Laporkan Masalah

Perjalanan Jayalengkara Sebagai Satriya Lelana Dalam Kajian Hermeneutika Friedrich Schleiermacher

STEFANUS KRISANDI S, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum.

2021 | Tesis | MAGISTER SASTRA

Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan ringkasan isi 49 dari 94 pupuh naskah Serat Jayalengkara atau SJ, dan menampilkan hasil interpretasi dengan pendekatan hermeneutika Friedrich Schleiermacher, agar ajaran-ajaran yang dikemas dalam kisah perjalanan dan diterima oleh tokoh utama sebagai satriya lelana dapat dipahami masyarakat. Naskah SJ merupakan naskah koleksi British Library yang berasal dari Kraton Yogyakarta. Keberadaan naskah ini dalam koleksi British Library tidak lepas dari peristiwa pertempuran pasukan Inggris melawan pasukan Kraton Yogyakarta pada tahun 1812, yang berakhir dengan kekalahan di pihak kraton. Naskah ini turut diambil sebagai rampasan perang, dan menjadi koleksi pribadi Kolonel Colin Mackenzie, sebelum akhirnya dijual kepada, English East India Company, kemudian menjadi koleksi India Office Library, dan kini menjadi salah satu koleksi British Library. Naskah SJ ditulis dengan aksara Jawa gaya Yogyakarta dan dalam bahasa Jawa, serta memiliki 94 pupuh atau kumpulan bait. Salah satu dari penelitian sebelumnya telah menghasilkan suntingan dengan edisi kritik dan analisis kodikologis terhadap naskah SJ. Pemilihan 49 dari 94 pupuh naskah SJ (pupuh ke-1 hingga 49) sebagai bahan ringkasan adalah karena pupuh-pupuh tersebut memuat perjalanan Jayalengkara, sang tokoh utama, sebagai seorang satriya lelana, satria yang pergi berkelana ke berbagai tempat. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah melakukan inventarisasi naskah lewat katalog, kemudian mendeskripsikan naskah dan teks yang terkandung di dalamnya. Naskah SJ bercerita tentang perjalanan Raden Jayalengkara, sang tokoh utama, putra dari Prabu Santagnyana, raja Sonyawibawa, yang pergi berkelana mencari ilmu, kembali ke negerinya, terlibat dalam peperangan melawan raja-raja Singasari dan Pringgabaya yang mengancam negerinya, hingga akhirnya dinobatkan sebagai raja baru dengan gelar Maharaja Surya Dipaningrat. Hasil penelitian diulas dalam tiga kategori, yaitu interpretasi gramatikal, rekonstruksi genesis, dan Jayalengkara sebagai seorang satriya lelana. Tahap interpretasi gramatikal menunjukkan bahwa nama-nama orang maupun tempat yang terdapat dalam naskah SJ mengandung arti yang sesuai dengan area bahasa tempat naskah ditulis dan konteks sesuai dengan maksud penulis atau penyalin. Rekonstruksi genesis, yang terbagi dalam subkategori cerita Panji, cerita pahlawan, sastra peralihan Hindu-Islam, dan cerita berbingkai, menunjukkan bahwa cerita dalam naskah SJ memiliki kaitan dengan cerita Panji pada masa Kraton Surabaya abad ke-17, perjalanan Jayalengkara sebagai sebuah cerita pahlawan, cerita dalam naskah SJ dilihat dari sudut pandang peralihan budaya Hindu-Buddha ke Islam, dan cerita-cerita lainnya yang menjadi bingkai dalam rangkaian kisah Jayalengkara pada pupuh ke-1 hingga 49. Dalam kategori Jayalengkara sebagai seorang satriya lelana, ditunjukkan tempat mana saja yang dikunjungi oleh Jayalengkara, pemilik rumah atau pertapaan, dan nasihat apa yang diberikan kepada Jayalengkara beserta kawan seperjalanannya.

This research aims to provide the summary of 49 from 94 cantos of the Serat Jayalengkara or SJ, and to present the result of interpretation with Friedrich Schleiermacher's hermeneutic approach, so that the lessons induced in the wandering story and received by the main character as a wandering knight or satriya lelana, could be understood by the people. SJ is a part of the British Library's collection from the Kraton of Yogyakarta. The existence of said manuscript couldn't be separated from the battle between the British troops against the Yogyakarta troops in 1812, that led to the defeat of the latter. This manuscript is among those taken as war booty, then became one of Colonel Colin Mackenzie's private collections, before been sold to the English East India Company, then as India Office Library's collection, and currently as one of British Library's collection. SJ is written with Javanese script of Yogyakartan style and in Javanese language. This manuscript also has 94 pupuh or cantos. One of previous research has produced a critical edition and codicological analysis of the manuscript. The choosing of 94 from 94 cantos of the SJ (cantos 1 to 49) as the material of summary is because those cantos contain the wandering of Jayalengkara (the main character), as a satriya lelana, a knight who made a wandering journey to various places. Several steps which are done are making manuscript's inventory by catalogue, then descripting the manuscript and the text inside. SJ narrates about the journey of Raden Jayalengkara, the main character, son of Prabu Santagnyana, king of Sonyawibawa, to gain some knowledge, back to his country, involved in a war against kings of Singasari and Pringgabaya that had threatened his country, until he ascended throne as Maharaja Surya Dipaningrat. The results are discussed in three categories, such as grammatical interpretation, genesis reconstruction, and Jayalengkara as a satriya lelana. The grammatical interpretation shows that names of people and places inside the manuscript contain meaning according to language area where the manuscript is written and context according to the writer or copyist's intention. Genetical reconstruction, which is split into four subcategories, namely Panji story, heroic literature, Hindu-Islam transition literature, and framed story, shows that the story inside SJ has a connection with Panji story developed in the Kraton of Surabaya during 17th century period, the journey of Jayalengkara as a heroic literature, the story viewed from Hindu-Buddha towards Islam cultural transition, and other stories as a frame inside the main story of Jayalengkara from cantos 1 to 49. Inside the category of Jayalengkara as a satriya lelana, shown every place that he visited, the owners of house or hermitage, and what lessons or instructions given to Jayalengkara and his companion.

Kata Kunci : Serat Jayalengkara, filologi, satriya lelana, dan hermeneutika

  1. S2-2021-437489-abstract.pdf  
  2. S2-2021-437489-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-437489-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-437489-title.pdf