Sukarnoisme dalam tinjauan filsafat politik
NUGROHO, Ellen Christiani, Dr. A. Sudiarja, SJ
2002 | Tesis | S2 Ilmu FilsafatSukamoisme merupakan term yang mewadahi semua gagasan Sukarno, termasuk gagasan-gagasan sosial politiknya. Gagasan-gagasan sosial politik tersebut dilandaskan atas dua konsep pokok, y a h persatuan dan keadilan sosial. Konsep persatuan dimaksudkan Sukamo untuk merangkul semua elemen kekuatan bangsa, khususnya nasionalisme, Islam (agama), dan komunisme. Konsep keadilan sosial berisi gagasan Sukamo tentang kritiknya terhadap kapitalisme dan cita-cita masyarakat masa depan Indonesia yang ideal. Tesis ini hendak mengkaji secara kritis konsepkonsep tersebut dan mengetahui relevansinya dengan situasi masyarakat Indonesia kontemporer pada abad ke-2 1. Objek formal yang dipilih adalah filsafat politik yang didefinisikan sebagai tinjauan kritis terhadap segala pemikiran tentang kodrat dan tujuan masyarakat politik. Mengingat adanya distansiasi waktu antara penulis dan Sukamo, maka metodologi yang dipakai untuk menggarap teks sebagai ekspresi tetap Sukarno adalah teori hermeneutika Heidegger-Gadamer. Dengan teknik lingkaran hermeneutik, dialektika pertanyaan dan jawaban, serta meditasi, penulis menafsirkan keseluruhan . teks dari bagian-bagiannya, dan memahami bagian-bagian teks dari keseluruhannya. Didapati bahwa pemikiran Sukarno, sangat dipengaruhi oleh filsafat Jawa- Teosofis, nasionalisme, sosialisme, dan Marxisme. Marxisme, khususnya materialisme historis dan dialektika materialis, dipakai oleh Sukarno sebagai pisau analisis. Sukarno membangun konsep persatuan dan sosialisme Indonesia berlandaskan asumsi tentang anti-kapitalisme sebagai kontradiksi dasar dan antikolonialisme sebagai kontradksi pokok. Sintesis antar paham-paham yang berbeda bukan terjadi pada tataran konseptual, melainkan pada tataran kepentingan praktis. Pendekatan ini menyebabkan Sukarno tidak konsisten terhadap gagasan-gagasan dasar Marxisme, melainkan mencampurnya dengan pragmatisme etis Jawa. Tampak jelas bahwa ia menerima Marxisme sebatas cita-cita moral kesetaraan hak-hak sosialekonominya, dan mengapli kasi kannya sesuai kebutuhan domesti k. Sukarnoisme dengan demikian dapat, disebut sebagai sosialisme kebangsaan. Bagi masyarakat Indonesia kontemporer, Sukarnoisme masih relevan sebagai cita-cita moral di bidang sosial-ekonomi, terutama sebagai kntik terhadap ekses-ekses kapitalisme global
Sukarnoism is a term to provide an umbrella for all Sukarno’s ideas, including the social and political ones. Those social and political ideas are based on two main concepts, i.e. unity and social justice. The concept of unity is meant by Sukarno to embrace all elements of nation power, especially nationalism, Islam (religion), and communism. The concept of social justice contains Sukarno’s ideas which are his criticisms against capitalism and his expectation of Indonesian ideal society in the future. This thesis aims to study those concepts critically and their relevance to the situation of contemporary Indonesian society in the 2 1 St century. The formal object chosen here is political philosophy which is defined as the critical study of all thoughts concerning the nature and ends of political society. Since there exists the time distanciation between I and Sukarno, the methodology taken by this thesis to read the texts as Sukarno’s constant expression is the hermeneutics theory of Heidegger-Gadamer. By the hermeneutic cycle, the dialectics of questions and answers, and the meditation techniques, I interpret the whole text through its parts, and understand the parts through its whole. It is found that Sukarno’s thoughts are much influenced by Javanesetheosophical philosophy, nationalism, socialism, and Marxism. Marxism, particularly its historical materialism and materialist dialectic, is used by Sukarno as his tool of analysis. Sukarno builds up his concepts of unity and social justice upon assumptions of anti-capitalism as the basic contradiction, and of anti-colonialism as the focal contradiction. The synthesis among different isms doesn’t happen on the conceptual sphere, but on the practical interest one. This approach becomes the cause of Sukarno’s inconsistency to basic notions of Marxism, instead, he blends them with the Javanese ethical pragmatism. It is clearly seen that he accepts Marxism limitedly as the moral aspiration of social-economic equality, and applies it according to domestic needs. Sukarnoism, therefore, can be called a nation-oriented socialism. It is still relevant for Indonesian contemporary society as a moral aspiration in the social and economic field, principally as the criticism against global capitalism’s excesses
Kata Kunci : Filsafat Politik,Sukarnoisme