ANALISIS PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DAN SPASIAL KABUPATEN REMBANG TAHUN 2016-2020
RIFKA NUR FITRIANI, Yuni Andari, S.E., M.Si.
2021 | Tugas Akhir | D4 PEMBANGUNAN EKONOMI KEWILAYAHANTujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kecamatan yang berperan sebagai pusat pertumbuhan di Kabupaten Rembang, bagaimana keterkaitannya terhadap wilayah belakang, sektor apa yang memiliki keunggulan komparatif, keunggulan prospektif, keunggulan kompetitif, dan bagaimana hasil pemetaan dari tiga analisis sektoral tersebut. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari BPS, Dinindagkop-UMKM, Dinhub, dan BAPPEDA Kabupaten Rembang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan analisis skalogram, Indeks Sentralitas, analisis Gravitasi, SLQ, DLQ, dan SS kemudian digambarkan dalam SIG. Hasil penelitian ini menunjukkan Kecamatan Rembang berperan sebagai wilayah pusat pertumbuhan dengan keterkaitan yang tinggi terhadap Kecamatan Lasem, Kaliori, dan Sulang. Pada Tahun 2016, 2017, 2018, dan 2020 terdapat sembilan sektor basis yaitu; 1) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; 2) Pertambangan dan Penggalian; 3) Transportasi dan Pergudangan; 4) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; 5) Jasa Keuangan dan Asuransi; 6) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; 7) Jasa Pendidikan; 8) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; 9) Jasa Lainnya. Sementara pada tahun 2019 terdapat 10 sektor basis yang merupakan sembilan sektor pada tahun 2016, 2017, 2018, dan 2020 ditambah sektor Jasa Perusahaan. Enam sektor prospektif, yaitu; 1) Industri Pengolahan; 2) Pertambangan dan Penggalian; 3) Pengadaan Listrik dan Gas; 4) Konstruksi; 5) Jasa Perusahaan; 6) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Lima sektor kompetitif, yaitu; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estate; dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Pemetaan hasil analisis menggunakan SIG menunjukkan keterkaitan wilayah sangat dipengaruhi jarak tempuh antar wilayah. Secara sektoral terdapat dua sektor unggulan tidak kompetitif yaitu, sektor Pertambangan dan Penggalian, dan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Tiga sektor prospektif kompetitif, empat sektor andalan kompetitif, empat sektor prospektif tidak kompetitif, dua sektor tertinggal kompetitif, dan dua sektor tertinggal tidak kompetitif.
The purpose of this study is to determine the districts that act as growth centers in Rembang Regency, how they relate to the hinterland, which sectors have comparative advantages, prospective advantages, competitive advantages, and the mapping results from three sectoral analyses. The data used are secondary data from BPS, Dinindagkop-UMKM, Dinhub, and BAPPEDA Rembang Regency. The method used in this research is descriptive quantitative method with scalogram analysis, Centrality Index, Gravity analysis, SLQ, DLQ, and SS then described in GIS. The results of this study indicate that the RembangDistrict acts as a growth center area with a high linkage to Lasem, Kaliori, and Sulang District. In 2016, 2017, 2018, and 2020 there were nine basic sectors, namely; 1) Agriculture, Forestry, and Fisheries; 2) Mining and Quarrying; 3) Transportation and Warehousing; 4) Provision of Accommodation and Food and Drink; 5) Financial and Insurance Services; 6) Government Administration, Defense and Mandatory Social Security; 7) Education Services; 8) Health Services and Social Activities; 9) Other Services. While in 2019 there were 10 basic sectors, which were nine sectors in 2016, 2017, 2018, and 2020 plus the Corporate Services sector. Six prospective sectors, namely;Manufacturing; Mining and Quarrying; Electricity and Gas Procurement; Construction; Company Services; and Health Services and Social Activities. Five competitive sectors, namely; Agriculture, Forestry, and Fisheries; Water Supply, Waste Management, Waste and Recycling; Financial and Insurance Services; Real Estate; Government Administration, Defense and Mandatory Social Security. Mapping analysis results using GIS show that regional linkages are strongly influenced by distance between regions. By sector, there are two leading non-competitive sectors, namely, the Mining and Quarrying sector, and Health Services and Social Activities. Three competitive prospective sectors, four competitive leading sectors, four uncompetitive prospective sectors, two competitive lagging sectors, and two uncompetitive lagging sectors.
Kata Kunci : Kata Kunci: Pusat Pertumbuhan, Gravitasi, Keunggulan Sektoral/ Keywords: Growth Center, Gravity, Sectoral Advantage