Laporkan Masalah

KEBERLANJUTAN USAHATANI LAHAN KERING DI WILAYAH RAWAN PANGAN NUSA TENGGARA TIMUR

ERLYNA WIDA RIPTANTI, Prof. Dr. Ir. Masyhuri; Prof. Dr. Ir. Irham, MSc; Ir. Any Suryantini, PhD

2021 | Disertasi | DOKTOR ILMU PERTANIAN

Produksi pangan berkelanjutan pada abad ke-21 merupakan tantangan utama dalam era masalah lingkungan global seperti perubahan iklim, peningkatan populasi dan degradasi sumber daya alam termasuk degradasi tanah dan hilangnya keanekaragaman hayati. Ketersediaan pangan berhubungan erat dengan ketahanan pangan dan keberlanjutan pengelolaan usahatani lahan kering, sehingga hal tersebut memainkan peranan penting di wilayah rawan pangan. Propinsi NTT merupakan salah satu propinsi yang masuk prioritas dalam penanganan kemiskinan dan kerawanan pangan. NTT memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi terkait dengan kekeringan yang berulang sehingga akan berdampak pada produktivitas tanaman pangan dan hasil-hasil pertanian lainnya. Usahatani lahan kering berada di bawah tekanan besar dari lingkungan sosial, ekonomi dan ekologis, yang menciptakan kendala baru dalam sistem produksi dan pengelolaan petani untuk memodifikasi praktik pertanian dengan segala keterbatasannya. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui ketahanan pangan rumah tangga petani di daerah penelitian, 2) Mengetahui status keberlanjutan usahatani lahan kering pada wilayah rawan pangan di NTT, 3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan usahatani lahan kering pada wilayah rawan pangan di NTT. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Lokasi penelitian dipilih secara purposive di Propinsi NTT dengan pertimbangan salah satu propinsi yang memiliki kemiskinan dan kerawanan pangan relative tinggi. Penentuan lokasi kabupaten berdasarkan tiga pulau besar di NTT yaitu Pulau Timor, Sumba dan Flores. Masing-masing pulau tersebut diambil satu kabupaten yang mempunyai wilayah rawan pangan terbesar yaitu : Kabupaten Timor Tengah Selatan, Sumba Timur dan Manggarai Timur. Setiap kabupaten terpilih, kemudian diambil dua kecamatan rawan pangan dan setiap kecamatan diambil dua desa. Metode pengambilan sampel petani dilakukan menggunakan kombinasi tehnik purposive sampling kemudian dilanjutkan snowball sampling dengan total sampel sebanyak 240 responden. Untuk mengetahui kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani dianalisis secara deskriptif analitis. Keberlanjutan usahatani lahan kering pada wilayah rawan pangan di NTT dianalisis menggunakan metoda Multi Dimensional Scale (MDS). Sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan usahatani lahan kering pada wilayah rawan pangan di NTT dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian diketahui bahwa ketahanan pangan rumah tangga petani di daerah penelitian kurang dari atau sebesar 80 persen adalah rawan pangan. Kondisi rawan pangan ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain : 1) produktivitas hasil pertanian sangat rendah; 2) angka kecukupan gizi masyarakat kurang dari 80% dari angka kecukupan gizi anjuran untuk seseorang hidup sehat; 3) rata-rata pendapatan per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan propinsi Rp 322.947 per kapita per bln. Status keberlanjutan usahatani lahan kering pada wilayah rawan pangan di NTT dianalisis secara multidimensional adalah kurang berkelanjutan. Tetapi penilaian dilihat dari dimensi ekonomi dan social adalah cukup berkelanjutan sedangkan dimensi lingkungan adalah kurang berkelanjutan. Status kurang berkelanjutan ini dapat ditingkatkan melalui atribut-atribut yang sensitive terhadap keberlanjutan dimana merupakan faktor-faktor kuncinya. Variabel input sosial/ pemerintah, input lingkungan, model system usahatani, pengelolaan dan output berpengaruh langsung terhadap keberlanjutan usahatani lahan kering, sedangkan variabel input sumber daya keluarga, kebijakan dan ketahanan rumah tangga petani mempunyai pengaruh langsung yang lemah terhadap terhadap keberlanjutan usahatani lahan kering. Hubungan ketiga tujuan ini adalah tujuan utama keberlanjutan usahatani lahan kering di daerah rawan pangan adalah meningkatkan produksi pangan dengan cara yang berkelanjutan serta memperkuat ketahanan pangan.

Sustainable food production in the 21st century is a major challenge in the era of global environmental problems, such as climate change, growing population, and degradation of natural resources, including soil degradation and loss of biodiversity. Food availability is closely linked to food security and sustainable management of dryland farming, and thus, it plays an important role in food-insecure areas. East Nusa Tenggara (ENT) is one of the provinces set into a priority in dealing with poverty and food insecurity. This province has a very high level of risk associated with repeated droughts, which will have an impact on the productivity of food crops and other agricultural products. Dryland farming is under great pressure from the social, economic, and ecological environment, which creates new obstacles in the production and management system of farmers to modify agricultural practices with all limitations. This study aims at 1) investigating the food security of farmer households in the study areas, 2) scrutinizing the sustainability status of dryland farming in food-insecure areas in ENT, and 3) exploring the factors underlying the sustainability of dryland farming in food-insecure areas in ENT. The basic method applied in this research is descriptive-analytical. ENT was purposively selected as the research location under the consideration that the province has relatively high poverty and food insecurity levels. Three regencies were selected for the research locations based on the number of big islands in ENT, which include Timor, Sumba, and Flores. One regency with the highest food insecurity was taken from each island. The regencies were South Central Timor, East Sumba, and West Manggarai. Two sub-districts with food insecurity were selected from each regency and two villages were chosen from each sub-district. A total of 240 farmers were taken as respondents using a combination of purposive sampling and snowball sampling. Descriptive analysis was performed to investigate the food security of farmer households. The sustainability of dryland farming in food-insecure areas in ENT was analyzed using the Multi-Dimensional Scale (MDS) method. Meanwhile, to determine the faktors affecting the sustainability of dryland farming in food-insecure areas in ENT, analysis using Structural Equation Modeling (SEM) was carried out. The results of this study showed that less or 80 percent of farmer households in the study areas were food insecure. This condition was influenced by several factors, including 1) the productivity of agricultural products was very low; 2) the community's nutritional adequacy rate was less than 80 percent of the recommended nutritional adequacy rate for an individual to live healthily; and 3) the average monthly per capita income was below the provincial poverty line, IDR322,947 per capita per month. Based on the result of the multidimensional analysis, dryland farming in food-insecure areas in ENT was considered less sustainable. As seen from the economic and social dimensions, dryland farming was sustainable, while viewed from the environmental dimension, it was less sustainable. Unsustainable dryland farming could be improved through key attributes sensitive to sustainability. The variables of governmental input, environmental input, farming system model, management, and output directly contributed to dryland farming sustainability, while the variables of family resource input, policy, and farmer household security had a weak direct influence on the sustainability of dryland farming. The three objectives interconnect that the main objective of the sustainability of dryland farming in food-insecure areas is to increase food production sustainably and strengthen food security.

Kata Kunci : produktivitas, garis kemiskinan, multidimensional, ketahanan pangan/ productivity, poverty line, multidimensional, food security

  1. S3-2021-420369-abstract.pdf  
  2. S3-2021-420369-bibliography.pdf  
  3. S3-2021-420369-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2021-420369-title.pdf