Laporkan Masalah

Penyerapan Tenaga Kerja Anak di Indonesia

FLORENTZ MAGDALENA, Dr. Drs. Sukamdi, M.Sc; Dr. Abdur Rofi, S.Si., M.Si

2021 | Tesis | MAGISTER KEPENDUDUKAN

Keberadaan anak di Indonesia yang putus sekolah dan bekerja pada umur terlalu muda masih cukup banyak. Padahal, secara konsepsi anak-anak tidak diperbolehkan untuk bekerja karena berkaitan erat dengan upaya melindungi hak asasi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik sosial demografi tenaga kerja anak, karakteristik sosial ekonomi rumah tangga tenaga kerja anak dan sebarannya di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis faktor yang memengaruhi penyerapan tenaga kerja anak di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Susenas Maret 2020 dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan multilevel logistik biner. Menurut karakteristik sosial demografinya, tenaga kerja anak lebih banyak dijumpai pada anak yang berumur lebih tua, berjenis kelamin laki-laki, dan berpendidikan rendah. Berdasarkan karakteristik sosial ekonomi rumah tangganya, tenaga kerja anak lebih banyak dijumpai pada rumah tangga dengan tingkat pendidikan kepala rumah tangga rendah, berjenis kelamin perempuan, bekerja di sektor pertanian, berada di daerah perdesaan, menerima program perlindungan sosial dan memiliki jumlah anggota rumah tangga lebih dari 5 orang. Sebaran tenaga kerja anak memiliki variasi yang besar antar kabupaten/kota di Indonesia. Kabupaten/kota di kawasan timur Indonesia yang memiliki angka tenaga kerja anak tinggi umumnya memiliki rata-rata lama sekolah yang rendah, angka kemiskinan tinggi, dan kontribusi pertanian terhadap PDRB yang tinggi pula jika dibandingkan dengan kabupaten/kota di kawasan barat Indonesia yang juga memiliki angka tenaga kerja anak cukup tinggi. Faktor individu yang berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja anak di Indonesia adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan dan umur anak. Sementara faktor sosial ekonomi rumah tangga yang berpengaruh adalah tingkat pendidikan kepala rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah tangga, lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga, akses rumah tangga terhadap program perlindungan sosial, jumlah anggota rumah tangga dan daerah tempat tinggal rumah tangga. Dan faktor kontekstual wilayah yang berpengaruh adalah rata-rata lama sekolah, angka kemiskinan, dan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB.

There are still quite a lot of children in Indonesia who drop out of school and work at young age. In fact, conceptually children are not allowed to work because it is closely related to efforts to protect children's human rights. This study aims to examine the socio-demographic characteristics of child labor, the socioeconomic characteristics of child labor households and their distribution in Indonesia. In addition, this study also aims to analyze the factors that affect the absorption of child labor in Indonesia. This study uses Susenas March 2020 data and analyzed descriptively and inferentially with multilevel binary logistics. According to socio-demographic characteristics, child labor is more common in children who are older, male, and have low education. Based on the socio-economic characteristics of the household, child labor is more commonly found in households with low education of the household head, female, working in the agricultural sector, residing in rural areas, receiving social protection programs, and having more than 5 household members. The distribution of child labor varies widely between regencies/municipalities in Indonesia. Regencies/ municipalities in eastern Indonesia that have high child labor rate generally have low mean years of schooling, a high poverty rate, and a high contribution of agriculture to GRDP when compared to regencies/municipalities in western Indonesia which also have a high number of child labor. Individual factors that affect the absorption of child labor in Indonesia are gender, education level and age of the child. Meanwhile, household socioeconomic factors that affect are education level of household head, gender of household head, main occupation of household head, household access to social protection programs, the number of household members, and the household residential area. And the regional contextual factors that affect are mean years of schooling, poverty rate, and contribution of the agricultural sector to GRDP.

Kata Kunci : tenaga kerja anak, hak anak, multilevel, regresi logistik/ child labor, child rights, multilevel, logistic regression

  1. S2-2021-450068-abstract.pdf  
  2. S2-2021-450068-bibliography.pdf  
  3. S2-2021-450068-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-450068-title.pdf