DENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI PENGHASIL BIOFILM PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT AKADEMIK UGM BESERTA POLA KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA

LINDA NURFATIMAH, Dr. dr. Hera Nirwati, M.Kes, Sp.MK ; Prof. dr. Titik Nuryastuti, M.Si., Ph.D, Sp.MK

2021 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Latar Belakang: E.coli merupakan bakteri batang Gram negatif yang umumnya hidup sebagai flora normal pada hewan dan manusia. Walaupun demikian, E.coli dapat bersifat patogen dan meyebabkan infeksi saluran kemih, pneumonia, sepsis dan meningitis. Berbagai laporan menunjukkan adanya peningkatan resistensi E.coli terhadap antibiotik yang berakibat kegagalan terapi. Penanganan infeksi oleh E.coli menjadi lebih sulit akibat kemampuannya membentuk biofilm. Karena mampu membentuk biofilm maka bakteri terlindungi dari antibiotika. Diketahui lebih 80% dari semua infeksi berasosiasi dengan biofilm. Pembentukan biofilm pada tubuh manusia berkontribusi dalam progress infeksi akut menjadi kronis. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi E.coli penghasil biofilm dan pola resistensinya terhadap antibiotika sehingga bisa digunakan sebagai pedoman terapi empiris di rumah sakit. Tujuan Penelitian: Mengidentifikasi kemampuan pembentukan biofilm pada isolat E.coli penyebab infeksi pada pasien yang dirawat di RSA UGM beserta pola kepekaannya terhadap berbagai antibiotika. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan potong lintang. E.coli diisolasi dari isolat klinik pasien rawat inap di RSA UGM Yogyakarta. Identifikasi dan uji kepekaan E.coli dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSA UGM dengan mesin Vitex-2. Identifikasi kemampuan E.coli penghasil biofilm dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FK-KMK UGM dengan metode Microtiter plate biofilm assay. Hasil: Dari 22 isolat klinik E.coli yang diuji, didapatkan bahwa 68% (n=15) dari isolat klinik E.coli yang diuji merupakan penghasil biofilm, dimana 9% (n=2) mmerupakan penghasil biofilm kuat, 14% (n=3) merupakan penghasil biofilm sedang dan 45% (n=10) merupakan penghasil biofilm lemah. Sedangkan 32% (n=7) dari isolat klinik E.coli yang diuji bukan merupakan penghasil biofilm. Selain itu, E.coli yang diisolasikan dari semua sampel pasien infeksi yang dirawat Di RSA UGM Yogyakarta yang diuji memiliki sensitivitas terhadap amikacin (100%), fosfomycin (100%), tigecycline (100%), meropenem (95%), Piperacillin/Tazobactam (85%) dan Nitrofurantoin (80%). Kesimpulan: E.coli yang diisolasikan dari sampel pasien infeksi yang dirawat di RSA UGM Yogyakarta yang diuji memiliki pola sensitivitas yang berbeda terhadap beragam jenis antibiotik. Sensitivitas E.coli terbanyak untuk semua isolat E.coli adalah pada antibiotik amikacin (100%), fosfomycin (100%), tigecycline (100%), meropenem (95%), Piperacillin/Tazobactam (85%) dan Nitrofurantoin (80%). Kemudian sebanyak 15 dari 22 (68%) bakteri E.coli yang menginfeksi pasien rawat inap di RS Akademik UGM mampu membentuk biofilm dengan klasifikasi kuat, sedang, maupun lemah.

Background: E.coli is a Gram negative rod bacteria which generally lives as normal flora in animals and humans. However, E.coli can be pathogenic and cause urinary tract infections, pneumonia, sepsis and meningitis. Various reports have shown an increase in E.coli resistance to antibiotics resulting in treatment failure. The treatment of E.coli infection is made more difficult due to its ability to form a biofilm. Being able to form biofilms, bacteria are protected from antibiotics. It is known that more than 80% of all E.coli infections are associated with biofilms. Biofilm formation in the human body contributes to the progression of acute to chronic infection. For this reason, it is necessary to identify the biofilm-producing E.coli and its pattern of resistance to antibiotics so that it can be used as a guide for empirical therapy in hospitals. Research Objectives: To identify the ability of biofilm formation in E.coli isolates that cause infection in patients treated at RSA UGM and their sensitivity patterns to various antibiotics. Methods: This study is an observational study with a cross sectional approach. E.coli was isolated from inpatient clinical isolates at RSA UGM Yogyakarta. The identification and sensitivity test of E.coli was carried out at the Clinical Microbiology Laboratory of the RSA UGM using the Vitex-2 machine. Identification of the ability of E.coli to produce biofilm was carried out at the Microbiology Laboratory of FK-KMK UGM using the Microtiter plate biofilm assay method. Results: Out of the 22 tested E.coli clinical isolates, it was found that 68% (n = 15) of the tested E.coli clinical isolates were biofilm producers, of which 9% (n = 2) were strong biofilm producers, 14 % (n = 3) is a medium biofilm producer and 45% (n = 10) is a weak biofilm producer. Meanwhile, 32% (n = 7) of the E.coli clinical isolates tested were not biofilm producers. In addition, the E. coli isolated from samples of infected patients treated at RSA UGM Yogyakarta tested had sensitivity to amikacin (100%), fosfomycin (100%), tigecycline (100%), meropenem (95%), Piperacillin/Tazobactam (85%) and Nitrofurantoin (80%). Conclusion: E.coli isolated from samples of infected patients treated at RSA UGM Yogyakarta who were tested had different sensitivity patterns to various types of antibiotics. The most sensitivity of E. coli was found in the antibiotics amikacin (100%), fosfomycin (100%), tigecycline (100%), meropenem (95%), Piperacillin/Tazobactam (85%) and Nitrofurantoin (80%). Based on the results of the study it can be concluded, as many as 15 of 22 (68%) E. coli bacteria that infect patients Hospitalization at the UGM Academic Hospital is able to form strong, medium, and weak biofilms.

Kata Kunci : Escherichia coli, biofilm, antibiotik, Escherichia coli, biofilms, antibiotics