Laporkan Masalah

EKSPRESI FEMINISME TIONGKOK DI MEDIA SOSIAL WEIBO

YU YAQI, Dr. Wisma Nugraha Christianto Richardus, M.Hum.

2021 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA

Dalam proses feminisme di Tiongkok, platform media sosial "Weibo" secara tidak langsung menjadi salah satu saluran komunikasi dan pengembangan yang paling penting. Tradisi kebiasaan dan konsep gender sedang diangkat kembali, dan ramai didiskusikan. Weibo menyediakan ruang interaktif bagi feminis dan mempromosikan feminisme dari minoritas ke mayoritas di Tiongkok. Meskipun demikian, masih banyak masalah dalam perkembangan feminisme di Weibo. Tesis ini mengambil wacana feminisme Weibo sebagai sampel penelitian, serta menganalisis ekspresi diri, dan masalah feminisme yang ditampilkan di Weibo, mendiskusikan empat pertanyaan berikut: (1)Bagaimana wacana feminisme diekspresikan di Weibo? (2)Apa yang merupakan latar belakang ekspresi ini? (3)Bagaimana dampak perubahan lingkungan Weibo terhadap perkembangan feminisme di Tiongkok? (4)Bagaimana kesadaran hak dan ideologi yang dicerminkan oleh ekspresi hak-hak perempuan di Weibo? Penelitian ini mengadopsi kerangka model tiga dimensi Fairclough, dan menggunakan teori postfeminisme untuk melakukan analisis wacana kritis terhadap ekspresi feminisme Weibo. Membahas ekspresi feminisme di Weibo dari tiga tingkatan: teks, praktik wacana dan praktik sosial. Data untuk penelitian ini diambil dari 1.643 unggahan valid di weibo tentang diskusi feminisme yang diunggah antara Mei 2020 hingga April 2021 oleh enam akun Weibo feminisme aktif dari berbagai kalangan. Diskusi isu feminisme di Weibo sebagian besar dipimpin oleh akun feminisme yang berpengaruh, dengan menaruh perhatian lebih pada kehidupan pribadi dan konstruksi citra gender, menyajikan karakteristik praktik kekuasaan elit. Ketika feminisme menjadi lebih umum, konflik tidak hanya semata-mata antara perempuan dan lelaki, tetapi juga antara kubu feminis yang berbeda. Lingkungan komersialisasi Weibo tidak hanya mempromosikan perkembangan feminisme, tetapi juga melarutkan wacana yang serius. Menyalahgunakan feminisme sebagai bentuk pemasaran oleh akun-akun yang tidak bertanggunjawab, membuat orang memiliki lebih banyak kesalahpahaman tentang feminisme, sehingga mereka memprioritaskan masalah gender dan malah mengabaikan masalah masyarakat kelas. Kritikan, tudingan, bahkan hinaan semakin banyak terjadi di antara kelompok yang berbeda pendapat. Ketika sensor platform menjadi semakin ketat, feminisme terus-menerus distigmatisasi politik baik di offline maupun di media sosial, ruang hukum untuk pengembangan feminisme online semakin menyusut.

In the process of feminism in Tiongkok, the social media platform "Weibo" has indirectly become one of the most important communications and development channels. Traditional gender concepts are redefined and are being widely discussed. Weibo provides an interactive space for feminists and promotes feminism from minority to majority in Tiongkok. Nevertheless, there are still many problems in the development of feminism on Weibo. This thesis takes the discourse of feminism Weibo as a research sample and analyzes feminist self- expression, and feminism issues presented on Weibo, discussing the following four questions: (1) How is feminism discourse expressed on Weibo? (2) What is the background of this expression? (3) How has the changing environment of Weibo impacted the development of feminism in China? (4) How is the awareness of rights and ideology reflected by the expression of feminism on Weibo? This study uses Fairclough's three-dimensional model framework and uses postfeminism theory to conduct a critical discourse analysis on Weibo's feminist expression. Discusses the expression of feminism on Weibo from three levels: text, discourse practice, and social practice. The data for this study were taken from 1,643 valid posts on Weibo about feminism discussions that were uploaded between May 2020 to April 2021 by six active feminism Weibo accounts from various factions. The discussion of feminism issues on Weibo is largely led by influential feminist accounts, which pay more attention to personal life and gender image construction, presenting the characteristics of elite power practices. As feminism has become more common, there has been conflicted not only between women and men but also between different feminists factions. Weibo's commercialization environment promotes the development of feminism but dissolves serious discourse. Abusing feminism as a form of marketing by irresponsible accounts makes people misunderstand more about feminism. Class issues are wrapped up in gender issues and are often ignored. Criticism, accusations, and even insults are increasing among different groups. As platform censorship becomes more and more stringent, feminism is constantly stigmatized politically both offline and on social media, the legal space for the development of online feminism is shrinking.

Kata Kunci : Feminisme Tiongkok, Media sosial, Weibo, Analisis wacana kritis