Laporkan Masalah

Tantangan Pengembangan Program Kelompok Usaha Bersama Sejahtera 2 di Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta

MUHAMMAD MASHURYAMAN, Dr. Krisdyatmiko, S.Sos., M.Si.

2021 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Program KUBE merupakan media yang diciptakan pemerintah untuk membangun kemampuan masyarakat miskin dalam memecahkan masalah, memenuhi kebutuhan dan mengembangkan potensi guna meningkatkan kesejahteraan sosialnya. Pada pelaksanaannya, program KUBE diwarnai oleh kegagalan dan keberhasilan pada setiap kelompok dengan dinamika permasalahannya masing-masing. Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan program KUBE adalah tahapan yang dilakukan tidak sesuai dengan petunjuk dan teknis, seperti dalam hal pembinaan, evaluasi, dan penentuan jenis usaha yang tidak sesuai. Salah satunya terjadi pada KUBE Sejahtera 2 yang terbentuk di Kelurahan Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Pengembangan usaha yang terjadi pada KUBE Sejahtera 2 ini dinilai mengalami banyak hambatan jika dikaitkan dengan perkembangan kelompok usaha lain yang jauh lebih berkembang. Program berbasis pemberdayaan masyarakat ini diharapkan mampu memberikan kekuatan dan kemampuan kepada masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka secara mandiri. Memanfaatkan modal sosial masyarakat Kelurahan Tegalrejo untuk melaksanakan program KUBE menjadi salah satu harapan besar agar program ini berkelanjutan. Pada hal ini modal sosial akan digunakan peneliti untuk melihat hambatan-hambatan yang terjadi di KUBE Sejahtera 2. Penelitian ini dilakukan di KUBE Sejahtera 2 Kelurahan Tegalrejo dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Terdapat 9 (sembilan) informan yang terdiri dari pemerintah, pendamping KUBE, pengelola KUBE, dan masyarakat umum. Teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan metode trianggulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan dari tiga aspek modal sosial, yaitu kepercayaan, jaringan dan norma, yang terlihat menonjol dari ketiganya adalah aspek kepercayaan. Aspek kepercayaan ini ditunjukkan dengan pelaksanaan musyawarah dan transparansi keuangan di KUBE Sejahtera 2. Sedangkan asepek jaringan hanya terlihat pada internal saja dan aspek norma masih sebatas pada kesepakatan bersama yang berlangsung singkat. Pemerintah dan pendamping berupaya memberikan ruang bagi KUBE untuk berkembang serta aktif dalam pembangunan kelurahan, namun kenyataannya keterlibatan mereka masih kecil. Selain itu penilaian pendamping dirasa kurang tepat. Hal ini terlihat dari keputusan pendamping untuk memandirikan KUBE kurang memperhitungkan kesiapan anggota sehingga memicu munculnya hambatan dalam kelompok.

The KUBE program is a media created by the government to solve the problem of poverty. In its implementation, the KUBE program is characterized by failures and successes in each group with the dynamics of their respective problems. Some of the factors that caused the failure of the KUBE program were the stages carried out that were not following technical guidelines and such as in terms of coaching, evaluation, and determining the type of business that was not suitable. One of them happened to KUBE Sejahtera 2 which was formed in Tegalrejo Region, Yogyakarta City. The business development that occurred at KUBE Sejahtera 2 is considered to have experienced much resistance if it is related to the development of other business groups that are much more developed. In this case, social capital will be used by researchers to see the resistance that occurs in KUBE Sejahtera 2. This research was conducted at KUBE Sejahtera 2, Tegalrejo Region, using qualitative methods and descriptive approaches. Data collection was carried out by literature study, interview, observation, and documentation. There are nine informant consisting of the government, KUBE�s assistant, KUBE�s members, and the general society. The technique of checking the validity of the data using the triangulation method. The results of this study indicate that from three aspects of social capital, namely trust, networks, and norms, what can be seen prominently is the aspect of trust. This trust aspect is shown by the implementation of deliberation and financial transparency at KUBE Sejahtera 2. While the network aspect is only visible internally and the norm aspect is still limited to a brief collective agreement. The government and assistant are trying to provide space for KUBE to develop and be active in village development, but in reality, their involvement is still small. Besides, the KUBE�s assistant assessment was deemed inaccurate. This can be seen from the assistant's decision to make KUBE independent from taking into account the readiness of the members, thus triggering the emergence of obstacles in the group.

Kata Kunci : Program KUBE, Modal Sosial, Hambatan

  1. S1-2021-384237-abstract.pdf  
  2. S1-2021-384237-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-384237-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-384237-title.pdf