya beserta dengan dinamisasi perubahan dan ketidakpastiannya. Dengan demikian, megaproyek sebagai suatu organisasi sementara merupakan sudut pandang yang sesuai sebagai konsep manajemen megaproyek. Mengacu konsep tersebut, manajer proyek tidak hanya berperan untuk mengelola rutinitas proses dan pekerjaan tetapi juga memimpin tim dan entitas lainnya. Oleh karena itu, kompetensi kepemimpinan manajer proyek adalah hal krusial dalam manajemen megaproyek termasuk mengelola kompleksitas didalamnya. Hingga saat ini, kompetensi dan model kepemimpinan manajer proyek terutama untuk mengelola kompleksitas megaproyek belum terumuskan, sehingga kajian pengembangan model dan strategi kepemimpinan pengelolaan kompleksitas untuk mendukung kesuksesan megaproyek adalah penting dan perlu dilakukan. Kajian ini dilakukan melalui dua studi eksplorasi dan satu studi konfirmatori. Studi eksplorasi pertama adalah untuk mengklarifikasi konsep, definisi, dan aspek kompleksitas megaproyek melalui kajian literatur sistematis dan studi lapangan. Hasil studi pertama dipergunakan di studi eksplorasi kedua untuk membangun model kepemimpinan megaproyek konseptual. Model terdiri dari tiga faktor kompleksitas (struktural, sosial, emergent) dan tiga kompetensi kepemimpinan manajer megaproyek (teknikal, emosional-sosial, adaptif) yang dirumuskan secara komprehensif terhadap kinerja jangka pendek dan panjang megaproyek. Studi ketiga adalah mengkonfirmasi model tersebut secara empiris di tujuh megaproyek infrastruktur Indonesia. Metode analisis yang dipergunakan adalah fuzzyset Qualitative Comparative Analysis (fsQCA), dengan konsep komparasi aljabar Boolean untuk mengkaji konfigurasi kombinasi kompetensi kepemimpinan dan kondisi kompleksitas terhadap kinerja megaproyek. Penelitian ini berhasil merumuskan tiga model konfigurasi kombinasi kompetensi kepemimpinan manajer proyek sesuai dengan kondisi kompleksitas untuk pencapaian kinerja tinggi jangka pendek dan panjang megaproyek. Tiga kondisi yang diperlukan sebagai prasyarat kesuksesan megaproyek jangka pendek yaitu kompleksitas sosial yang rendah serta kompetensi kepemimpinan emosional-sosial dan adaptif yang tinggi dari manajer proyek. Penelitian ini juga melaporkan dua konfigurasi yang berpotensi menjadikan megaproyek berkinerja rendah. Kondisi yang terindikasi menjadi faktor ketidaksuksesan megaproyek adalah kondisi kompleksitas emergent tinggi yang kurang diakomodir dengan kompetensi struktural, emosional-sosial, dan adaptif kepemimpinan manajer proyek yang cukup. Kajian ini juga merumuskan strategi manajemen kompleksitas UREA, -Understand-Response-Execute-Acquire (knowledge), didukung dengan aplikasi alat ukur kompleksitas megaproyek dan kompetensi kepemimpinan manajer proyek berbasis web dan seluler, -MCLC SidoMukti-, yang potensial disinergikan dengan tahapan manajemen proyek praktis.

A megaproject is a special project that has characteristics reaching far beyond those of ordinary projects as indicated by the cost and physical size as well as the team entity, stakeholders, and the objectives to be achieved. These factors lead to the high complexity of megaprojects, thereby making it difficult to achieve short-term success related to the time, cost, and quality, as well as long-term related objectives such as entity satisfaction, business profits, and regional prosperity. Meanwhile, appropriate management strategies have not been formulated even though the complexity is recognized by academics and practitioners. Considering its characteristics, managing a megaproject requires a holistic perspective because it involves not only tasks or activities but also human entities and their dynamization change and uncertainty. Therefore, the management concept approach of a megaproject as a temporary organization is a suitable point of view. Referring to this concept, the project manager not only manages the routine of processes and work but also leads teams and other entities. This means the leadership competence of the project manager is crucial to the management of complexity in megaprojects. However, the leadership competence of project managers, particularly in managing the complexity of megaprojects has not been clearly formulated. Consequently, there is a need to study and develop a leadership model and complexity management strategy to support the megaprojects' short- and long-term success. This research study was comprising two exploratory studies and a confirmatory study. The first is to clarify the concepts, definitions, and aspects of the complexity of megaprojects through the mechanism of a systematic literature review and field studies. The results are used in the second study to build a conceptual megaproject leadership model comprising three factors of complexity, namely, structural, social, and emergent, and three leadership competencies, including the technical, emotional-social, and adaptive, for the manager. These are comprehensively formulated toward the short- and long-term performance of the megaproject. The third study is to confirm the model empirically in seven Indonesian infrastructure megaprojects using fuzzy-set Qualitative Comparative Analysis (fsQCA) with the concept of Boolean algebra comparisons. This was conducted to analyze the configuration in a combination of complexity and leadership competencies toward megaproject performance. This study succeeded in formulating three configuration models for the combination of leadership competencies of project managers according to the complexity conditions for the achievement of short- and long-term high-performance megaprojects. Three necessary conditions as a prerequisite for short-term megaprojects success are low social complexity condition, high emotional-social competence, and adaptive leadership competence of the project manager. The study also reports two configuration models that potentially produce low-performance megaprojects. The conditions that were indicated to have caused the megaprojects' low performance were the high emergent complexity that was not accommodated with structural, emotional social, and adaptive project manager's leadership competencies sufficiently. This study also formulates complexity management strategy Understand-Response-Execute-Acquire (knowledge) (UREA) supported by web-based and mobile application measurement tool MCLC SidoMukti to assess megaproject complexity and project manager leadership competence. This strategy has the potential to be synergized with the practical project management stages.

Kata Kunci : kepemimpinan, kinerja megaproyek, kompleksitas, konfigurasi, fsQCA/leadership, megaproject performance, complexity, configuration, fsQCA