FAKTOR YANG MEMENGARUHI BIAYA OUT OF POCKET PELAYANAN KESEHATAN PASIEN RAWAT JALAN : ANALISIS DATA SEKUNDER INDONESIA FAMILY LIFE SURVEY

CERIA RIZKI AMALIA, Dr. Dwi Endarti, M. Sc., Apt.

2021 | Tesis | Magister Manajemen Farmasi

Kebutuhan pelayanan kesehatan rawat jalan akibat sakit dapat menimbulkan biaya Out Of Pocket (OOP) pada pasien berupa biaya medis langsung yang dapat dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi dan layanan kesehatan. Pemerintah turut serta menjamin pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai 1 Januari 2014 yang salah satu tujuan utama program JKN adalah memberikan perlindungan finansial dari biaya kesehatan terhadap semua peserta JKN. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya OOP pengobatan dan analisis faktor yang memengaruhi biaya OOP pengobatan akibat sakit berdasarkan perspektif pasien rawat jalan sebelum dan saat penerapan JKN. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesia Family Life Survey (IFLS) gelombang 4 pada tahun 2007 untuk mewakili kondisi sebelum JKN dan gelombang 5 pada 2014 untuk mewakili era JKN. Analisis data secara deskriptif dan inferensial untuk mengetahui biaya OOP pengobatan, serta analisis regresi linier berganda untuk identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi biaya OOP pengobatan menggunakan bantuan software Stata 16. Sebanyak 3.153 responden pada IFLS4 dan 3.242 responden pada IFLS5 yang mengisi biaya OOP pengobatan di analisis pada penelitian ini. Rata-rata biaya OOP pengobatan pada IFLS4 sebesar Rp. 20.815,71 (30,75% dari upah harian tahun 2007) dan Rp.36.029,80 (22,41 % dari upah harian tahun 2014). Faktor sosiodemografi yang paling memengaruhi biaya OOP pengobatan rawat jalan adalah pendapatan pada IFLS4 dan provinsi tempat tinggal pada IFLS5. Sementara faktor layanan kesehatan yang paling memengaruhi biaya OOP pengobatan rawat jalan adalah jarak ke layanan kesehatan pada IFLS4 dan penggunaan asuransi untuk pembayaran pada IFLS5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan biaya OOP pengobatan tahun 2007 dan tahun 2014. Penerapan JKN pada tahun 2014 belum memberikan dampak perlindungan finansial yang nyata bagi masyarakat dalam mengurangi beban biaya kesehatan, khususnya biaya OOP pengobatan rawat jalan. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi biaya OOP pengobatan pada penelitian ini dapat membantu para stakeholder untuk mengembangkan kebijakan penerapan JKN agar dapat memberikan perlindungan finansial yang lebih adil dan merata.

Outpatient healthcare needs due to illness could lead into Out Of Pocket cost (OOP) for patients in the form of direct medical costs which can be affected by sociodemographic and health services factors. The government participates in ensuring the fulfillment of health care needs for the community using the National Health Insurance (JKN) started in 1st January 2014. The main objectives of the JKN program is to provide financial protection from health costs for all JKN participants. The aims of this study is to calculate the cost of OOP treatment and analyze the factors that affect the cost of OOP treatment due to illness based on the outpatients perspective before and during the implementation of JKN. The research design that used in this study was a descriptive analytic with a cross-sectional approach. The secondary data was obtained from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) 4 in 2007 to represent the conditions before JKN and IFLS 5 in 2014 to represent the JKN era. The descriptive and inferential data analysis is used to determine the cost of OOP treatment, as well as multiple linear regression analysis to identify the factors that affect the cost of OOP treatment using Stata 16 software. A total of 3,153 respondents in IFLS4 and 3,242 respondents in IFLS5 who filled out OOP treatment costs were analyzed in this study. The average cost of OOP treatment in IFLS4 is Rp.20.815,71 (30.75% of daily wages in 2007) and Rp.36.029,80 (22.41% of daily wages in 2014). The main sociodemographic factors that influence the outpatient OOP cost treatment in IFLS4 were income IFLS4 and province for IFLS5. Meanwhile, the main health service factors that influence the outpatient OOP cost treatment were the distance to health services for IFLS4 and the use of insurance in IFLS5. The results showed that there was no difference in the OOP cost treatment in 2007 and 2014. The implementation of JKN in 2014 did not provide a real financial protection impact for the community in reducing the burden of health costs, especially the outpatient OOP cost treatment. The result of the factors analysis that affect the OOP cost in this study can help stakeholders to develop policies related to JKN implementation in order to provide more equitable and fair financial protection.

Kata Kunci : Out of Pocket/OOP, pasien rawat jalan, IFLS, sosiodemografi, layanan kesehatan