Terapi modifikasi perilaku, diet dan obat untuk penanganan perilaku hiperaktivitas pada anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
NANIK, Dr. Endang Ekowarni
2002 | Tesis | S2 PsikologiTujuan utama penelitian ini ialah untuk mengetahui perbedaan kekuatan efektivitas terapi tunggal, kombinasi ganda dan tri kombinasi terhadap penurunan skor perilaku hiperaktivitas. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui mengapa dan bagaimana terapi kombinasi dapat memberikan penanganan yang lebih baik terhadap penanganan perilaku hiperaktivitas pada anak GPPH. Terapi tunggal meliputi terapi modifikasi perilaku, diet dan obat. Terapi kombinasi ganda meliputi terapi modifikasi perilaku-diet, modifikasi perilaku-obat, dan diet-obat. Terapi tri kombinasi ialah terapi modifikasi perilaku-diet-obat. Terapi modifikasi perilaku diberikan dalam bentuk pelatihan pada anak untuk menunjukkan perilaku yang diharapkan atau mengurangi kemunculan perilaku yang mengganggu dengan prinsip token ekonomi. Terapi diet diberikan dalam bentuk pelatihan pada anak dengan prinsip token ekonomi untuk makan jenis-jenis makanan yang tidak mengandung substansi-substansi yang dapat meningkatkan perilaku hiperaktivitas. Terapi obat ialah suatu jenis penanganan medis yang dilatihkan pada anak dengan prinsip token ekonomi untuk minum obat (ritalin) teratur setiap hari satu kali. Penelitian ini menggunakan single-case subject design. Alat pengukuran ialah DSMIV yang digunakan untuk mengukur gejala-gejala GPPH, skala aktivitas Werry-Weiss-Peter yang digunakan untuk mengukur tingkat perilaku hiperaktivitas, dan CPM untuk mengukur taraf kecerdasan. Subjek penelitian ini ialah sebelas anak laki-laki berusia 7 - 11 tahun yang memiliki taraf kecerdasan normal dan di atasnya. Mereka teIah didiagnosa oleh psikiater sebagai anak GPPH tanpa disertai gangguan lain. Mereka dibagi dalam 4 kelompok. Setiap kelompok mendapatkan perlakuan yang berbeda dan dipantau setiap minggu. Memperhatikan ketiga jenis terapi dalam penelitian hi, dapat disimpulkan sebagai berikut : terapi tunggal yang paling efektif terhadap penurunan skor perilaku hiperaktivitas ialah terapi obat, karena terapi obat bekerja secara langsung untuk menangani ketidakseimbangan neurotransmiter pada an& GPPH. Terapi obat juga efektif untuk menangani problem-problem lain GPPH, seperti perbaikan rentang perhatian, konsentrasi, memori jangka pendek, dan koordinasi visual motorik. Terapi kombinasi ganda yang paling efektif terhadap penman skor perilaku hiperaktivitas ialah terapi diet-obat. Alasannya idah diet dapat mendukung fungsi kerja ritalin untuk mengatasi ketidakseimbangan neurotransmiter pada anak GPPH. Terapi diet juga efektif untuk menangani problemproblem lain GPPH, seperti impulsivitas, Iedakan marah dan labilitas emosi. Dibandingkan dengan terapi tunggal dan kombinasi ganda, terapi tri kombinasi ditemukan paling baik. Alasannya ialah terapi modifikasi perilaku dapat menuntut anak untuk mengatur sendiri perilaku hiperaktivitasnya. Terapi modifikasi perilaku mendukung b g s i kerja terapi diet dan obat. Modifikasi perilaku lebih efektif untuk menangani problem-problem lain GPPH, seperti kepatuhan, disiplin, tanggung jawab, kemandirian dan hubungan keluarga.
The main purpose of this research was to know the different effectivity of single therapy, double combination and triple combination therapy to the decreasing levels of hyperactivity behavior. This research also aimed to know why and how the combination therapy could give better intervention to hyperactivity behavior of ADHD children. The single therapy included behavior modification, diet therapy, and drug therapy. The double therapy included behavior modification-diet therapy, behavior modificationdrug therapy, and diet-drug therapy. The triple combination therapy was behavior modificationdiet- drug therapy. Behavior modification therapy was delivered in the form of training to the child to show expected behavior or to cut down on the emergence of disruptive behavior with the token economy principle. Diet therapy was delivered in the form of training to the child with token economy principle to eat kinds of food which do not contain substances that may increase hyperactivity levels. Drug therapy was a kind of medical intervene, that was trained to the child with token economy principle to drink drug (ritalin) once daily. This research used single-case subject designs. The measurements were DSM-IV which was used to measure ADHD symptoms, Weny-Weiss-Peters Activity Scale which was used to measure levels of hyperactivity behavior, and CPM was used to measure levels of intelligence. The subjects of this research are 7 - 11 year old boys with ADHD who had normal intelligence levels and above. They had been diagnosed by psychiatrist as ADHD children without any presence of other disorder. There were eleven boys participating in this research. They were divided into four groups. Each groups got different treatment and was monitored weekly. Concerning the three hnds of therapy applied in this research, it could be concluded as follows: the most effective single therapy to decrease levels of hyperactivity behavior was drug therapy, since it worked directly to treat the neurotransmitter disbalance of ADHD child. Drug therapy was also effective to treat other problems of ADHD, such as improvement of attention span, concentration, short-term memory, and visual-motoric coordination. The most effective double combination therapy to decrease levels of hyperactivity behavior was dietdrug therapy. The reason was that diet therapy could support work-function of ritalin to balance neurotransmitter of ADHD. Diet therapy was also effective to handle other problems of ADHD, such as impulsivity, explosion of anger, and unstable emotion. Compared with the single therapy and the double combination therapy, the triple combination therapy was found out to be the best one. The reason was that behavior modification therapy could require the child to self-manage his hyperactivity behavior. Thus the therapy also supported workfhction of diet and drug therapy. Behavior modification therapy was more effective to handle other problems of ADHD, such as obedience, discipline, responsibility, autonomy, and family relationship.
Kata Kunci : GPPH, terapi modifikasi perilaku, diet dan obat, token ekonomi, neurotransmiter, ADHD, behavior modification, diet and drug therapy, token economy, neurotransmitter