Laporkan Masalah

HARIMAU SUMATRA (Panthera tigris sumatrae) DALAM PERSEPSI MASYARAKAT MINANGKABAU

RESTU WIDIAN HIDAYAH, Kristiani Fajar Wianti,S.Hut., M.Si;Dr. rer. silv. Muhammad Ali Imron, S.Hut., M.Sc

2021 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Masyarakat Minangkabau memiliki filosofi yang menyatakan bahwa apa yang ada di alam merupakan guru bagi masyarakat atau lebih dikenal dengan istilah Alam Takambang Jadi Guru. Filosofi ini menyatakan bahwa alam harus dijaga dan dirawat keasriannya karena dapat memberikan suatu pelajaran yang bermakna bagi masyarakat dan bermanfaat bagi lingkungan, sedangkan bagi masyarakat Minangkabau, harimau sangat lekat dengan budayanya. Tetapi, kearifan lokal ini mulai tergerus oleh zaman, yang dapat mengancam keberadaan Harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) termasuk pengurangan populasinya. Oleh karena itu, penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Minangkabau saat ini terhadap Harimau sumatera. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Jenis Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner elektronik yang merupakan salah satu aplikasi google form yang dapat di akses secara online melalui internet. Jumlah responden dari penelitian ini adalah 144 responden yang mewakili masyarakat Minangkabau yang dibagi menjadi 3 generasi, yaitu generasi X, Y, dan Z dengan 48 responden setiap generasi. Responden sangat memahami nilai harimau bagi kehidupan mereka, namun faktor penyebab konflik antara harimau dan manusia kurang dipahami. Sementara generasi Z memiliki persentase tertinggi (81%) terhadap persepsi harimau dalam nilai kehidupan masyarakat Minangkabau. Sementara itu, untuk persepsi konflik harimau dan manusia generasi Y memiliki persentase paling tinggi (77%).

The Minangkabau people have a philosophy that states what is in nature is a teacher for society or better known as Alam Takambang Jadi Guru. This philosophy states that nature must be preserved and maintained for its beauty because it can provide a meaningful lesson for the community and beneficial for the environment, while for the Minangkabau people, the tiger is very closely related to its culture. However, this local wisdom is starting to be eroded by the times, which might threatens existence of Sumatran tigers (Pantera tigris sumatrae) including their population reduction. Therefore, this research aims to determine the current perception of the Minangkabau society on the Sumatran tiger. This study used a questionnaire as a research instrument. The type of questionnaire used in this study is an electronic questionnaire, using a google form application that can be accessed online via the internet. The total respondent of this study was 144 respondents representing Minangkabau that were divided into 3 generations i.e. X, Y, and Z with 48 respondents each generation. Our respondent understand very well on the value of tigers for their life, however the causal factors of conflict between humans and tigers was poorly understood. While Z generation has the highest percentage (81%) on the perception of tigers for their life values of the Minangkabau people. Meanwhile, for the perception of the conflict between tigers and humans, generation Y has the highest percentage (77%).

Kata Kunci : Harimau sumatra, Persepsi, Minangkabau;Sumatran tiger, Perception, Minangkabau.

  1. S1-2021-362264-Abstract.pdf  
  2. S1-2021-362264-Bibliography.pdf  
  3. S1-2021-362264-Tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-362264-Title.pdf