Ekonomi Politik Warmindo-Burjo: Studi Mengenai Relasi Kerja-Upahan dari Pekerja dan Pemilik-usaha pada Bisnis Warmindo-Burjo Sami Asih Group
RIDWAN WICAKSONO, Prof. Dr. Haryanto, M.A.
2021 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHANPenelitian ini mempunyai fokus pembahasan terkait dengan relasi kerja-upahan yang terdapat pada sektor ekonomi informal yaitu warmindo-burjo di Yogyakarta. Relasi yang dipelajari ini adalah yang terjadi pada Sami Asih Group yang mempunyai empat gerai warmindo-burjo yang aktif beroperasi dan tersebar di daerah Gayamsari Caturtunggal dan di Jalan Jawa Condongcatur. Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini adalah bahwa semua gerai warmindo-burjo beroperasi selama 24 jam penuh dalam sehari dan beroperasi setiap hari dalam setiap pekan sehingga mengakibatkan waktu-kerja pekerja yang panjang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan telah melibatkan 11 orang sebagai narasumber yang terdiri dari pihak pekerja, pemilik-usaha, dan paguyuban. Penelitian ini menggunakan konsep formasi kelas yang memisahkan anggota masyarakat menjadi kelas pekerja dan juga kelas kapitalis; serta menggunakan konsep akumulasi kapital. Konsep yang pertama digunakan untuk menjelaskan konteks yang membentuk relasi; sedangkan konsep yang kedua digunakan untuk menjelaskan hubungan produksi yang di dalamnya terdapat proses penciptaan nilai-lebih kepada pemilik-usaha dan juga eksploitasi pekerja. Penelitian ini merefleksikan bahwa relasi dari pekerja dan pemilik-usaha warmindo-burjo adalah relasi yang timpang. Relasi subordinasi ini terlihat dari pemilik-usaha yang telah dapat mengkondisikan kelas pekerja untuk secara terus menerus mencurahkan tenaga-kerja mereka dengan batasan-batasan waktu kerja yang dikaburkan. Makan gratis, tempat tinggal gratis, dan pulang kampung gratis yang diberikan pemilik-usaha kepada pekerja warmindo-burjo telah mengambil bagian dari skema eksploitasi yang dikembangkan relasi ini. Karakter sosiologis daripada relasi kerja-upahan warmindo-burjo yang berupa adanya kedekatan keluarga, kedekatan atas dasar kerabat, bahkan juga terhubung dengan komunitas yang sama sebagai masyarakat Kuningan Jawa Barat, justru telah membantu menutupi selubung-selubung eksploitasi yang dihadapi kelas pekerja.
This study focuses on discussions related to the work-wage relationship in the informal economy sector, namely warmindo-burjo in Yogyakarta. The relationship studied is what happened to the Sami Asih Group, which has four warmindo-burjo outlets that are actively operating and spread out in the Gayamsari Caturtunggal area and on Jalan Jawa Condongcatur. The problem behind this research is that all Warmindo-Burjo outlets operate 24 hours a day and operate every day of the week, resulting in long working hours for workers. This research is a qualitative research and has involved 11 people as resource persons consisting of workers, business owners, and associations. This study uses the concept of class formation which separates members of society into working class and also capitalist class; and using the concept of capital accumulation. The first concept is used to describe the context that forms the relationship; while the second concept is used to explain production relations in which there is a process of creating surplus-value to the owner-business as well as the exploitation of workers. This study reflects that the relationship between workers and business owners warmindo-burjo is an unequal relationship. This subordination relationship can be seen from the business owners who have been able to condition the working class to continuously devote their labor to work with blurred working time limits. Free food, free housing, and free return home provided by business owners to warmindo-burjo workers have taken part in the exploitation scheme developed by this relationship. The sociological character of the warmindo-burjo wage-work relationship in the form of family closeness, closeness on the basis of kinship, and even being connected to the same community as the Kuningan community in West Java, has actually helped to cover the exploits faced by the working class.
Kata Kunci : pekerja, pemilik-usaha, warmindo-burjo, relasi kerja-upahan, eksploitasi