Laporkan Masalah

Dampak reklamasi pantai terhadap kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah kepesisiran Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung

ROSANA, Drs. Sunarto, MS

2002 | Tesis | S2 Geografi

Penelitian ini bertujuan mengkaji proses reklamasi pantai dan dampak reklamasi pantai terhadap perkembangan keruangan, kondisi fisik serta sosial ekonomi penduduk di wilayah kepesisiran Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar lampung. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan keruangan dan kerja lapangan yang dilengkapi dengan wawancara terstruktur, pembuktian dampak reklamasi pantai dilakukan secara deskriftif fenomenologis. Populasi penelitian adalah kepala keluarga dan pimpinan institusi atau badan usaha yang melakukan reklamasi pantai di wilayah Kelurahan Bumiwaras, Sukaraja, Kangkung dan Kelurahan Pesawahan. Titik sampel pengukuran lapangan ditentukan secara purposive sampling, yang menj a& variabel penelitian adalah perkembangan keruangan, kedalaman laut, polusi sampah, sebaran banjir, pola arus laut, karakteristik gelombang, mata pencaharian, jumlah dan sebaran penduduk, kecepatan angin, perijinan, material reklamasi, serta metode reklamasi pantai yang digunakan. Proses reklamasi pantai &analisis dalam bentuk tabel frekuensi dan persentase, di samping itu pengamatan dan pengukuran lapangan dilakukan untuk mengetahui kedalaman laut, volume dan sebaran sampah, karakteristik gelombang serta pola arus laut. Hasil penelitian menunjukkan ada 43 responden pelaku reklamasi pantai yang terdiri dari 6 responden badan usaha dan 37 orang responden anggota masyarakat setempat. Responden yang memiliki ijin reklamasi ada 7 orang atau 16,3 % dengan luas lahan reklamasi sebesar 527.500 m* atau 99,54 % dan seluruh lahan reklamasi pantai yang ada. Jenis material reklamasi yang paling banyak digunakan adalah adalah tanah yaitu sebesar 50,43 %. Sebagian besar responden yaitu 32 orang atau 74,4 % dengan luas lahan reklamasi sebesar 499.064 m2 atau 94,18 % dari luas lahan reklamasi yang ada tidak menggunakan talut. Dilihat dari aspek perkembangan keruangan maka, dampak positif dari adanya reklamasi pantai lebih nampak dari pada dampak negatifnya, sedangkan untuk kedalaman laut justru dampak negatif yang lebih nampak. Dampak negatif dari reklamasi pantai terhadap polusi sampah tidak dirasakan oleh masyarakat setempat karena penanganan masalah sampah sudah terorganisir secara baik. Dari 8 lokasi banjir yang dapat diidentifikasi hanya ada 2 lokasi yang dianggap sebagai akibat adanya lahan reklamasi panntai. Dampak negatif reklamasi pantai dilihat dari aspek pola arus laut nampak dengan adanya lahan reklamasi yang sudah tererosi dan banyaknya material yang diendapkan di muara Way Kuripan. Hasil perhitungan beberapa karakteristik gelombang menunjukkan bahwa dampak negatif reklamasi pantai sudah nampak dengan adanya erosi yang terjadi, dampak positif reklamasi pantai adalah kondisi gelombang normal. Dilihat dari aspek jumlah dan sebaran penduduk dampak positif reklamasi pantai sudah nampak yaitu meskipun terjadi penambahan jumlah penduduk tetapi diimbangi dengan adanya penambahan luas lahan, sehingga angka kepadatan penduduk menjadi kecil. sedangkan dampak negatifnya adalah selain adanya peningkatan jumlah penduduk juga adanya penyerobotan lahan oleh anggota masyarakat setempat. Dampak positif reklamasi pantai dari aspek mata pencaharian penduduk adalah tersedianya lapangan kerja, sedangkan dampak negatif yang pada umumnya adalah terganggunya pekerjaan para nelayan ternyata ha1 ini belum nampak. Sebagai kesimpulan maka proses reklamasi pantai di wilayah kepesisiran Kecamatan Teluk Betung Selatan perlu diawasi secara Iebih baik dan profesional agar dampak negatif yang ada menjadi hilang atau setidak-tidaknya menjadi berkurang dan dampak positif dapat dikelola hingga menjadi lebih baik atau lestari

This research was implemented to investigate the coastal reclamation process and the impact of coastal reclamation against the spatial development, physical, economical, and social condition in Coastal Region at Southern Teluk Betung Sub District, Bandar Lampung city. The research was undergone by spatial approach and field work equipped with structured interviews. To prove the impact of coastal reclamation, it applied phenomenological descriptive. The observation of population were the head of family and the head of institution or committee which implemented the coastal reclamation at the village of Bumiwaras, Sukaraja, Kangkung, and Pesawahan. Sample point of field measurement were determined by purposive sampling, meanwhile observation variables were spatial development, sea depth, rubbish pollution, flood spread, pattern of sea currents, wave characteristic, means of livelihood, numbers and spread of population, wind velocity, licenses, reclamation materials, and the applied coastal reclamation method. The coastal reclamation process was analyzed in frequency and percentage table, beside the observation and the field measurement were applied to find out the sea depth, volume and spread of rubbish, wave characteristic and the pattern of sea currents. The result showed there were 43 respondents as the performer of the coastal reclamation consisted of 6 respondents of institutions and 37 persons of respondent of local community member. There were 7 persons who possessed the reclamation licenses or 16.3 % with the coastal reclamation area was 527.500 square meters or 99.54 % of the entire current coastal reclamation area. Most materials of coastal reclamation which used was soil amounted of 50.43 %. Majority of respondents were 32 persons or 74.4 % with reclamation area was 499.064 square meters or 94.18 % of the current coastal reclamation area did not use the revertment. Reviewed upon the current spatial development, there had more positive impacts than the negative one by the coastal reclamation, while the sea depth had more negative impacts. The negative impact of the rubbish pollution was not experienced by the local community because the rubbish had been managed well. There were 2 flood locations out of 8 flood locations which able to be identified considered as the consequences of the coastal reclamation area. The negative impact of sea currents aspect was seen by the numbers of materials were sedimented in the estuary of Way Kuripan. The computation of some wave characteristics showed that the negative impact of coastal reclamation was seen by the presence of the eroded reclamation area, and the positive impacts was seen by the normally wave conditions. Seen by the numbers and spread of population, the positive impact had showed even though occurred the population increasing, but it was followed by the presence of area increment, so the population density value became low, while the negative impact beside the population increase was an illegal occupancy of area by some members of local community. The positive impact of means livelihood was the availability of employment, while the negative impact had not appeared. It can conclude that the coastal reclamation in coastal regon at Southern Teluk Betung Sub District, Bandar Lampung city need to be monitored better and professionally in order to eliminate the current negative impact or at least reduce them and the positive impact could manage better or being last forever

Kata Kunci : Geografi,Reklamasi Pantai,Dampak Fisik dan Sosial


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.