DETEKSI MOLEKULER Toxoplasma gondii PADA KAMBING DI KECAMATAN SAMIGALUH, NANGGULAN, DAN TEMON, KABUPATEN KULON PROGO
NAVIENIA ELISSHA, Dr. drh. Aris Purwantoro, M.Si.
2021 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWANToksoplasmosis merupakan penyakit zoonotik yang ditularkan kepada manusia akibat mengkonsumsi daging kurang matang atau mentah (termasuk daging kambing) yang mengandung kista jaringan. Kambing dapat terinfeksi Toxoplasma gondii melalui pakan dan air yang terkontaminasi ookista. Penelitian ini bertujuan mendiagnosis toksplasmosis menggunakan polymerase chain reaction (PCR) dengan sampel darah kambing dan mengetahui faktor-risiko infeksi T. gondii. Pada penelitian ini digunakan dua-belas sampel darah kambing (4 kambing/kecamatan) dari tiga kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, yakni: Samigaluh (dataran tinggi, ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut, mdpl), Nanggulan (dataran menengah, 150-500 mdpl), dan Temon (dataran rendah, kurang dari 150 mdpl). Sampel diekstraksi deoxyribonucleic acid (DNA), kemudian diamplifikasikan dengan metode PCR. Setelah amplikon DNA dieletroforesis, kemudian diamati migrasinya dengan penyinaran ultra-violet. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa enam dari duabelas sampel yang berasal dari Kecamatan Samigaluh (3 sampel), Nanggulan (2 sampel), dan Temon (1 sampel) positif terinfeksi T. gondii dengan deteksi molekuler menggunakan metode PCR.
Toxoplasmosis is a zoonotic disease transmitted to humans through consumption of undercooked or raw meat (including goat meat) containing tissue cysts. Goats can be infected through food and water which are contaminated with oocysts. The study aims to diagnose the disease using polymerase chain reaction (PCR) with goat blood samples and determine the risk factors of Toxoplasma gondii infection. The study used twelve samples of goat blood (4 goats/district) from three districts in Kulon Progo Regency, namely: Samigaluh (highlands, altitude more than 500 meters above sea level, masl), Nanggulan (medium plains, 150-500 masl), and Temon (lowlands, less than 150 masl). Deoxyribonucleic acid (DNA) was extracted from the samples, then amplified by PCR method. The DNA amplicon was electrophoresed and the DNA migration observed under ultra-violet light. The study concluded that six out of twelve samples originated from Samigaluh (3 samples), Nanggulan (2 samples), and Temon District (1 sample) were positive for T. gondii infection which detected molecularly using PCR method.
Kata Kunci : deteksi molekuler, Toxoplasma gondii, kambing, Kabupaten Kulon Progo/molecular detection, Toxoplasma gondii, goat, Kulon Progo Regency