DERMATOFITA PADA KUCING DI WILAYAH YOGYAKARTA

ANJAR ANITA, Dr. drh. Soedarmanto Indarjulianto

2011 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN HEWAN

Dermatofitosis adalah penyakit infeksi jamur yang menyerang bagian kulit superficial. Penyakit ini disebabkan jamur keratinophilic dari genus Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton. Dermatofita yang biasanya menyerang kucing adalah Microsporum canis, Microsporum gypseum, dan Trichophiton mentagrophytes. Dermatofitosis di Yogyakarta sering terjadi, tetapi belum dilaporkan tentang penyebab primernya. Penelitian ini bertujuan untuk mengi solasi dan mengidentifikasi dermatofita yang menimbulkan dermatofitosis pada kucing di wilayah Yogyakarta. Dua puluh lima kerokan kulit kucing dengan lesi klinis dermatitis meliputi alopecia, erythema, papula, pustula, dan kulit keras bersisik diambil sam pelnya untuk penelitian ini. Dermatofita diidentifikasi secara makroskopis dengan menggunakan media sabouraud's dextrose agar (SDA) dan secara mikroskopis menggunakan lacto phenol cotton blue (LPCB), dilanjutkan dengan metode slide culture. Hasil dari penelitian ini menunjukan sebanyak 20 dari 25 sampel tumbuh antara empat sampai delapan hari setelah dipupuk pada media SDA. Bagian atas koloni tampak seperti kapas dengan warna putih ditengah dan berwarna kuning kecoklatan pada pinggir-pinggir yang membulat. Di sebalik media SDA tampak berwarna kuning cerah di bagian tengah dan kuning kecoklatan sampai coklat cerah, dan tidak berwarna pada pinggirnya. Secara mikroskopis, biakan mempunyai septa dan cabang hyphae dengan makrokonidia yang besar, berbentuk seperti kumparan yang tengahnya membulat, dan mempunyai 6 -12 sel, mikrokonidia kecil dan memiliki satu sel oval dengan hyphae. Semua ciri-ciri dari biakan tersebut menunjukan gambaran dari Microsporum canis. Berdasarkan penelitian ini di simpulkan bahwa 80 % ku cing yang diambil sampelnya, menderita dermatofitosis disebabkan oleh jamur Microsporum canis.

Dermatophytosis is a superficial fungal infection of the skin. It is caused by keratinophilic fungi of the genera Microsporum, Trichophyton and Epidermophyton.. The most common dermatofita in cats are Microsporum canis, Microsporum gypseum, and Trichophiton mentagrophytes. The aim of this study were to isolate and identify the presence of dermatophyta in cats specialy in Yogyakarta region. Twenty five skin cat scrapings with clinically dermatitis lesions including alopecia, erythema, papules, pustules, scaly and crusty were used in th is study. Identification of dermatofita performed by macroscopic using modified sabouraud's dextrose agar (SDA) medium and microscopic using lacto phenol cotton blue (LPCB), followed by slide culture methods. The results of this study showed that 20 of 25 samples were grew between fourth to eighth days post cultivation. On the upper side of the colony surfaces were looks like cottony with white color in the central and surrounded by yellow to light brown. On the reverse side, it appeared bright yellow - orange colors and colorless at the edges. By microscopic, the isolates had a septate and branched hyphae with big macroconidia, round rod-shaped, and had 6-12 cells. Small microconidia could be observed as single-cell oval along with the hyphae. According this research can be concluded 80 % cats suffering dermatofitosis caused by fungus Microsporum canis.

Kata Kunci : Isolasi, Identifikasi, Dermatofita, Kucing, M. canis.