PENERJEMAHAN DAN PERGESERAN METAFORA DALAM NOVEL JATISABA PADA NOVEL TERJEMAHAN BAHASA INGGRIS JATISABA: KINDLING FROM THE GREEN TREE
NISYIA RAHMATIKA B, Dr. Suhandano, M.A.
2021 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIKPenelitian ini membahas penerjemahan metafora yang difokuskan pada teknik penerjemahan yang digunakan, pergeseran-pergeseran yang dialami, dan penyebab terjadinya pergeseran tersebut. Data pada penelitian ini bersumber dari novel Jatisaba versi Bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber (BSu) dan versi yang telah diterjemahkan dalam Bahasa Inggris sebagai bahasa sasaran (BSa). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang didukung dengan data kuantitatif. Metafora yang ditemukan dalam kedua versi novel diidentifikasi teknik penerjemahannya menggunakan teori Molina dan Albir. Dari penelitian ini ditemukan 524 metafora yang akan dianalisis. Dalam kedua versi bahasa novel tersebut, jenis citraan metafora yang paling banyak ditemukan adalah abstrak ke konkret, semetara yang paling sedikit adalah sinestesia. Teknik penerjemahan yang paling banyak digunakan adalah modulasi, dan yang paling sedikit digunakan adalah deskripsi. Pergeseran metafora dibagi menjadi 3, yaitu pergeseran citraan metafora, pergeseran bentuk kebahasaan, dan pergeseran makna. Sementara itu, yang menyebabkan pergeseran metafora adalah perbedaan struktur bahasa, perbedaan sudut pandang dan budaya, adanya penambahan dan pengurangan informasi, dan kesulitan dalam mencari padanan kata yang sesuai. Alasan utama pergeseran pada penerjemahan metafora adalah karena adanya perbedaan sudut pandang dan budaya antara masyarakat penutur kedua bahasa. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi penggunaan teknik modulasi sebagai teknik yang paling sering digunakan. Sementara itu, penerjemahan metafora pada novel Jatisaba ini menggunakan ideologi domestikasi. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan penerjemah dalam memilih teknik yang merubah metafora pada BSu menjadi metafora yang lebih familiar dalam BSa.
The translation of metaphors being examined in this research is based on the translation techniques used, the shifts that occur, and the causes of these shifts. This study uses the Indonesian version of the novel Jatisaba as the source language (SL) and the English translation as the target language (TL). This research uses a descriptive method and yet is supported by quantitative data. Molina and Albir's theory is used to identify the translation technique used in translating each metaphors. The study's findings revealed 524 metaphorical expressions that needed to be examined. The abstract to the concrete is the most prevalent sort of metaphorical imagery discovered in both language versions of the novel, while synesthesia is the least common. Modulation is the most extensively used translation technique, while description is the least widely utilized. The shift in metaphor is divided into 3, namely shifting in metaphorical imagery, shifting linguistic forms, and shifting meaning. Meanwhile, the causes of metaphorical shifts are caused by differences in language structure, differences in perspective and culture, the addition and subtraction of information, and difficulty in finding the appropriate word. Differences in point of view and culture are the major causes of the shift in metaphor translation. It might be seen in the frequency with which the modulation technique is employed as the most commonly used technique. Domestication ideology is used in the translation of the metaphor in the Jatisaba novel. This is evidenced by translators' preference for techniques that convert an SL metaphor into a more familiar SL metaphor.
Kata Kunci : Kata kunci: metafora, penerjemahan, citra, teknik penerjemahan, pergeseran.