FAKTOR PROGNOSTIK KESINTASAN PASIEN ATRESIA ESOFAGUS PADA TAHUN 2014 -2020 DI RSUP DR SARDJITO

ANDI LESTIONO, dr. Nunik Agustriani, Sp.B., Sp.BA.; dr. Gunadi, Ph.D, Sp.BA

2021 | Tesis-Spesialis | BEDAH ANAK

Latar belakang: Atresia esofagus (AE) dengan atau tanpa tracheoesophageal fistula (TEF) merupakan malformasi kongenital dari sistem digestif yang paling sering terjadi dan yang dilakukan tindakan operasi di RSUP Dr Sardjito. Tindakan gastrostomi dekompresi, jejunostomi feeding dan tindakan terapi atau operasi definitif yang dilakukan sangat menentukan kelangsungan hidup dan kemungkinan komplikasi. Maka diperlukan studi untuk mengetahui gambaran luaran terapi dari tindakan operatif dan angka kesintasan pasien AE yang menjalani terapi operatif di RSUP Dr Sardjito yang bertujuan untuk mengetahui prognostik kesintasan pada pasien AE, sehingga dapat meningkatkan angka harapan hidup pada pasien AE. Metode: Desain penelitian case control untuk mengetahui prognostik kesintasan pada pasien AE tahun 2014-2020 di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Data diambil dari rekam medis secara retrospektif. Hasil: 53 subjek penelitian (28 subjek laki laki dan 25 subjek perempuan) memenuhi kriteria inklusi. Diketahui angka kesintasan pasien AE yang dilakukan tindakan gastrostomyi dekompresi dan jejunostomi feeding dengan atau tanpa tindakan operasi definitif adalah 20%. Faktor prognostik yang berpengaruh signifikan terhadap mortalitas adalah trombositopenia dengan OR 2,673 (p=0,014, 95% CI 1,221 - 5,851) dan tindakan operasi definitif dengan OR 0,387 (p = 0,022, 95%CI 0,172 - 0,871). Jenis kelamin, jenis atresia, pneumonia dan sepsis tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap mortalitas. Kesimpulan : angka kesintasan pasien AE yang dilakukan tindakan gastrostomi dekompresi dan jejunostomi feeding dengan atau tanpa operasi definitif adalah 20%. Faktor prognostik yang mempengaruhi kesintasan adalah trombositopenia dan tindakan operasi definitif sebagai faktor protektif.

Background: Oesophageal atresia (EA) with or without tracheoesophageal fistulae (TEF) is the most common of congenital malformation in digestive system that common to performed by surgery at Dr. Sardjito General Hospital. Decompressive gastrostomy, jejunostomy feeding and definitive surgery were performed to maintain survival and possible complications. Therefore, a study is needed to examine the overview of therapeutic outcome of surgery and survival rate of EA patients undergoing surgery at Dr. Sardjito General Hospital. The aims of this study are to see the prognostic survival of EA patients, so it can increase life expectancy in EA patients. Methods: A case control study design is performed to seethe prognostic survival of EA patients in 2014-2020 at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Datas were taken from medical records retrospectively. Result: 53 patients (28 males and 25 females) have met the inclusion criteria. The survival rate of patients with AE who undergo decompression gastrostomy and jejunostomy feeding with or without definitive surgery is 20%. The prognostic factors that had significant statistically on mortality were thrombocytopenia with an OR 2.673 (p = 0.014, 95% CI 1.221 - 5.871) and definitive surgery with an OR 0.387 (p = 0.022, 95% CI 0.172 - 0.871). Gender, type of atresia, pneumonia, and sepsis did not have significant statistically on mortality. Conclusion: The survival rate of patients with EA who underwent decompression gastrostomy and jejunostomy feeding with or without definitive surgery was 20%. Prognostic factors that had a significant statistically on survival are thrombocytopenia and definitive surgery as protective factors.

Kata Kunci : atresia esofagus, kesintasan, faktor prognostik, trombositopeni, operasi definitif, oesophageal atresia, survival rate, prognostic factors, thrombocytopenia, definitive surgery