ANTARA PERUBAHAN DAN KONTINUITAS: PARIWISATA DI BADUY

CHARISTYA HERANDY, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra M.A., M.Phil.

2021 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Pesatnya pariwisata yang melibatkan masyarakat adat menimbulkan persoalan baik dalam kesakralan ritual maupun masifnya jumlah wisatawan. Di Baduy, keberadaan wisatawan menimbulkan pelonggaran aturan adat dan perubahan-perubahan signifikan. Melihat lebih dalam permasalahan tersebut, ternyata tidak sesederhana pada permukaan. Lantas penelitian ini mencoba melihat relasi antara Suku Baduy dan pariwisata. Untuk itu, digunakan metode etnografi yang juga memposisikan diri peneliti sebagai bagian dari suatu masyarakat adat. Kemudian, data yang dikumpulkan bersifat kualitatif karena menelaah nilai-nilai yang terkandung dalam suatu tradisi. Di sisi lain, masyarakat yang diteliti lebih terbiasa dengan komunikasi lisan daripada menulis atau membaca. Maka pengumpulan data dilakukan melalui kajian pustaka, observasi partisipan, dan wawancara mandalam dengan 13 informan kunci. Selanjutnya, ditemukan bahwa Suku Baduy meyakini keterkaitan secara langsung antara budaya (culture) dan alam (nature). Lebih kompleks lagi, ada unsur manusia (man) yang turut mengambil bagian sebagai pelaku budaya sekaligus penjaga alam. Dengan kata lain, dalam pandangan hidupnya, budaya (culture), alam (nature), dan manusia (man) membentuk suatu yang disebut cosmic connection. Selain itu, pariwisata memunculkan perubahan sebagai konsekuensi dari upaya mengakomodasi wisatawan. Perubahan-perubahan tersebut dapat dilihat secara material, perilaku, dan kepercayaan. Secara keseluruhan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu Antropologi khususnya mengenai etnografi Suku Baduy.

The quick growth of tourism that involves the indigenous peoples causes conflicts, whether it is in the aspect of ritual sacredness or the big amounts of tourists. In Baduy, the existence of tourists raises the number of traditional tribal customs and norms, and that causes very significant changes. If we look deeper into this problem, it is founded that the rising problems are not as simple as it shows on the surface. That is why this research tries to look at the relation between the Baduy tribe and tourism. For this reason, ethnographic methods are used which also position the researcher as part of an indigenous community. Then, the data collected is qualitative because it examines the values contained in a tradition. On the other side the Baduy tribe are more used to verbal communication more than written texts. This research was done by doing a literature review, participant observation, and in-depth interviews with 13 key informants. It is founded later that the Baduy tribe strongly believe the interrelation between culture and nature. Even more complex, there is this big involvement of man as a cultural actor. In another word, the Baduy tribe believe that culture, nature, and man form something that is called as cosmic connection. The existence of tourism brings changes as a risk of trying to accommodate tourists. Those changes could be seen in the materialistic way, behavior, and believes. Overall, this research is expected to contribute to the development of Anthropology, especially the ethnography of the Baduy Tribe.

Kata Kunci : Suku Baduy, Pariwisata, Pandangan Hidup