Laporkan Masalah

Helmintiasis pada Sapi Potong di Puskeswan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

DEVIKA RETNO PRATIWI, drh. Dhasia Ramandani, M.Sc.

2021 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWAN

Sapi potong merupakan salah satu komoditi peternakan yang cukup banyak dikembangkan di Indonesia. Pada pemeliharaan sapi potong tentu terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi, salah satunya gangguan kesehatan yaitu penyakit cacingan (helmintiasis). Helmintiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi cacing di dalam tubuh ternak. Jika tidak segera diatasi dengan baik, penyakit ini akan menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar. Ternak yang menderita helmintiasis akan mengalami penurunan produktivitas dan rentan terserang penyakit lainnya. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui kasus helmintiasis pada sapi potong di Puskeswan Imogiri, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan pemeriksaan sampel feses untuk identifikasi telur cacing dengan metode sedimentasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kasus helmintiasis pada sapi potong di Puskeswan Imogiri mulai tanggal 8 Februari sampai dengan 5 Maret 2021 dilaporkan sebanyak 22 kasus. Berdasarkan hasil pengamatan dari 10 sampel feses sapi potong yang diambil pada tanggal 16 Februari 2021, sebanyak 8 sampel terinfeksi telur cacing trematoda (Paramphistomum sp.) dan telur cacing nematoda (Strongyle sp.), 1 sampel ditemukan larva cacing, dan 1 sampel negatif terinfeksi cacing. Pengobatan helmintiasis di Puskeswan Imogiri dilakukan dengan pemberian obat cacing Lagantor BSA dan vitamin B complex. Pencegahan helmintiasis yang dilakukan oleh petugas Puskeswan dengan cara mengedukasi ke klien/peternak untuk memperhatikan manajemen pakan, higienitas dan sanitasi kandang, serta pemberian obat cacing secara berkala setiap 3 bulan sekali. Tindakan penanganan helmintiasis di Puskeswan Imogiri telah sesuai dengan prosedur penanganan kasus helmintiasis pada sapi potong.

Beef cattle is one of the livestock commodities that is widely developed in Indonesia. One of the problem in the beef cattles rearing is health management problems, namely worms (helminthiasis). Helminthiasis is a disease caused by a worm infection in the animals body. If not addressed properly, this disease might cause a considerable economic losses. Livestock suffering from helminthiasis might have a decrease in productivity and susceptible to other diseases. The purpose of this Final Project is to determine the case of helminthiasis in beef cattle at Puskeswan Imogiri, Bantul regency, Yogyakarta Province. Data were collected by observation, interviews, documentation, and examination of fecal samples to identify worm eggs using sedimentation methods. The results showed that helminthiasis cases in beef cattle at Puskeswan Imogiri from 8 February to 5 March 2021 were reported as many as 22 cases. Based on observations from 10 samples of beef cattle feces taken on February 16, 2021, 8 samples were infected with trematode worm eggs (Paramphistomum sp.) and nematode worm eggs (Strongyle sp.), 1 sample was found to have worm larvae, and 1 sample was negative for worm infection. Helminthiasis treatment at Puskeswan Imogiri was carried out by administering anthelmintic Lagantor BSA and vitamin B complex. Helminthiasis prevention was carried out by Puskeswan officers by educating clients/breeders about feed management, hygiene and sanitation of cages, as well as regular deworming program every 3 months. The handling of helminthiasis at Puskeswan Imogiri was in accordance with the procedures for handling helminthiasis cases in beef cattle.

Kata Kunci : sapi potong, helmintiasis, Puskeswan Imogiri

  1. D3-2021-431711-abstract.pdf  
  2. D3-2021-431711-bibliography.pdf  
  3. D3-2021-431711-tableofcontent.pdf  
  4. D3-2021-431711-title.pdf