PEMETAAN KANAL DENGAN TASKING MANAGER OSM (OPENSTREETMAP) UNTUK PEMBARUAN DATA DI LAHAN GAMBUT KABUPATEN MUSI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN
NADIAH SALSABILA, Dr. Wahyu Wardhana, S.Hut, M.Sc.
2021 | Tugas Akhir | D3 PENGELOLAAN HUTANIndonesia merupakan produsen sekaligus konsumen utama untuk komoditi kayu, kelapa sawit, dan industri kertas dunia. Hal tersebut penyebab dari alih fungsi lahan atau reklamasi (Yuliani, Febri., 2017). Alih fungsi lahan gambut mengharuskan adanya pembuatan saluran air atau kanal. Keberadaan kanal mengakibatkan air mengalir keluar dari kubah gambut sehingga serapan air pada lahan gambut akan semakin berkurang yang menyebabkan kemungkinan terjadinya kerusakan lahan gambut yang berujung pada kebakaran hutan dan lahan semakin tinggi. Berdasarkan persoalan tersebut data kanal diperlukan sebagai upaya pemantauan degradasi yang terjadi di lahan gambut. Perolehan data kanal di lahan gambut dapat dilakukan melalui pemetaan untuk pembaruan data kanal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melakukan pembaruan data kanal, identifikasi objek kanal dan menghitung kerapatan kanal sebagai salah satu petunjuk kerusakan lahan gambut di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Hasil yang diperoleh yaitu pembaruan data kanal dapat dilakukan menggunakan alat HOT Tasking Manager pada OpenStreetMap. Identifikasi objek kanal berdasarkan kenampakan citra dilakukan menggunakan 9 kunci interpretasi citra yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona atau warna, tekstur, situs, asosiasi, dan konvergensi bukti. Kerapatan kanal tertinggi di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan terdapat di Kecamatan Bayung Lencir dengan nilai 18,87 m/ha (33,64%). Sedangkan kerapatan kanal terendah terdapat di Kecamatan Plakat Tinggi dengan nilai 0,36 m/ha (0,65%). Sehingga, Kecamatan Bayung Lencir merupakan wilayah di Kabupaten Musi Banyuasin yang memiliki potensi tertinggi terjadi kerusakan lahan gambut karena air yang terserap telah keluar dari lahan gambut menuju kanal-kanal disekitarnya.
Indonesia is a major producer and consumer of the world's timber, palm oil and paper industries. This is the cause of land conversion or reclamation (Yuliani, Febri., 2017). The conversion of peat lands requires the construction of waterways or canals. The existence of canals causes water to flow out of the peat dome so that water absorption in peatlands will decrease which causes the possibility of damage to peatlands which leads to forest and land fires. Based on this problem, canal data is needed as an effort to monitor the degradation that occurs in peatlands. The acquisition of canal data on peatlands can be done through mapping for canal data updates. The purpose of this research is to update canal data, identify canal objects and calculate canal density as an indication of peatland damage in Musi Banyuasin Regency, South Sumatra. The result obtained is that channel data updates can be done using the HOT Tasking Manager tool on OpenStreetMap. Identification of canal objects based on the appearance of the image is carried out using 9 key image interpretations, namely shape, size, pattern, shadow, hue or color, texture, site, association, and evidence convergence. The highest canal density in Musi Banyuasin Regency, South Sumatra is in Bayung Lencir District with a value of 18.87 m/ha (33.64%). While the lowest canal density is in Plakat Tinggi District with a value of 0.36 m/ha (0.65%). Thus, Bayung Lencir District is an area in Musi Banyuasin Regency that has the highest potential for peatland damage because the absorbed water has left the peatland into the surrounding canals.
Kata Kunci : Kanal, Lahan Gambut, OpenStreetMap, Pemetaan