Efektivitas Spray Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap Mortalitas Caplak (Rhipicephalus sanguineus) pada Anjing secara in Vitro
DEYANA LOMBAN E, drh. Fathur Rohman Haryadi, M. Sc
2021 | Tugas Akhir | D4 Teknologi VeterinerAnjing (Canis familiaris) telah lama dikenal sebagai the human's best friend. Anjing juga berperan dalam penyebaran penyakit yang dibawa oleh ektoparasit. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan insektisida alami, salah satu contohnya yaitu daun pandan wangi karena mengandung alkaloid, saponin dan polifenol yang dapat membunuh caplak. Penggunaan insektisida alami sebagai alternatif insektisida sintetis memberikan keuntungan yaitu mudah terurai sehingga tingkat keamanannya lebih tinggi dan relatif tidak berbahaya. Penggunaan insektisida sintetis dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, terbunuhnya biological control, terjadinya resistensi dan resurjensi hama dan berbahaya bagi lingkungan serta manusia. Tujuan dari penulisan Proyek Akhir ini adalah untuk mengetahui efektivitas dan konsentrasi ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) yang paling efektif dalam membunuh caplak (Rhipicephalus sanguineus) pada anjing. Metode yang digunakan yaitu dengan membuat ekstraksi daun pandan wangi ke dalam bentuk spray kemudian dibuat konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, kontrol positif berupa Kututox-s, dan kontrol negatif berupa aquades. Kemudian disemprotkan ke dalam toples yang berisi masing-masing 30 ekor caplak dan diamati selama 20, 40, dan 60 menit. Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi (Microsoft Excel dan SPSS 16.0). Selanjutnya data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Adapun uji statistik yang digunakan yaitu menggunakan uji ANOVA satu arah dan Duncan. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa rata-rata kematian caplak terendah terdapat pada konsentrasi 10%. Kematian tertinggi terdapat pada konsentrasi 60%. Hasil uji ANOVA diperoleh p-value = 0,002 (p<0,05) maka H1 diterima. Hasil Duncan yaitu p>0.05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang nyata pada setiap konsentrasi yang digunakan terhadap mortalitas caplak.
Dogs (Canis familiaris) have long been known as the human's best friend. Dogs also play a role in the spread of diseases carried by ectoparasites. Control that can be done is to use natural insecticides, one example is pandan wangi leaves because they contain alkaloids, saponins and polyphenols that can kill ticks. The use of natural insecticides as an alternative to synthetic insecticides provides the advantage that it is easy to decompose so that the level of safety is higher and relatively harmless. The use of synthetic insecticides can cause environmental pollution, the killing of biological control, the occurrence of resistance and resurgence of pests and is harmful to the environment and humans. The purpose of writing this final project is to determine the effectiveness and concentration of pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) leaf extract which is most effective in killing ticks (Rhipicephalus sanguineus) in dogs. The method used is by extracting pandan wangi leaves into spray form and then making concentrations of 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, positive control (Kututox-s), and negative control (aquades). Then sprayed into a jar containing 30 ticks each and observed for 20, 40, and 60 minutes. The data obtained were processed computerized (Microsoft Excel and SPSS 16.0). Furthermore, the data that has been analyzed is presented in the form of tables and narratives. The statistical test used is the one-way ANOVA test and Duncan's. The results of this study showed that the lowest average tick mortality was at a concentration of 10%. The highest mortality was at a concentration of 60%. ANOVA test results obtained p-value = 0.002 (p <0.05) then H1 is accepted. Duncan's results were p>0.05, which means that there was no significant difference in each concentration used for tick mortality.
Kata Kunci : anjing, caplak, duncan, insektisida, pandan wangi