Dikie Mauluik :: Pertunjukan ritual keagamaan masyarakat Ulakan Pariaman Sumatera Barat
MANSURDIN, Prof.Dr. I Made Bandem, MA
2002 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaKajian ini bermaksud untuk mengungkapkan fenomena Dikie Mauluik di Ulakan, sebagai sebuah aktivitas budaya yang bersifat ritual. Keberadaan upacara Dikie Mauluik, tidak terlepas dari keberadaan tarekat Syatariyah, yang dikembangkan oleh Syekh Burhanuddin pada sekitar abad ke-16, dimulai dari Ulakan. Untuk memperingat hari wafatnya Syekh Burhanuddin, diadakan kegiatan “Bersafarâ€, sekaligus berfungsi sebagai ajang silaturrahmi jamaah Syatariyah di Ulakan. Sebagai sebuah sekte dalam agama Islam, tarekat Syatariyah mempunyai jamaah yang tersebar pada hampir seluruh daerah di Minangkabau. Beragam aktivitas ritual yang dilakukan jamaah Syatariyah, sebagai bentuk peribadatan untuk mencapai yang hakiki, salah satunya adalah kegiatan Dikie Mauluik. Upacara ritual Dikie Mauluik dilaksanakan untuk memperingati peristiwa kelahiran Nabi Muhammad. Dalam pertunjukan Dikie Mauluik, dibacakan syair pujian dan do’a dengan irama taranun. Pola melodi yang dilahirkan dengan sistem ini, terdiri atas bangunan struktur yang panjang dan mononton. Dimulai dengan ucapan selamat, kemudian pendekatan diri kepada Allah, seterusnya sanjungan dan pujian pada Nabi Muhammad, dengan diberi backgraund untuk membangun suasana tauhid sebagai penutup rangkaian kegiatan Dikie Mauluik. Secara keseluruhan, penyajiannya didominasi oleh vokal yang berbentuk chorus, call dan respons (bersa hut-sa hutan). Secara fundamental, dalam tarekat Syatariyah dikenal dokrin keagamaan “Martabat Nan Tujuhâ€. Dokrin tersebut pada dasarnya merupakan metode bertingkat untuk mencapai kesatuan wujud dengan Allah (wahdatul WuJud). Untuk tercapainya ke tingkat bersatunya dengan wujud Tuhan, penganut tarekat harus memahami sifat nan duo puluh sebagai sifatnya Tuhan. Untuk mencapai tahap itu, jamaah harm memahami 3an mengamalkan llmu Nan Empat. Untuk mendapatkan ilmu tersebut, seorang murid harus mendalaminya kepada seorang tuangku, dalam bentuk “Kaji Pahamâ€. Dalam tinjauan sastra Arab, syair dalam Dikie Mauluk secara balaghah dapat mendatangkan makna yang agung. Terlebih lagi diungkapkan dengan benar dan fasih, akan memberi kesan yang dalam di lubuk hati. Balaghah merupakan suatu disiplin ilmu yang berlandaskan kepada kejernihan jiwa dan ketelitian menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar diantara berbagai macam ungkapan
This research is intended to reveal the phenomenon of Dikie iLfauluik in Ulakan, as a ritual cultural activity. The presence of the ritual is related with Turekur Syuluriyulz (name of religious sect for Islam) developed by Syekh Burhanuddin in 16Ԡcentury; it begin with ‘Bersafar’, it has a function as site of friendship among community of Syatariyah in Uiakan. As a sect in Islam, turekut Syuturiyulz has many members of the community spread nearly arround Minangkabu region. Various ritual activities accomplished by the community as a realization of devotions to achieve the Truth, one of the devotions is Dikie Mauluik. The ritual Dikie Mauluik was conducted to coixmemorate birthday of The Prophet Muhammad S.A. W. IR ‘Dikie Mauluik’ perfomiance is read praise and prayer with rhythm of tarunun. Arrangement of melody resulted by this system consists of long and monotonous structure. It Begin with concratulation, then act contemplation to Allah, continue with honor and praise for The Prophet Muhammad s.a.w., enclosed a background to build an atmosphere of Tciulzid (unity of God) as the end of Dikie Mauluik series. Totally, the representation is dominated by vocal in chorus, call and respons. Fundamentally, tarekat Syatariyah is known as a religious doctrine of ‘ Martabat Nan Tujuh’. The doctrine is basically phased method to achieve unity with Allah (th7ahdatul Wujud). In order to achieve a phase of unity with Allah, followers of tarekat should deeply understand the twenty features of God. To get into the phase the members have to absolutely know and performe Zlnzu A‘m Iâ€r?zpctf ( knowledge of the four) Therefore, the community should be learned by Tuangku. In form of “Kaji Fahain†(Learn and Understand). Base on review of Arabic Literature, poem of Dikie Mauluik in holughuli, it can result a great sense. Moreover it is expressed correctly and fluently will give deep image in deepest heart. Balaghah is a discipline based on a pure mind and carefulness in catching a beautifulness and clearness of vague differences among various expression
Kata Kunci : Seni Suara,Islam,Pertunjukan Ritual Dikie Mauluik