Laporkan Masalah

Campursari suatu bentuk akulturasi budaya dalam musik Indonesia

WIYOSO, Joko, Prof.Dr. I Made Bandem, MA

2002 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Format musik campursari yang wujudnya berupa perpaduan antara musik diatonis dengan musik pentatonis (gamelan), kemunculannya di era 90-an ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Indikasi yang menunjukkan keadaan itu antara lain, merebaknya kelompok-kelompok musik campursari yang bermunculan, intensitas pemutaran lagu-lagu campursari baik di radio maupun di televisi, banyaknya lagu-lagu lama maupun baru dalam format campursari yang beredar di pasaran baik dalam bentuk kaset maupun compact disc. Terkait dengan hal tersebut di tas kajian ini dimaksudkan untuk mengungkap beberapa pennasalahan tentang, asal usul, fungsi, bentuk pertunjukan, dan akulturasi musik campursari. Guna mengungkap masalah-masalah tersebut di atas, akan dikaji berdasarkan pendekatan historis dan antropologis, dengan teknik pengumpulan data studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Para seniman RRI Semarang yang dimotori oleh Bapak R.M. Samsi, pada tahun 1953 mencoba menggabungkan format musik keroncong dengan gamelan Jawa untuk menyajikan lagu-lagu langgam keroncong dan “gending-gending“ Jawa. Selanjutnya format tersebut mereka namakan campursari. Peristiwa tersebut ternyata merupakan awal mula muculnya musik campursari, sebagai sebuah genre musik baru di Indonesia. Kegunaan yang berhubungan dengan ekonomi, kegunaan dalam kelembagaan sosial, kegunaan dalam kategori estetika, dan kegunaan dalarn kategori bahasa, merupakan kegunaan musik campursari bagi masyarakat. Kemudian musik campursari juga berfungsi sebagai pengungkapan emosional, penghayatan estetika, hiburan, komunikasi reaksi jasmani, serta fungsi pengintegrasian masyarakat. Pertunjukan musik campursari berupa sebuah peristiwa pertunjukan yang khusus menyajikan lagu-lagu dari awal pertunjukan sampai dengan akhir pertunjukan. Pertunjukan itu sendiri dilaksanakan di atas panggung yang dilengkapi seperangkat sound sistem dan tata lampu, yang melibatkan para penyanyi, para pemusik, pembawa acara pertunjukan, serta disaksikan banyak orang. Berdasar ujud musik campursari baik secara fisik maupun musikalnya, campursari merupakan suatu bentuk musik hasil dari proses akulturasi pada kategori sinkretisme. Genre-genre musik yang berakulturasi antra lain langgam - keroncong, gamelan (Jawa dan Sunda), serta dangdut.

In 1990-s, the appearance of Campursari music the manifestation of a unification between diatonic and pentatonic (gamelan) gets a rousing welcome from the communities. It’s indicated by the spread of campursari music group, the intensity of playing campursari song in radio as well as in television, many campursari songs in cassette or video compact disc (VCD). Based on the fact, this research is aimed at answering some problems as for, the history of campursari music, the function of campursari music, the performance of campursari music, and the acculturation of campursari music. To reveal the above problems, the research used historical and antropological approach and also used library research, observation interview and documentation techniques. In 1953-s, the artists in RRI (Indonesian Republic Radio) Semarang, that were motorized by Mr. R.M. Samsi tried to join the form of keroncong music and javanesse gamelan to present langgam keroncong songs and gending-gending Juwu. Further, the form of it was called campursari. That event was the first beginning of campursari music, as a new music genre in Indonesia. The use of campursari music for the societies is the economic, social, esthetic and language use, this music also has function at expressing emotional, esthetic comprehension, entertainment, the communication of the physical response, as well as societies integration function. The performance of campursari music is a special event which performs songs from the beginning until the end of performance and supported by sound system devices and lighting, singers, music players, a presenter and watches by many audiences. Based on the form of campursari music both physically or musical, campursari is the form of music which is the result of the acculturation process in sinkretisme category. The music genres which have acculturation to each other are langgam keroncong, gamelan and dangdut.

Kata Kunci : Musik Tradisional,Campursari


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.