MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PERAH LAKTASI DI UPTD-BPPTDK DINAS PERTANIAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2020
DINA MAYA LORENZA, drh. Fathur Rohman Haryadi, M.Sc.;Dr. Ir. Nurulia Hidayah, S.Pt., M.P., IPM.;Ahmad Baidlowi, S.Pt., M.Sc.
2021 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWANKeberlangsungan suatu peternakan sapi perah bergantung pada sistem manajemen pemeliharaan terhadap sapi laktasi, meliputi manajemen perkandangan, pakan, kesehatan, pemerahan serta sanitasi. Tujuan penulisan Tugas Akhir ini untuk mengetahui manajemen pemeliharaan sapi perah fase laktasi di Unit Pelaksanaan Teknis Daerah, Balai Pengembangan Perbibitan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (UPTD-BPPTDK) Dinas Pertanian Istimewa Yogyakarta. Materi yang dibahas mengenai manajemen kandang (konstruksi, tipe kandang, tempat pakan dan tempat minum), manajemen pakan (jenis pakan, metode pemberian ransum, imbangan pakan), manajemen kesehatan (penyakit, penanganan dan pencegahan), pemerahan susu dan sanitasi. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan, wawancara dengan pegawai, praktik langsung (pengukuran kandang dan penanganan susu setelah proses pemerahan) dan metode rekap data recording. Berdasarkan hasil pengamatan jenis sapi perah yang dikembangkan di UPTD BPPTDK adalah sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH). Terdapat dua kandang khusus sapi laktasi yang memiliki luas masing-masing 187,2 m2 dengan tipe kandang ganda atau dua baris dengan sistem tail to tail (saling membelakangi) disertai tempat pakan dan minum yang terpisah dengan ukuran 120 cm x 50 cm x 45 cm. Manajemen pakan meliputi jenis pakan berupa hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 5:1 dan metode pemberian pakan sehari dua kali. Pemerahan dilakukan secara manual menggunakan tangan dua kali dalam sehari. Manajemen kesehatan dan sanitasi sudah diterapkan dengan baik. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan sistem pemeliharaan yang diterapkan di UPTD BPPTDK sudah sesuai dengan pedoman pemeliharaan sapi perah yang baik.
The sustainability of a dairy cow farm depends on the rearing management system of dairy cows, including housing, feed, health, milking, and sanitation management. This final project was conducted to find out the lactating dairy cow's rearing management at UPTD BPPTDK Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta. The materials used were cage management (contruction, type of cage, feeder, and drinking set), feeding management (type of feed, ration method, and feed balance), health management (disease, handling, and prevention), milking management, and sanitation management. Data were collected by observation, interviews with employees, direct practice (measurement of cages and handling of milk after the milking process), and recording method for recapping the data. Based on the results of observations, the type of dairy cow developed at UPTD BPPTDK is Freisian Holstein Crossbreed (PFH). There are two cages for lactating dairy cows which have an area of 187,2 m2 each with a two row, tail-to-tail system with separated feed and drinking set size 120 cm x 50 cm x 45 cm. Feed management included the type of feed in the form of forage and concentrate with 5:1 ratio and the twice a day feeding time. Milking process was done manually by hand twice a day. Health management had been implemented properly as well as the sanitation on farms. Based on the data obtained, it can be conclude that the lactating dairy cow's rearing management system implemented in the UPTD BPPTDK is in accordance with the guidelines for good dairy cow maintenance.
Kata Kunci : sapi perah laktasi, manajemen pemeliharaan, UPTD BPPTDK Yogyakarta