Spatial Disadvantages sebagai Determinan Kemiskinan di Kabupaten Tuban
ZIDNIN NUROO AZZAHIEY, Doddy Iskandar Putra, S.T., M.CP., Ph.D.
2021 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKemiskinan merupakan salah satu problematika yang terjadi di seluruh negara di dunia. Perbedaan yang mencolok dari permasalahan di setiap daerah adalah bagaimana memahami fenomena ini sebagai dasar dalam perumusan kebijakan-kebijakan pengentasan kemiskinan di daerah tersebut. Salah satu aspek yang jarang dipertimbangkan dalam memahami fenomena kemiskinan di suatu daerah adalah dimensi spasial. Dimensi spasial dalam kemiskinan sering dilupakan, padahal dimensi ini dapat menimbulkan dampak berupa jebakan kemiskinan kepada masyarakat miskin di daerah tersebut. Dengan akumulasi faktor penyebab kemiskinan yang ada di suatu daerah, daerah tersebut mengalami kerugian spasial (Spatial Disadvantages) sebagai bentuk terbatasnya akses masyarakat di daerah tersebut terhadap fasilitas dan sumber daya. Kabupaten Tuban merupakan peringkat lima kabupaten/kota dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Provinsi Jawa Timur tahun 2019. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana faktor-faktor yang menggambarkan terjadinya Spatial Disadvantages dan memengaruhi tingkat kemiskinan di Kabupaten Tuban. Dalam mengidentifikasi Spatial Disadvantages dalam memengaruhi kemiskinan pada tingkat kecamatan di Kabupaten Tuban, konsep kerugian spasial ini dikaitkan dengan teori dan bukti empiris yang berkaitan dengan faktor penyebab kemiskinan, terutama dimensi spasial. Variabel-variabel tersebut adalah (i) Konektivitas wilayah; (ii) Ketersediaan pasar; (iii) Aksesibilitas wilayah; (iv) Sarana pendidikan; (v) Sarana kesehatan; (vi) Angka pengangguran; (vii) Luas lahan pertanian; (viii) Daya dukung sumber air; (ix) Pekerja sektor primer; (x) Topografi lahan; dan (xi) Kawasan rawan bencana. Selanjutnya variabel tersebut dianalisis untuk mengetahui gambaran kerugian spasial di Kabupaten Tuban. Selain itu, variabel tersebut juga dianalisis menggunakan metode analisis jalur dan analisis regresi terboboti geografis (Geographically Weighted Regression) untuk mengetahui faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan di Kabupaten Tuban dan mengidentifikasi tipe-tipe kemiskinan yang terjadi pada kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tuban berdasarkan faktor yang memengaruhi kemiskinan pada setiap kecamatan. Berdasarkan hasil penelitian ini, faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan di Kabupaten Tuban adalah sarana kesehatan dan luas lahan pertanian, dengan luas lahan pertanian berpengaruh positif dan sarana kesehatan berpengaruh negatif terhadap angka kemiskinan di Kabupaten Tuban. Dari dua faktor signifikan tersebut, didapatkan dua tipe kemiskinan pada kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tuban berdasarkan faktor yang memengaruhi.
Poverty is one of the problems that occur in all countries in the world. A striking difference from the problems in each region is how to understand this phenomenon as the basis in the formulation of poverty alleviation policies in the area. One aspect that is rarely considered in understanding the phenomenon of poverty in an area is the spatial dimension. The spatial dimension in poverty is often forgotten, whereas this dimension can have an impact in the form of poverty traps to the poor in the area. With the accumulation of factors that cause poverty in an area, the area suffers spatial losses as a form of limited access of people in the area to facilities and resources. Tuban Regency is ranked as the fifth district/city with the highest poverty rate in East Java Province in 2019. Therefore, the authors are interested to examine how the factors that describe the occurrence of Spatial Disadvantages and affect the poverty level in Tuban Regency. In identifying Spatial Disadvantages in influencing poverty at the sub-district level in Tuban Regency, the concept of spatial loss is associated with empirical theory and evidence related to the causative factors of poverty, especially spatial dimensions. These variables are (i) Regional connectivity; (ii) Market availability; (iii) A regional accessibility; (iv) Educational Facilities; (v) Health facilities; (vi) Unemployment rate; (vii) Luas agricultural land; (viii) The carrying capacity of water resources; (ix) Primary sector workers; (x) Land topography; and (xi) Disaster prone areas. Furthermore, the variable is analyzed to find out the picture of spatial losses in Tuban Regency. In addition, the variables are also analyzed using path analysis methods and geographically weighted regression analysis to determine the factors that affect the poverty level in Tuban Regency and identify the types of poverty that occur in the districts in Tuban based on factors that affect poverty in each sub-district. Based on the results of this study, factors that significantly affect poverty in Tuban Regency are health facilities and the area of agricultural land, with the area of agricultural land positively affected and health facilities negatively affecting poverty rates in Tuban Regency. From these two significant factors, two types of poverty are obtained in the sub-districts in Tuban based on the factors that influence.
Kata Kunci : Kemiskinan, faktor spasial, Spatial Disadvantages, regresi, , Geographically Weighted Regression, Kabupaten Tuban