Seni Mamaos dalam upacara perkawinan adat sunda setelah akad nikah
IRAWAN, Cepi, Prof.Dr. I Made Bandem, MA
2002 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaThe Mamaos art is a kind of song having a free meter, accompanied by the musical instruments of kacapi (both the kacapi indung and the kacapi rincik) and either the flute or the rebab. One of the functions of this art is to become a part of the ceremonial activities in the Sundanese wedding ceremony. It is performed after the marriage ceremony. In this case, the Mamaos art is carried out by using the technique of ditambul or sung without any musical accompaniment Marriage is considered to be sunnah (optional) and it is determined by human being based on the spiritual and physical needs. The marriage ceremony is the most vital part in the process. In this case, the couple is married by the wali attended by the local officer of the religious affairs who, at the Same time, also does the marriage registration. The wali is the bride's father or his representative who is considered legal according to the Islamic law. After the mmage ceremony, there are other ceremonies to be carried out. These extra ceremonies do not belong to the religious rule, istead they are parts of the old Sundanese customs which exist until the present time and done by many Sundanese people. They include the Sawer or nyawer of which the activity is giving message to the newly married couple through songs presented by the jum Sawer the Buka Pintu (open the door), i.e. the singing done by the pru Sawer consisting of questions and answers between the bride and the bridegroom, and the map linglcung or the other Sundanese term sdih huapan meaning to feed one to anather by placing food in each other's mouth done by the couple, led by the parent and attended by many people. It is in these ceremonies that the Mumuos art has its role or function. From time to time the Mumaos art still exists with its strong tradition and it spreads throughout West Java, especially ptlangan. Some people have this art as their proffesion. There have been some changes in the Sundanese wedding tradition, i.e. those concerning time, place, eguipment and the people organizing it.
Seni Mamaos merupakan nyanyian yang bermetrum bebas yang dalam penyajiannya menggunakan alat-alat musik yang terdiri dari kacapi (kacapi indung dan kacapi n’ncik) dan suling atau rebab sebagai alat musik pengiringnya. Selanjutnya dalam upacara perkawinan adat Sunda setelah akad nikah, pertunjukan Seni Mamaos-nya dilakukan dengan teknik ditambul atau dinyanyikan tanpa musik iringan. Salah satu fungsi dari Seni Mamaos adalah sebagai sarana upacara yang digunakan dalam upacara perkawinan adat Sunda setelah akad nikah dilaksanakan. Perkawinan adalah sunnah dan kehendak kemanusiaan, kebutuhan rohani dan jasmani, sedangkan akad nikah adalah pokok pelaksanaan perkawinan. Orang yang mengawinkan adalah wali dari mempelai wanita dengan disaksikan antara lain oleh pejabat Kantor Urusan Agama setempat sambil melakukan pencatatan. Kemudian yang disebut wali adalah ayah kandung mempelai wanita atau I penggantinya yang sah menurut hukum Agama Islam. Setelah melaksanakan akad nikah, masih ada beberapa upacara lagi yang biasa dijalankan. Upacara-upacara seterusnya ini bu kanlah menurut petunjuk agama melainkan adat kebiasaan pada orang-orang Sunda sejak dahulu, yang dewasa ini masih selalu banyak orang Sunda melakukannya. Adapun ragamnya antara lain: Sawer atau nyawer yang bentuk aktivitasnya berupa penyampaian nasihat kepada kedua mempelai melalui lagu-lagu yang dinyanyikan oleh pru Sawer, Buka Pintu yang bentuk aktivitasnya berupa nyanyian yang dinyanyikan oleh pru Sawer sebagai tanya jawab antara mempelai wanita dengan mempelai pria, dan Huap Lingkung yang sudah mempunyai arti tersendiri ialah dengan kata-kata Sunda lainnya yaitu silih huapan ‘saling menyuapi’ antara mempelai wanita dan mempelai pria yang dipimpin oleh orang tua serta disaksikan oleh orang banyak. Pada acara-acara inilah Seni Mumuos sebagai sarananya. Seiring dengan perkembangan man, Seni Mamaos terus hidup dengan tradisinya yang kuat sampai sekarang dan tersebar di wilayah Jawa Barat khususnya Priangan. Bagi orang-orang tertentu, Seni Mamuos dijadikan sebagai profesi. Pada upacara perkawinan adat Sunda terjadi perubahan dalam pelaksanaannya, baik waktu, tempat, dan perlengkapan, juga orang yang melaksanakannya.
Kata Kunci : Seni Suara,Mamaos,Upacara Perkawinan, Mamaos Art, Sawer, Buka Pinlu, Huap Lingkung, Sundanese Wedding, Marriage Ceremony