Metafora Gramatikal pada Artikel Ilmiah Berbahasa Indonesia: Perspektif Linguistik Fungsional Sistemis
PUTU NUR AYOMI, Prof. Dr. Syamsul Hadi, S.U., M.A.; Dr. Adi Sutrisno, M.A.
2021 | Disertasi | DOKTOR ILMU-ILMU HUMANIORAPenelitian ini mengeksplorasi konstruksi metafora gramatikal ideasional dan interpersonal dalam artikel ilmiah berbahasa Indonesia, bagaimana penggunaan berbagai kategori metafora gramatikal dalam korpus artikel ilmiah berbahasa Indonesia dan pengaruh pemakaian metafora gramatikal dalam ketiga metafungsi yakni ideasional, interpersonal dan tekstual dari segi semantik wacana. Artikel ilmiah yang dipakai sebagai sumber data diperoleh dari jurnal terakreditasi nasional Sinta 2. Pendekatan linguistik fungsional sistemis dipakai sebagai kerangka analisis karena konsep metafora gramatikal erat kaitannya dengan arsitektur sistem kebahasaan dalam linguistik fungsional sistemis. Penelitian ini bersifat kualitatif, namun juga menggunakan data kuantitatif untuk memperkaya kajian mengenai penggunaan metafora gramatikal dalam korpus artikel ilmiah. Dari hasil analisis ditemukan 16 kategori metafora gramatikal ideasional yang dibagi ke dalam lima kategori pergeseran yakni pergeseran menjadi benda, pergeseran menjadi sifat, pergeseran menjadi proses, pergeseran menjadi sirkumstan dan pergeseran menjadi pewatas benda. Metafora gramatikal seringkali tidak muncul terisolasi namun hadir dalam bentuk sindrom atau rangkaian. Kehadiran suatu metafora gramatikal muncul bersama-sama atau dipicu oleh kemunculan metafora lainnya yang dapat muncul pada tataran frase dan dalam tataran klausa. Penggunaan metafora gramatikal proses/sifat-benda menjadi pencetus sindrom dalam tataran frase dan metafora gramatikal logika-proses menjadi pencetus sindrom pada tataran klausa. Secara kuantitatif, diketahui bahwa nominalisasi adalah metafora gramatikal yang kemunculannya paling dominan, terutama nominalisasi yang berasal dari proses, adjektiva dan pembentukan nomina tanpa bentuk kongruen. Metafora yang jumlahnya sangat kecil adalah yang bergerak ke arah penyifatan. Hal ini disebabkan oleh tipologi bahasa Indonesia. MG interpersonal modus dan modalitas tidak banyak ditemukan dalam data. MG modus yang ada adalah imperatif-deklaratif berupa klausa tunggal bermodulasi dan modus imperatif-deklaratif berupa klausa majemuk proyeksi. Sementara itu MG modalitas yang ditemukan bermakna kemungkinan dan keharusan yang direalisasikan sebagai klausa majemuk. Dari segi semantik wacana, penggunaan metafora gramatikal memiliki fungsi tertentu pada ketiga metafungsi. Secara ideasional metafora gramatikal memiliki beberapa pengaruh yakni kecenderungan pergeseran menjadi klausa relasional sehingga membentuk abstraksi, sebagai sarana pemberian nama, klasifikasi dan pembentukan taksonomi pengetahuan, sebagai sarana klasifikasi lanjutan, sebagai definisi istilah teknis yang diserap dari bahasa asing dan sebagai sarana impersonalisasi. Dari segi makna interpersonal, metafora gramatikal terutama berpengaruh pada sistem Penilaian yakni kemungkinan untuk menambahkan berbagai nuansa makna menyangkut penilaian terhadap sikap, pemosisian dan penarafan. Pada metafungsi tekstual, metafora gramatikal dapat menjadi piranti bagi penulis untuk mengatur rangkaian informasi untuk menghasilkan teks yang koheren dan kohesif. metafora gramatikal dapat berfungsi sebagai sarana pengacuan baik pengacuan anaforis dan kataforis, sarana pengaturan Tema-Rema pada klausa dan hiper-Tema pada paragraf.
This study explores the construction of ideational and interpersonal grammatical metaphors in Indonesian scientific articles, the use of various categories of grammatical metaphors, and the effect of using grammatical metaphors on the three areas of meaning in the discourse semantic, namely ideational, interpersonal and textual. The scientific articles used as data sources were obtained from the nationally accredited journal Sinta 2. The systemic functional linguistic approach is used as a framework of analysis because grammatical metaphors are closely related to the architecture of linguistic systems in systemic functional linguistics. This research is qualitative in nature and uses quantitative data to enrich the study by explaining the tendency to use each type of grammatical metaphor in the corpus of scientific articles. From the analysis, there are 16 categories of ideational grammatical metaphors found. They can be mapped into five categories of shifts: shifts to things, shifts to quality, shifts to processes, shifts to circumstances, and shifts to the nominal modifier. Grammatical metaphors often do not occur in isolation but in the form of a syndrome or a sequence. A grammatical metaphor appears together or is triggered by the occurrences of other metaphors that can occur at the group level and clause level. The use of process/quality-thing grammatical metaphor becomes the initiator of the syndrome at the group level and the process-logical grammatical metaphor becomes the initiator of the syndrome at the clause level. Quantitatively, it is known that nominalization is the most dominant grammatical metaphor, especially nominalization that comes from processes, adjectives, and the formation of nouns without congruent forms. The minimal number of metaphors are those that move in the direction of quality. This is due to the typology of the Indonesian language. There are not many interpersonal MG of mood and modality found in the data. The existing mood MG is in the form of imperative-declarative mood, realized as single-modulated clauses and projected complex clauses. Further, the MG of modality found is with the meaning of possibility and obligation realized as complex clauses. In terms of discourse semantics, grammatical metaphor has some particular functions within the three metafunctions. Ideationally, grammatical metaphor has several effects, namely the tendency to shift into relational clauses to form abstractions, as a means of naming, classifying, and forming a taxonomy of knowledge, as a means of advanced classification, as a definition of technical terms absorbed from foreign languages and as a means of impersonalization. In terms of interpersonal meaning, grammatical metaphors mainly affect the Appraisal system, namely the possibility to add various nuances of meaning regarding the assessment of attitudes, engagement, and graduation. Textually, grammatical metaphors can be a tool for writers to organize a series of information to produce a more coherent and cohesive text. Grammatical metaphors can serve as a means of reference both anaphorically and cataphorically, and the arrangement of Theme-Rheme construction in clauses and hyper-Themes in paragraphs.
Kata Kunci : metafora gramatikal, artikel ilmiah, linguistik fungsional sistemis