Manajemen Perawatan dan Penanganan Kucing Penderita Feline Urologic Syndrome (FUS) di Laboratorium Klinik "Klinik Hewan Jogja" Yogyakarta
AILSA BHANUWATI, drh. Morsid Andityas, M.Sc.
2021 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWANFeline Urologic Syndrome (FUS) adalah salah satu dari kelompok penyakit non infeksius yang banyak ditemukan kasusnya pada kucing. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mempelajari teknis pelaksanaan dalam manajemen penanganan kucing penderita FUS di Laboratorium Klinik "Klinik Hewan Jogja". Metode yang digunakan dalam pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi dan praktik secara langsung terhadap pasien penderita FUS. Materi yang digunakan adalah pasien rawat inap yang menderita FUS. Gejala yang timbul dari kucing penderita FUS adalah kesulitan bahkan timbul rasa sakit dalam melakukan urinasi, adanya kandungan darah di dalam urin, meningkatnya frekuensi urinasi, kucing lebih sering menjilati perineum, adanya perilaku tidak normal saat urinasi seperti mengejan dan kucing tidak dapat urinasi. Diagnosis oleh dokter hewan dilakukan dengan melakukan palpasi pada bagian abdomen bagian bawah tepatnya pada area kantung kemih kucing. Penanganan pertama yang dilakukan setelah diagnosa adalah dengan pemasangan kateter, pemasangan infus, dengan rute intravena, pemberian antibiotik dan pengobatan dengan menggunakan obat seperti nephrolit dan asam traneksamat. Pengobatan pada pasien penderita FUS dilakukan tiga kali sehari sesuai dengan resep dokter. Manajemen pembersihan kandang dilakukan satu kali sehari pada pagi hari setelah dilakukannya pemeriksaan klinis. Pemberian pakan dilakukan sebanyak tiga kali sehari, Flushing dilakukan satu kali sehari untuk mengeluarkan kristal dan urin yang masih terdapat pada kantung kemih. Penanganan pertama dan manajemen perawatan yang diberikan pada pasien sudah cukup baik dan sudah memperhatikan SOP serta sanitasi sebelum dan sesudah penanganan.
Feline Urologic Syndrome (FUS) is one of a group of non-infectious diseases that is commonly found in cats. The purpose of this final project is to learn the technical implementation of the management of cats with FUS sufferers in the Laboratorium Klinik "Klinik Hewan Jogja". The methods used in data collection were observation, interviews, documentation and direct practice of patients with FUS. The materials used were patient suffering from FUS. Symptoms that arise from cats with FUS are difficulty and even pain in urinating, the presence of blood in the urine, increased urination frequency, cats licking the perineum more often, abnormal behavior during urination such as straining and cats cannot urinate. Diagnosis by a veterinarian is made by palpating the lower abdomen, precisely in the cat's bladder area. The first treatment that is done after diagnosis is catheter insertion, intravenous infusion, administration of antibiotics and medication using drugs such as nephrolit and tranexamic acid. Treatment for patients with FUS is carried out three times a day according to a doctor's prescription. Management of cage cleaning is carried out once a day in the morning after clinical examination. Feeding is carried out three times a day, Flushing is carried out once a day to remove crystals and urine that are still present in the bladder. The first treatment and care management given to patients is good enough and has paid attention to SOP and sanitation before and after treatment.
Kata Kunci : Kucing, FUS, Manajemen penanganan pasien