GAMBARAN VARIASI ANATOMI SINONASAL PASIEN RHINOSINUSITIS KRONIS BERDASARKAN PEMERIKSAAN COMPUTED TOMOGRAPHY

ANNISA RAHMAWATI, dr. Nurhuda Hendra Setyawan, Sp.Rad, M.Sc ; Dr.dr. Lina Choridah, Sp.Rad(K)

2021 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Latar Belakang: Penyakit sinonasal, terutama rhinosinusitis, adalah penyakit yang sangat umum di Departemen Ilmu Kesehatan THT. Area sinonasal memiliki berbagai variasi anatomi yang cukup kompleks. Variasi anatomi sinonasal memainkan peran penting dalam berkontribusi terhadap obstruksi kompleks osteomeatal, gangguan drainase dan ventilasi, yang akhirnya menyebabkan peradangan pada mukosa sinus. Identifikasi gambaran variasi anatomi sinonasal penting untuk keperluan terapi dan analisis pre-operatif pada pasien rhinosinusitis kronik. Oleh karena itu, perlu adanya studi mengenai gambaran variasi anatomi sinonasal pada pasien rhinosinusitis kronis. Computed Tomography adalah modalitas radiologi yang paling baik dalam menilai variasi anatomi sinonasal. Tujuan: Untuk mengetahui distribusi variasi anatomi sinonasal pada pasien rhinosinusitis kronis berdasarkan pemeriksaan Computed Tomography di RSUP Dr. Sardjito. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif dengan pengambilan data secara cross sectional retrospektif dari data MSCT SPN pasien rhinosinusitis kronis tahun 2017-2019 di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Kriteria eksklusi dari penelitian ini yaitu pasien dengan keganasan, trauma kepala terutama wajah, riwayat operasi sinonasal sebelumnya, dan pasien dengan data MSCT SPN yang berkualitas kurang baik. Hasil: Didapatkan sebanyak 208 data yang memenuhi kriteria. Sebanyak 94 kasus adalah laki-laki dan 114 kasus adalah perempuan. Sebanyak 193 (92,8%) mengalami rhinosinusitis kronis tanpa polip nasi dan 15 (7,2%) memgalami rhinosinusitis kronis dengan polip nasi. Variasi anatomi yang ditemukan pada penelitian ini dari yang paling sering adalah: konka bullosa sebanyak 66 (31,7%), pneumatisasi prosesus uncinatus sebanyak 9 (4,3%), sel Haller sebanyak 36 (17,3%), sel Onodi sebanyak 17 (8,2%), sel agger nasi sebanyak 24 (11,5%), dan konka media paradoksal sebanyak 24 (11,5%). Kesimpulan: Distribusi variasi anatomi sinonasal dari yang paling sering yaitu konka bullosa (31,7%), sel Haller (17,3%), sel agger nasi (11,5%), konka media paradoksal (11,5%), sel Onodi (8,2%), dan pneumatisasi prosesus uncinatus (4,3%).

Background: Sinonasal disease, especially rhinosinusitis, is a very common disease in the ENT Department. The sinonasal area has quite complex anatomical variations. Sinonasal anatomical variations play an important role in contributing to obstruction of the osteomeatal complex, impaired drainage and ventilation, which ultimately leads to inflammation of the sinus mucosa. Identification of the sinonasal anatomical variations is important for therapeutic purposes and preoperative analysis in chronic rhinosinusitis patients. Therefore, it is necessary to study sinonasal anatomical variations in chronic rhinosinusitis patients. Computed tomography is the best radiological modality in assessing sinonasal anatomical variation. Objective: To determine the distribution of sinonasal anatomical variations in chronic rhinosinusitis patients based on computed tomography examination at Dr. Sardjito hospital. Methods: This study used a descriptive observational method with cross-sectional retrospective data collection from MSCT SPN data for chronic rhinosinusitis patients in 2017-2019 at dr. Sardjito hospital Yogyakarta. The exclusion criteria of this study were patients with malignancy, head trauma, especially facial, previous history of sinonasal surgery, and patients with poor quality of MSCT SPN data. Results: There were 208 data that met the criteria. A total of 94 cases were male and 114 cases were female. A total of 193 (92.8%) had chronic rhinosinusitis without nasal polyps and 15 (7.2%) had chronic rhinosinusitis with nasal polyps. The anatomical variations found in this study, were: concha bullosa 66 (31.7%), pneumatization of the uncinate process 9 (4.3%), Haller cells 36 (17.3%), Onodi cells 17 (8.2%), agger nasi cells 24 (11.5%), and paradoxical middle turbinate 24 (11.5%). Conclusion: The distribution of sinonasal anatomical variations from the most frequent ones is concha bullosa (31.7%), Haller cells (17.3%), agger nasi cells (11.5%), paradoxical middle turbinate (11.5%), Onodi cells (8.2%), and pneumatization of the uncinate process (4.3%).

Kata Kunci : Rhinosinusitis kronis, variasi anatomi sinonasal, Computed Tomography