EKSPRESI SPESIFIK BUDAYA INGGRIS ABAD 18-21 PADA PENERJEMAHAN SUBTITLE FILM
NABILA PUTRI YAYU, Dr. Sajarwa, M.Hum
2021 | Tesis | MAGISTER LINGUISTIKBudaya adalah aspek yang tidak akan bisa dihindari ketika membahas mengenai penerjemahan. Dalam prosesnya, penerjemahan paling sedikit melibatkan dua bahasa berbeda yang berasal dari dua budaya berbeda. Pada penerjemahan film, tuturan para tokoh adalah bahan utamanya. Pada film, tuturan ini berbentuk dialog yang mana kemudian dialog tersebut dijadikan acuan dalam membuat subtitle. Tuturan para tokoh mencerminkan budaya yang menjadi latar belakang film. Unsur kebudayaan dari tuturan para tokoh berbentuk ekspresi, yang disebut sebagai ekspresi spesifik budaya. Newmark (1988, p. 95-102) mnegkategorikan ekspresi spesifik budaya dikategorikan kedalam tujuh kategori. Dalam menerjemahkan ekspresi spesifik budaya dari satu bahasa ke bahasa lainnya, adalah hal wajar jika ditemukan permasalahan. Untuk mengatasi permasalahan ini, penerjemah membutuhkan strategi penerjemahan dan transformasi penerjemahan untuk mendapatkan hasil terjemahan yang sepadan. Strategi penerjemahan yang diusulkan oleh Davies (2003, p. 68-88) dan transformasi penerjemahan yang diusulkan oleh Catford (1965, p. 71) dan Nida (1964, p. 63-69) digunakan dalam menganalisis ekspresi spesifik budaya dan terjemahannya. Selain mempertimbanagkan kesepadanan antara TSu dan TSa, penerjemah film juga harus memperhatikan aturan teknis dan tekstual dalam pembuatan subtitle karena terjemahan tuturan berisi ekspresi spesifik budaya akan diterjemahkan ke dalam bentuk subtitle. Data pada penelitian ini diambil dari empat sumber data, yaitu The Duchess (FTD18), Jane Eyre (FJE19), Atonement (FA20) dan Now Is Good (FNIG21). Keempat sumber data adalah film berlatar tempat Inggris, yang mana masing-masing film berlatar waktu abad ke-18, abad ke-19, abad ke-20 dan abad ke-21. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi penerjemahan dan transformasi penerjemahan berperan saling melengkapi dalam menerjemahkan sebuat tuturan berisi ekspresi spesifik budaya. Strategi penerjemahan selalu dibutuhkan dalam menerjemahkan sebuah tuturan, sedangkan transformasi penerjemahan lebih berfungsi sebagai pelengkap dan penyempurna.
Culture is an unavoidable aspect when it comes to translation. In the process, translation involves at least two different languages from two different cultures. In film translation, the characters' speeches is the main aspect. In the film, these speeches are in the form of dialogues, in which it will later be the reference to make subtitles. The stories of the characters reflect the culture that is used as the background of the film. The cultural element of the characters' speeches is in the form of expression, which Baker (1992) and Robinson (2003) refer to as culture-spesific items. Newmark (1988, p. 95-102) categorized culture-spesific items into seven categories. In translating culture-spesific items from one language to another, it is natural to discovers problems. To overcome these problems, translators need translation strategies and translation transformations to get the most perfect result. The translation strategy proposed by Davies (2003, p. 68-88) and the translation transformation proposed by Catford (1965, p. 71) and Nida (1964, p. 63-69) are used in analyzing culture-spesific items and their translations. In addition, considering the equivalence between TSu and TSa, subtitlers must also pay attention to the technical and textual rules in making subtitles, because speech translations containing culture-spesific items will be translated into subtitles. The data in this study were taken from four data sources, namely The Duchess (FTD18), Jane Eyre (FJE19), Atonement (FA20) and Now Is Good (FNIG21). The four data sources are films set in England, where each film is set in the 18th, 19th, 20th and 21st centuries. The results of the analysis shows that translation strategies and translation transformation play a complementary role in translating an utterance containing cultural-specific items. A translation strategy is a must-needed in translating an utterance, while the translation transformation functions as the complement�s constituent.
Kata Kunci : subtitle, ekspresi spesifik budaya, strategi penerjemahan, transformasi gramatikal, transformasi leksikal.