Laporkan Masalah

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Agrowisata Kampung Anggur di Dusun Plumbungan, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta

DESYANA SETYARINI, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si.

2021 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Dewasa ini pemberdayaan masyarakat melalui kampung/desa wisata telah digalakkan di berbagai wilayah di Indonesia mengingat pemberdayaan kini menjadi salah satu program unggulan dalam penanggulangan kemiskinan yang masih menjadi problematika di negeri ini. Salah satu program pemberdayaan melalui kampung/desa wisata ini dapat terlihat pada program pemberdayaan agrowisata Kampung Anggur Plumbungan. Kampung Anggur Plumbungan merupakan agrowisata kampung anggur pertama yang ada di Kabupaten Bantul yang menawarkan wisata edukasi di bidang pertanian/agro khususnya tanaman anggur sebagai komoditas utamanya. Dusun Plumbungan ini dikenal oleh masyarakat luas sebagai kampung anggur dikarenakan mayoritas masyarakatnya melakukan usaha budidaya anggur berbagai varietas dengan memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing. Keberhasilan dalam mengajak hampir seluruh warganya untuk budidaya anggur dan mewujudkan Dusun Plumbungan menjadi kampung anggur pertama di Kabupaten Bantul tersebut menggugah peneliti untuk menggali lebih dalam terkait proses pemberdayaan dan bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat di dalam program pemberdayaan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Informan yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 12 orang yang meliputi 9 orang Pelaku Budidaya Anggur, 1 orang Inisiator Pertama Budidaya Anggur, 1 orang Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Arimbi, dan 1 orang Ketua Kampung Anggur Plumbungan. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif sehinga pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini diuji dengan triangulasi. Kemudian analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan setelah data yang diperoleh sudah mencukupi dan mampu menjawab rumusan masalah yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan dan bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dan didukung oleh para aktor pemberdaya tersebut memiliki peran yang cukup penting dalam mewujudkan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan hingga saat ini. Hal tersebut terlihat pada keberhasilan untuk mengajak sekitar 85% masyarakat untuk ikut serta budidaya anggur dan saling bersinergi untuk mewujudkan Dusun Plumbungan menjadi kampung anggur pertama di Kabupaten Bantul. Selain itu program pemberdayaan ini juga dapat memberikan tambahan penghasilan bagi rumah tangga yang terlibat dalam usaha budidaya anggur tersebut. Proses pemberdayaan melalui agrowisata kampung anggur ini terbagi menjadi tiga yaitu 1) Tahap Penyadaran yaitu tahap masyarakat mulai menyadari bahwa mereka membutuhkan peningkatan kapasitas diri dan munculnya keinginan untuk ikut serta budidaya anggur, 2) Tahap Transformasi Kemampuan yaitu tahap masyarakat menjalani proses belajar baik melalui pelatihan maupun dari berbagai media belajar yang ada sehingga masyarakat mampu budidaya anggur secara mandiri, 3) Tahap Peningkatan Intelektual, Kecakapan, dan Keterampilan yaitu tahap munculnya berbagai kreasi dan inovasi yang dilakukan sebagai upaya pengembangan Kampung Anggur Plumbungan agar tetap berkelanjutan. Selain itu adapun bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat di dalam program pemberdayaan tersebut yaitu partisipasi tenaga, partisipasi harta benda, dan partisipasi pikiran.

Today community empowerment through tourism villages has been encouraged in various regions in Indonesia considering empowerment is now one of the leading programs in poverty alleviation that is still a problem in the country. One of the empowerment programs through this tourism village can be seen in the agrotourism empowerment program of Plumbungan Grape Village. Plumbungan Grape Village is the first grape village agrotourism in Bantul Regency that offers educational tourism in the field of agriculture/agro, especially grape crops as its main commodity. Plumbungan village is known by the wider community as a grape village because the majority of its people do grape cultivation efforts of various varieties by utilizing the yard of their respective houses. The success in inviting almost all its citizens to cultivate grapes and realize Plumbungan Village to become the first grape village in Bantul Regency encourages researchers to dig deeper related to the empowerment process and forms of participation by the community in the empowerment program. The research method used is qualitative research method with descriptive research type. Sampling is done purposive sampling. Informants taken in this study as many as 12 people who include 9 people Who Cultivate Grapes, 1 Firtst Initiator of Grape Cultivation, 1 Chairman of the Farmer Women's Group (KWT) Arimbi, and 1 Chairman of Plumbungan Grape Village. In this study using qualitative research method so that data collection is done by observation, interview, literature study, and documentation. The validity of the data in this study was tested by triangulation. Then data analysis is done by data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The withdrawal of conclusions in this study was done after the data obtained was sufficient and able to answer the formulation of existing problems. The results showed that the empowerment process and forms of participation carried out by the community and supported by the empowering actors have an important role in realizing the success of sustainable community empowerment programs to date. This is seen in the success to invite about 85% of the community to participate in the cultivation of grapes and synergize with each other to realize Plumbungan Village to become the first grape village in Bantul Regency. In addition, this empowerment program can also provide additional income for households involved in the grape cultivation business. The process of empowerment through agrotourism of the grape village is divided into three, namely 1) Awareness stage that is the stage of the community began to realize that they need to increase their capacity and the emergence of the desire to participate in the cultivation of grapes, 2) The Stage of Capability Transformation is the stage of community learning both through training and from various learning media that exist so that the community is able to cultivate grape independently , 3) The Stage of Intellectual Improvement, Proficiency, and Skills is the stage of the emergence of various creations and innovations carried out as an effort to develop Plumbungan Grape Village to remain sustainable. In addition, the forms of participation carried out by the community in the empowerment program are energy participation, property participation, and mind participation.

Kata Kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Agrowisata, Kampung Anggur

  1. S1-2021-413190-abstract.pdf  
  2. S1-2021-413190-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-413190-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-413190-title.pdf